Si Penggerutu

46.8K 3.9K 523
                                    

Kalo ada typo, komen ya, ebebku semua :*
Aku gak baca ulang, jadi mohon dimaklumi '^^

###

Beberapa hari selanjutnya, Rangga tak pernah lagi bertemu dengan Brian. Sisi baiknya, Rangga tak lagi dijahili olehnya dan teman-temannya. Itu bagus. Tapi entah kenapa, lama-lama Rangga merasa kangen dengan cowok itu. Rangga ingin melihat ekpresi marahnya yang entah kenapa terlihat lucu. Dan di saat Rangga merasa hampa seperti ini, anak itu malah menghilang.

Jam istirahat ini, Rangga diajak (baca : dipaksa) Iyok dan Arfa untuk makan di kantin. Rangga sudah berusaha menolak, tapi Iyok malah menyeretnya seperti anak kecil.

Rangga tak suka makan di kantin. Ia jauh lebih suka makan di kelas atau kalau bisa, ia bahkan lebih ingin makan di toilet.

Alasan?

"Kamu Rangga kan? Fofo bareng yuk!"

"Rangga, duduk sama kami aja!"

"Rangga, kenalan dong!"

"Rangga, kamu tinggal dimana?"

"Udah punya pacar?"

Rangga trauma pergi ke kantin sekokah ini. Setiap ingin membeli makanan, waktunya terkuras banyak sekali. Lah, ini malah disuruh makan di kantin! Gimana caranya dia bisa habisin makanannya kalau orang-orang selalu berdatangan tanya ini-itu?

"Rangga bener-bener udah jadi pangeran sekolah, Fa!"

Di samping, Iyok sok berbisik ke Arfa dengan suara yang dikeraskan dengan sengaja. Mereka berdua lalu tertawa cengengesan.

Rangga kesal. Ini jebakan. Ia mengangkat sendoknya, lalu memukul kepala Iyok dengan sendok itu.

"Aw!" Iyok mengelus kepalanya dengan bibir yang masih sibuk cengengesan.

Rangga menggeleng, lalu mulai melahap makanannya lagi. Hari ini, ia makan gado-gado.

Iyok dan Arfa pun mulai melanjutkan makan mereka, sambil tetap cengengesan saat seseorang lagi-lagi 'mengganggu' Rangga.

Ingin Rasanya Rangga mematahkan leher seseorang. Daripada diganggu saat makan seperti ini, Rangga lebih suka dijahili oleh Brian. Kan kalau Brian menjahilinya, ia bisa punya kesempatan lagi untuk menciumnya, merasakan bibir kenyal anak itu.

Tunggu.

Sejak kapan Rangga suka mencium si preman itu? Brian itu cowok, Rangga!

"Ih! Kenapa kak Brian balik lagi?"

Rangga menoleh ke Iyok, ketika nama Brian disebut. Rangga mengikuti arah tatapan Iyok, hanya untuk mendapatkan kebingungan. Rangga kembali menatap Iyok.

"Ia! Tadi kak Brian mau masuk ke sini, tapi pas liat lo dia langsung balik lagi, Ngga," ucap Iyok.

"Yahhh, gue gak liat," Arfa mendengus, menyesal.

Rangga mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa tu anak?"

Iyok mengangkat bahu. "Emangnya waktu kak Brian ajak ketemuan di ruang kesenian, kalian berdua ngapain?"

Rangga menatap Iyok yang memasang wajah polos saat bertanya. Apakah Rangga harus jujur? Rangga tak tega berbohong saat Iyok menatapnya dengan polos seperti ini.

"Gue sama Brian bikin kerajinan tangan."

Iyok memanyunkan bibirnya. "Gue tanya serius!"

Rangga menarik ujung bibirnya. "Makan aja cepetan, bel masuk kelas mau bunyi," ucap Rangga, yang dihadiahi decihan kesal dari Iyok.

TROUBLEMAKER ; Rangga Argian [END] [E-Book] [BUKU FISIK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang