Preman sekolah. Suka bully anak orang. Gengsian. Keras Kepala. Tak tau aturan. Rambutnya dicat merah.
Kenal tidak?
Ya. Dia itu Brian Azriel. Dia itu anak pembangkang. Hanya suka hidup dengan semau dia. Bernaung dalam lindungan orang tuanya, ia jadi berani pada semua orang. Sifat yang buruk dan pemikiran pendek pun jadi hasil.
Sejauh ia hidup, ia hanya takut akan beberapa hal. Kemarahan ayahnya, dan beberapa hal lain yang harus diingat dulu jika ingin dieja. Yah, semua itu terus saja monoton. Tapi suatu hari ada seorang murid baru yang terkadang membuat ia kepanasan sendiri. Murid baru itu namanya Rangga. Brian selalu ingat, ia tak pernah takut dan merasa terlalu berpikir panjang jika menghadapi seseorang yang menurutnya ada dibawahnya. Namun Rangga ini beda. Rangga iblis! Brian yakin ia tak takut pada iblis semacam Rangga yang telah berhasil mencuri ciumannya. Tapi entah bagaimana, sebuah kedekatan yang tak wajar antara ia dan Rangga telah menyapanya.
Rangga Argian dari kelas XI IPA. Brian sudah hafal itu. Karena di awal, ia sudah berkenalan dengan Rangga. Brian selalu minta kenalan dengan orang yang akan menjadi target bullyannya. Tapi kok sekarang ia merasa terbalik? Seharusnya ia yang membully Rangga seperti anak-anak berandal di Amerika sana, tapi kenapa terkadang malah ia yang merasa dijatuhkan oleh Rangga?!
Ini tak adil.
Brian harus melakukan apa? Melakukan apa?! Ia merasa ingin menangis. Apalagi sekarang ia merasa aneh dengan perasaannya. Kemarin ia melihat Rangga sedang berduaan dengan perempuan. Brian sedikit terkejut. Hal yang ia lihat kemarin itu seperti baru dimatanya. Asing. Brian jarang melihat Rangga dengan perempuan. Palingan Rangga hanya diam bersama dengan teman-teman sekelasnya, dan... bersama dengannya? Brian akan melupakan sifat gengsinya demi dua kata terakhir itu. Haha..
Ya, intinya begitu. Rangga dengan teman-temannya, atau Rangga bersamanya. Tapi sekarang lain lagi. Rangga lebih sering berduaan dengan si cewek yang kemarin itu! Padahal biasanya Rangga selalu mencari gara-gara dengannya. Tunggu. Bukannya itu terbalik? Aish, terserahlah! Yang jelas, sekarang Brian sedang bingung dengan dirinya sendiri.
Brian bingung. Sekarang ia sedang menjadi penguntit. Lagi. Ia bersembunyi diam, sambil menatap tajam dua orang yang sedang duduk bersama. Itu Rangga dan cewek yang sama!
Bilang saja kalau Brian itu gak punya kerjaan. Emang! Kalau pun ada, palingan itu ngebully orang. Haish!
Brian sudah menjalan misi dadakannya selama setengah jam. Walaupun ia tak bisa mendengar apapun yang mereka bicarakan, Brian tetap setia di tempatnya. Daripada merasa lelah, ia malah makin merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Perasaannya jadi makin absurd, ketika ia makin berusaha memikirkannya. Masalahnya, ia bingung. Kenapa ia malah merasa ingin menjauhkan cewek itu dari Rangga?! Kenapa ia malah merasa iri?! Terisisihkan?! Seharusnya kan, ia merasa iri sama Rangga! Oke. Perasaan menggelitik ini tak pernah dirasakan oleh Brian.
Brian menunduk, memejamkan matanya. Mungkin ia harus menghentikan aksi penguntitan ini, sebelum ia tercyduk. Brian mengangkat kepala lagi.
OH, SHIET!
Brian melotot horor. Rangga dan cewek itu berciuman! Brian menatap dengan mata telanjang, sampai ciuman itu berakhir. Brian tak bisa menoleh ke tempat lain. Ia seperti sudah terpaku di tempatnya.
Bibir itu... bibir yang pernah meraup bibirnya secara gila dan tak berperasaan. Sekarang itu pergi mencium bibir yang lain. Brian merasa terbodohi! Brian merasa kesal, entah kenapa. Ia merasa ingin sekali membanting sesuatu.
"Hoi, Bro! Ngapain jongkok di situ?"
Gubrakk!!
Brian sekarang benar-benar tercyduk. Suara yang begitu familiar terdengar mengelegar dari arah belakang. Ternyata itu teman segengnya. Pengacau!
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLEMAKER ; Rangga Argian [END] [E-Book] [BUKU FISIK]
Teen Fiction[18+] Rangga Argian kini harus berpura-pura menjadi anak alim di sekolah barunya, setelah ia dengan sengaja membuat seseorang kehilangan nyawanya dalam sebuah tawuran antar sekolah. Brian Azriel, preman yang paling ditakuti di sekolah barunya itu ki...