Si Lemah

54.7K 3.5K 238
                                    

♡♡♡♡♡

Bel pulang sekolah berbunyi. Rangga dan Iyok baru saja membereskan barang-barang mereka, saat seseorang menyapa mereka di ambang pintu kelas.

"Kalian bedua mau langsung pulang?"

Arfa namanya. Rangga ingat, mereka setim saat bermain basket.

"Kenapa? Mau nraktir?" tanya Iyok dengan cengiran canda.

Arfa menatap jijik. "Dih, gak ye.. Gue cuman mau ajak makan bakso. Mau gak?"

"Bayar sendiri-sendiri?" Iyok kembali bertanya. Berharap.

Arfa manatap datar. Diam sebentar, lalu membuka mulut. "Atau gini aja... Lo yang nraktir gue, gimana?"

"Hoo... Ngajak berantem ya?" Iyok mulai menyiapkan kuda-kuda khas orang mau ancang-ancang buang air besar. Saat ia menoleh, berencana mau minta bantuan Rangga, ternyata orangnya sudah lenyap, hilang tak tersisa. "Loh." Iyok menoleh ke kanan dan kiri. Rangga tetap tak ada.

"Cepet banget tuh anak ilangnya!" Arfa mendelik antara takjub dan tak percaya. Seperti di film-film horor, seseorang bisa hilang dalam sekejap mata.

Iyok kembali berdiri tegap. Dasar tuh anak, batinnya. Menggeleng sejenak, ia menepuk pundak Arfa. "Duluan ya, Fa. Mau nyusul si muka dinding dulu," ucapnya,meninggalkan Arfa di ambang pintu.

"Lah?"

Arfa sekarang bingung mau mengajak siapa lagi untuk menemaninya makan bakso. Rangga dan Iyok adalah kesempatan terakhirnya. Dan ia gagal mendapatkan hati mereka. Haruskah Arfa makan sendirian? No, no! Nanti dia keliatan banget jomblonya. Arfa gak suka! Mungkin dia harus cari pacar dulu, sebelum berfikir untuk makan bakso. Eh?

.

.

"Rangga!" Iyok berteriak di belakang Rangga sambil berlari kecil. Ia kemudian menggapai pundak tegap milik Rangga. "Lo cepet banget kaburnya, astaga!"

Rangga tak membalas omongan Iyok. Ia hanya mendengus dan terus menapakkan kakinya keluar gedung kelas.

Bel pulang sekolah belum lama berbunyi, jadi masih banyak murid-murid yang berlalu lalang. Setiap murid perempuan yang bepapasan dengan Rangga, tak bisa untuk tidak terbengong dengan wajah rupawan milik Rangga. Mereka terpesona hanya dalam pandangan pertama. Iyok yang berjalan di sebelah Rangga terkena cipratannya.

"Hai..." segerombolan cewek menyapa dengan pandangan genit.

"Hai, cantik..." Iyok yang membalas dengan senyum lebar. Iyok berasa jadi terkenal dalam sekejab. Berteman dengan orang seperti Rangga ternyata bisa membawa keuntungan.

Iyok terus membalas sapaan para gadis yang lewat. Iyok sekarang sangat senang. Siapa tau habis ini ada yang kecantol dengannya. Iyok kan gak terlalu jelek-jelek amat. Haha.

"Hai..."

"Hai, can-" Iyok nyaris saja tersedak. Yang menyapa kali ini bukanlah cewek cantik, melainkan cowok yang ditakuti seisi sekolah. Siapa yang tak kenal dengan rambut yang dicat merah itu?! Dan teman-teman yang selalu mengikutinya seperti anak ayam?

Rangga dicegat tepat di depan parkiran sekolah.

"Gue cuman mau ajak ngobrol gak lama. Lo punya waktu, kan?" Brian bertanya dengan seringai lebar.

Rangga sebenarnya tak punya waktu. Dia punya pekerjaan yang lebih penting daripada harus mengobrol dengan preman sekolah. Tapi kalau ia menolak, pasti ia akan di-bully lagi.

"Gue-"

"Ahh.. pasti lo punya waktu, kan?" Brian memotong, sambil menepuk lengan Rangga. Meski kelihatan tepukan bercanda, namun itu benar-benar tepukan kuat yang disengaja. Iyok yang merasakan tertekan di sini. Ia ingin pergi, namun tak ingin meninggalkan Rangga juga.

TROUBLEMAKER ; Rangga Argian [END] [E-Book] [BUKU FISIK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang