♡♡♡♡♡
"Hueeee.. Rangga!!"
Pagi ini, Rangga dibuat berisik dengan rengekan dari teman sebangkunya. Siapa lagi kalau bukan Iyok? Anak itu sedang merajuk karena kemarin, Rangga lupa dengan pecel mereka. Memang, ini salah Rangga karena telah lupa. Tapi salahkan Brian juga, karena telah membuat Rangga lupa.
"Sori Iyok, gue lupa," Rangga meminta maaf. Tapi Rangga tak sadar, kalau mimik wajahnya itu tak menggambarkan rasa bersalah sama sekali. Iyok jadi tambah mewek.
"Lo gak tau, gue udah mandi cepet-cepet, udah nyisir rambut sampe rapi, dan nunggu lo sampe malem-malem. Tapi lo gak muncul-muncul! Gue bahkan ketiduran di depan pintu, sampe-"
"Pulang sekolah, kita pergi ke restoran cina. Gue yang traktir."
"Yeeyyy!" Iyok seketika melompat kegirangan.
Arfa memiringkan wajahnya, menoleh ke arah Iyok. "Yok, gue mau nanya sesuatu."
"Apa?" Iyok bertanya dengan semangat 45.
Arfa mulai membuat raut bingung. "Kemarin, lo mandi, nyisir rambut sampe rapi. Lo itu mau keluar beli pecel atau ke mall sih?"
Iyok menatap diam, namun wajahnya tetap memancarkan kilauan semangat dan bahagia. "Beli pecel," jawabnya singkat. "Tapi kan walaupun cuman beli pecel, lo harus tetap ganteng!"
Arfa menatap jijik. "Dih, dasar."
.
.
.
"Rangga, gue bingung mau pesen apa," Iyok menatap buku menu yang sedang ia pegang. Ia hanya membolak-balikkan lembaran buku itu dengan tatapan bingung tujuh keliling. "Gue gak pernah makan makanan cina," lanjutnya.
"Mau gue yang pilihin?" tawar Rangga. Rangga salah lagi. Seharusnya ia membawa Iyok ke restoran indonesia saja.
Iyok menatap Rangga beberapa saat. Lalu dengan wajah polosnya, ia bertanya. "Gue gak bisa pesen pecel, ya?"
Pelayan restoran yang sedang berdiri di samping mereka tiba-tiba tertawa kecil, mendengar pertanyaan Iyok. Rangga hanya menghela napas.
Akhirnya, Iyok pun memesan makanan sejenis sup yang direkomendasikan pelayan restoran tadi. Begitu Iyok mencobanya, ia bisa merasakan rasa lezat yang walaupun asing, namun tetap ngena di hati.
"Wii! Rangga, ini apa?" Iyok mengangkat sendoknya.
"Itu telur kepiting."
"Woooaaa.." Iyok menatap takjub. Ia kemudian melanjutkan makanannya dalam diam yang bersemangat.
Sekarang Rangga bisa menenangkan Iyok. Cukup mudah, hanya saja...
"Gue cuman ngajak Iyok, kenapa lo ikut juga?" Rangga berkata tak senang.
Arfa nyengir. "Masa' cuman Iyok yang ditraktir? Jangan pilih kasih, lah~" Arfa mengangkat piring makanannya, lalu mengedipkan sebelah matanya. "Selamat makan!"
Rangga mendengus. Dia bukan hanya sedang mentraktir Iyok, namun juga si Arfa.
.
.
.
"Uwa, gue kenyang~" Iyok menepuk-nepuk perutnya dengan wajah mengantuk. Ia sekarang sudah seperti hamil 3 bulan.
Rangga, Iyok, dan Arfa baru saja keluar dari restoran cina tadi. Saat ini, hari sudah mau gelap, dan mereka masih memakai seragam sekolah. Pulang sekolah tadi, mereka langsung pergi makan tanpa pulang ke rumah dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLEMAKER ; Rangga Argian [END] [E-Book] [BUKU FISIK]
Teen Fiction[18+] Rangga Argian kini harus berpura-pura menjadi anak alim di sekolah barunya, setelah ia dengan sengaja membuat seseorang kehilangan nyawanya dalam sebuah tawuran antar sekolah. Brian Azriel, preman yang paling ditakuti di sekolah barunya itu ki...