Suara pecahan kaca diiringi bunyi nyaring alarm mobil, menghentikan aktifitas Faizal yang tengah memperhatikan layar ponselnya. Ia juga mengurungkan untuk menyalakan mesin mobil.
.
Sebelumnya, dua orang pemuda berusaha mengambil barang yang ada di dalam mobil Honda Jazz berwarna kuning yang sedang terparkir.Mobil Manda.
Ya, mobil yang hampir menjadi target dua pemuda itu adalah mobil Manda. Beruntung, sang empunya memergoki walau sudah setengah terjadi."Haish.. pada ngapain kalian berdua otak-atik mobilku!" Manda beralih pandang pada dua pemuda yang ada di hadapannya.
"Apa? Kamu mau apa?" hardik dari salah satu pemuda itu. Bau alkohol tercium jelas dari keduanya.
"Lepas deh tangan kalian berdua dari mobilku! Kalian butuh apa? Makan?" Manda merogoh saku jeansnya dan menarik dua lembar uang seratus ribuan kemudian mengulurkan pada keduanya.
"Nih, buat beli makan!" sambung Manda pada kedua pemuda yang masih terdiam itu."Songong banget nih cewek! Kagak takut loe sama gue!"
"Eh, bukannya songong! Mobil aku itu modifnya mahal, dari pada kalian rusak tanpa faedah, mending aku tanya, kalian mau ngapain? Di dalem nggak ada apa-apanya! Tuh box-box, isinya cuma alat make up dan lipstik doang! Nggak ada barang berharga! Nih barang berharganya ada di tas aku!" ucap Manda sambil menunjukkan tas yang ada di punggungnya.
Ups...!
Manda menutup mulut menyadari kesalahan ucapannya. Ia hanya tersenyum canggung melihat dua pemuda yang telah menyeringai dan tersenyum iblis.
Keduanya melangkah maju. Sedangkan Manda perlahan memundurkan langkahnya.
"Serahin kunci mobil!" hardik salah satu pemuda.
"Ish... Ogah! Udah pada pulang sana! Aku juga mau pulang, udah gerah ini!" Manda mengibas-ngibaskan tangannya. "Ntar dicariin Emak loh!" sambungnya lagi tanpa dosa.
Geram akan penuturan Manda, kedua pemuda itu saling bertatap seolah memberi kode.
Satu pemuda berada di depan Manda, sedangkan yang satunya mengambil batu kemudian tanpa aling-aling memukulkan batu tersebut pada kaca mobil Manda.
Alarm mobil dan pecahan kaca mendominasi suara pada petang itu.
"Oh.. No! Yellow ku!"
'Bugh..!'
Teriakan Manda diiringi satu tendangan mendarat pada selangkangan pemuda yang ada di depannya.
"Enak? Bangor banget dibilangin juga! Eh kamu, kemari! Tangannya belum pernah digiles batu ya!" ucap Manda berapi-api pada pemuda yang ada di hadapannya dan beralih pada lelaki yang tadi memecahkan kaca mobil.
Dengan semangat Manda mencengkram kerah lelaki itu. Tanpa tanggung-tanggung Manda sekuat tenaga menendangkan lutut pada perutnya.
Dan dari kejauhan, Faizal melihat, pemuda yang sedari tadi menenangkan selangkangannya, kini telah bangkit dan menarik Manda hingga wanita itu terjatuh.
Hampir saja Manda menerima pukulan balasan. Namun terinterupsi oleh suara bariton milik Faizal yang membuat kedua pemuda itu lebih memilih untuk berlari pergi.
."Udah, ngapain juga tuh kaca remuk kamu lihatin. Nggak bakalan kembali utuh juga!" Faizal berdiri di samping Manda. Sedangkan wanita itu masih duduk dalam posisi jatuhnya di pinggir aspal.
"Cerewet ah!" ujar Manda dengan sebalnya, "Andai cuma dilihatin tuh kaca bisa balik utuh! Bengkel kamu nggak akan laku!" sambungnya lagi.
Ucapan Manda membuat Faizal diam. Lelaki itu malah fokus pada pergelangan kaki Manda yang terlihat memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Or Not?
Humor"Ups, maaf! He...he... nggak sengaja! Reflek, saking senangnya!" kata-kata itu keluar dari mulut Manda, saat Faizal menarik tangan yang hendak dicium oleh Manda. "Inget batas suci!" Seloroh Faizal sekenanya. "Idih segitunya. Ketahuan nggak pernah de...