Si Basket

65.5K 4.7K 612
                                    

Konnichiwa, minna!! Masih kuat puasanya kan? Aku baru mau mulai puasa, nih.. Bulan merahnya baru aja kelar, huhuhu @w@)~

Koreksi bila ada typo atau pemilihan kata kurang pas ^^

Oke, hepi riding

--------------

Rangga sekarang jadi korban bullyan. Si Brian dan kawanannya tak pernah berhenti mengganggu Rangga. Rangga memang tak menganggapnya sebagai masalah, hanya saja yang ditakutkannya itu adalah jika ia kelepasan.

Bruk!

Rangga terjungkal kedepan, ketika tiba-tiba kakinya tersandung oleh kaki lain. Ketika ia mendengar tawa terbahak beberapa orang dari belakangnya, ia tau kalau mereka adalah kawanan si rambut merah.

"Makanya kalo jalan itu pake mata, goblok!" suara Brian terdengar, lalu ia kembali menertawai Rangga.

Rangga tak menjawab. Ia hanya mendengus pelan, lalu kembali berdiri dan berjalan menuju gerbang sekolah. Beberapa siswa lain yang lewat, menatapnya dengan beragam tatapan.

Ketika Rangga baru keluar dari pagar sekolah, sebuah tepukan mendarat di pundaknya. Surai hitam seseorang muncul dari sampingnya.

"Yo, Rangga!" sahut cowok itu dengan senyum lebarnya. "Gue temen sekelas lo. Nama gue Iyok. Salam kenal ya," ucapnya lalu memberi uluran tangan.

Rangga menjabat tangan itu, lalu cowok itu tersenyum senang. Rangga menatapnya, hendak mencari maksud dari cowok itu tiba-tiba mendekatinya. Saat Rangga sadar kalau cowok yang bernama Iyok itu hanya ingin berteman, Rangga kembali menatap ke depan.

"Lo pulangnya lewat mana?" Iyok bertanya.

Rangga menunjuk arah kanan jalan. "Ke sana. Gue tinggal di apartemen Citra Lestari." Rangga menjawab singkat.

"Eih, keren banget tempat tinggal lo! Itu apartemen mahal!" Iyok berkata dengan tatapan sedikit tak percaya. Ketika tak ada jawaban dari Rangga yang berarti, Iyok menambahkan. "Kebetulan arah rumah gue juga lewat sana, kita pulang bareng yok!" ajaknya.

Rangga setuju, dan mereka berdua pun berjalan pulang bersama.

"Betewe, tadi gue liat lo dijahili sama kakak-kakak kelas tadi ya?" Iyok mulai bertanya lagi, dengan tatapan sedikit serius. "Lo dengerin gue, Ngga. Mereka itu preman di sekolah kita. Ketua mereka itu Brian Azriel. Kalian udah kenalan kan?" Iyok menatap Rangga.

Rangga awalnya hanya akan mengganggap ocehan cowok di sampingnya itu sebagai angin lalu. Basa-basi. Tapi ketika dia membawa nama Brian Azriel, Rangga kini sedikit tertarik.

Rangga mengangguk. "Sudah kebiasaannya?"

Mendengar pertanyaan itu, Iyok tersenyum prihatin. "Dia mau kenalan cuma sama target bulliannya. Dan kayaknya, lo target barunya, Ngga." Iyok mulai menepuk-nepuk punggung Rangga.

Rangga menatap sebentar, lalu mengangguk kecil.

Iyok sedikit bingung dengan reaksi Rangga. Rangga seperti tak mereka takut sama sekali. Iyok tak bisa menemukan ada setitik ketakutan dari matanya. Iyok kemudian kembali berkata. "Semua anak-anak sekolah bahkan beberapa guru takut sama si Brian itu. Yah, secara sih, dia itu anak dari pemilik sekolah kita makanya dia berani berbuat sesukanya."

"Jadi dia nggak pernah masuk ruang BK?"

"Dijewer aja gak pernah, Nnga! Guru-guru gak ada yang berani sama dia. Lo tau kenapa? Dulu pernah ada guru yang kasih dia hukuman berdiri hormat bendera sendirian, dan besoknya guru itu dipecat dengan nggak hormat sama ayah Brian. Gila kan?!" Iyok berkata panjang lebar.

TROUBLEMAKER ; Rangga Argian [END] [E-Book] [BUKU FISIK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang