Part 26

96 11 1
                                    

Maaf ya temans... hehe kemarin kagak update, gue tepar soalnya... Tapi janji, gue bakal post dua part di minggu ini untuk gantiin yang kemarin.

Oh ya... gue nerima krisan ya, kritik saran apapun itu, bakal gue terima dengan baik demi tulisan gue semakin baik.

Jangan lupa juga bintangnya...

Happy reading ...
🍁🍁🍁

Faizal terus memperhatikan Manda meskipun wanita itu tengah sibuk melihat sekeliling tempat pameran, hingga tanpa sengaja pandangan mereka bersibobok.

"Kenapa melihatku seperti itu? Ada yang lucu? Atau ada yang salah dengan ucapanku?"

Faizal menggeleng meski dia memilih untuk tetap diam. Dalam hatinya sudah tersusun bertumpuk-tumpuk kalimat penjelasan yang akan ia tuturkan pada Manda. Tapi keraguan masih menjadi landasan lelaki itu diam.

Untuk apa juga dia repot-repot menjelaskan? Apa itu penting? Tapi separuh hatinya juga ingin agar Manda tahu tentang semuanya.

Tapi kenapa? Memang Manda itu siapa? Dia hanya wanita yang tidak manis dan cenderung Manja. Tingkat absurdnya tinggi. Itu bukan selera Faizal, tapi kenapa hati menginginkannya!!

Ah, kenapa begitu merepotkan, rasanya seperti ada baling-baling yang terus berputar di dadanya ketika berkaitan dengan Manda.

"Zal!" Faizal menoleh ketika merasakan sebuah cengkraman di lengannya. Manda memanggil dengan wajah sedikit memerah.

"Kenapa?"

"Em, anu ... Itu, apa kamu ada janji lain? Jika iya aku akan pulang sendiri."

"Janji, Apa maksud janji?"

"Bukan begitu, aku_!" Manda menjeda ucapannya tanpa memandang Faizal, membuat lelaki itu mengikuti arah pandang Manda.

Faizal mengernyit, tapi kemudian mengangguk-angguk paham akan tingkah Manda dengan obyek yang wanita itu lihat.

Dalam jarak yang tak begitu jauh, ia melihat Luri berdiri memandangi beberapa mobil yang dan nampak berbicara kepada dua orang yang Faizal perkirakan adalah sales dari sebuah showroom mobil.

"Tidak. Aku tidak janjian dengannya. Pertunangan itu batal, kami tidak memiliki hubungan apapun!"

Manda hanya mengangguk dan tersenyum canggung, ia bingung harus berkata apa meskipun jauh di lubuk hatinya ada rasa senang pertunangan itu batal, sedikit jahat memang, tapi jika dihatinya ada taman, mungkin di sana ada ribuan bunga yang baru bermekaran.

"Kenapa diam? Tidak ada yang ingin kamu tanyakan?"

"Eh, emang boleh bertanya?"

"Menurutmu?" Manda meringis mendengar pertanyaan balik dari Faizal, namun tak urung jua dia bersuara.

"Emh .., kenapa itu bisa batal?"

"Karena aku ingin."

"Tidak ada jawaban selain it_"

"Zal! Di sini juga?" tepukan dari seorang lelaki menginterupsi kalimat Manda.

Faizal tersenyum seadanya,

"Iya Om. Nomor 54 kategori sport adalah mobil NNY."

"Sayang untuk tahun ini, Om tidak jadi juri. Kalau iya pasti nomor 54 kategori sport jadi pertimbangan juara!"

"Saya bukan penganut KKN Om."

"Dasar kamu tidak berubah, sayang batal menjadi menantu saya!" Faizal hanya menyunggingkan senyuman mendengar omongan Pak Suwandi. "Oh iya Zal! Ini siapa?" tunjuk Pak Suwandi kepada Manda yang berdiri di sampin Faizal.

Marry Or Not? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang