Bagian 31. Rekayasa dan Cinta

463 47 13
                                    

Epidose 2. Ratu Naila


Bagian 31. Rekayasa dan Cinta


Sebagai pemimpin, walau hanya sementara, Ratu Naila mulai disibukkan dengan urusan-urusan kerajaaan. Mulai menyita waktunya, mulai meningkat emosinya, mulai pula menyulitkan para bawahannya.

Ratu Naila lebih teliti dan hati-hati dalam mengambil keputusan. Berbeda dengan ayahnya. Ratu Naila membutuhkan laporan lebih lengkap untuk memutuskan sesuatu. Terlebih menyangkut nasib rakyatnya. Pejabat Tinggi Kerajaan mengakui kehati-hatian Sang Ratu ada baiknya bagi mereka dan negeri ini, tapi sebagian dari mereka merasa direpotkan untuk memenuhi persyaratan yang diinginkan Ratu.

Ihgram juga telah menjabat sebagai Kepala Keamanan Negeri. Urusan yang ia hadapi lebih besar dari sebelumnya. Ia tidak lagi mengkoordinir anak buahnya untuk mengawal para petinggi negeri, namun ia mengkoordinir atas keamanan seluruh negeri.

Disamping tugas resmi yang dibebankan itu, Ihgram juga dilibatkan oleh Ratu Naila dalam misi pencarian Putra Geoni. Misi rahasia yang telah dimulai dari pemerintahan ayahnya Ratu Naila, Raja Iszi. Misi yang dilakukan secara tertutup dan terbatas pada orang-orang tertentu.

Sebagai Kepala Keamanan Negeri, jabatannya yang sekarang diharapkan akan memudahkan penelusuran tersebut. Walau bebas menggunakan sumber daya yang ia miliki, namun Ihgram menggunakannya secara hati-hati.

Mengenai hubungan antara Revan dengan Astea, Ihgram juga telah mendapatkan jawabannya dari Dayang Muriu. Walau masih merasa khawatir, namun Ihgram dapat merasa lega mendengar cerita yang sebenarnya.

Ketika Dayang Muriu balas mempertanyakan mengapa Ihgram mempermasalahkan hubungan antara Revan dengan Astea, Ihgram merasa sulit untuk menjelaskan.

"Anda tidak bermain-main dengan dugaan itu kan, Tuan?"

"Aku juga tidak yakin kalau Baginda Ratu bisa merasakan hal-hal yang seperti itu."

Jawaban itu membuat Dayang Muriu diam merenungkannya.

Dua hari berlalu kemudian.

Revan, Gilam dan Noeda masih dalam perjalanan menuju Desa Elari. Desa yang berbatasan dengan Kerajaan Grandia.

Sementara ketiga orang itu semakin menuju pada simpulan dan data akhir, aktivitas penelitian terhadap pelaku penyerangan Kirikina oleh kelompok yang dibentuk oleh Ratu Naila di istana, semakin menghadapi permasalahan sendiri.

Janari, orang yang diduga kuat terlibat dalam penyerangan, yang sengaja ditunjuk menjadi pemimpin kelompok, semakin hari semakin mendapat tekanan dari berbagai pihak untuk menunjukkan hasil pekerjaannya. Dia berniat untuk menutup-nutupi namun pihak lain menekannya untuk membongkar sendiri perbuatannya.

Tekanan yang didapatkan oleh kelompok penyelidik tersebut sebenarnya dibentuk secara diam-diam oleh Ratu Naila sendiri. Senjata makan tuan, seperti itu skema yang direncanakan sang Ratu jelita Naila dalam aksinya membalas perbuatan mereka.

Selain terhadap aktivitas kelompok penyelidik itu, tidak ada kegiatan lain yang dilakukan oleh Ratu Naila. Kecuali kegiatan biasa sehari-hari dan kegiatan yang dirahasiakan olehnya.

Ketika dipertanyakan, Mordan yang selalu setia di samping Ratu menjelaskan. "Kabarnya telah cukup terjadi kepanikan di markas Pasukan Perang Wilayah Selatan. Beberapa orang yang Anda perintahkan untuk diculik dari mereka, telah berhasil dilakukan. Mereka cukup kerepotan sendiri menghadapi peristiwa itu. Dan sejauh ini, mereka belum melaporkannya pada Pasukan Keamanan Negeri karena mereka merasa serba salah untuk melaporkannya. Mereka ragu menyelesaikan masalah itu karena itu justru akan membongkar aib mereka sendiri."

Pewaris TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang