FLASH BACK (Hubungan Shalsa dan Rendi)
SHALSA POV
Sudah dua tahun aku menjalin hubungan dengan seorang pria bernama Rendi. Dia pria yang baik dan pengertian. Aku tahu bahwa dia itu benar-benar menyayangiku dan akan serius menjalani hubungan dengan ku. Bahkan kita sudah banyak memimpikan tentang masa depan kita. Dari menikah, memiliki banyak anak, dan kebahagiaan lainnya. Namun, takdir tidak berpihak kepadaku. Ada suatu alasan yang membuatku harus merelakan Rendi untuk orang lain.
"sayang, aku udah gak sabar saat kita lulus nanti, aku akan segera melamar mu" ucapnya seraya menggenggam tanganku. Aku tersenyum mendengar ucapannya. Sebenarnya sedikit bosan juga. Karena setiap hari dia selalu berkata seperti itu. Namun ya sudahlah.
"ya .. tapi apa kita gak sebaiknya mikirin kuliah dulu? Kan aku maunya kita kuliah ditempat yang sama." ucapku sembari tersenyum.
"ya kita kan tunangan dulu juga bisa. Kita nikah setelah kita lulus kuliah. Tapi itu hanya rencana saja. Palingan aku juga akan memaksamu untuk segera menyetujui kalau kita menikah secepatnya." ucapnya sembari tertawa.
"( Senyum, lalu mengusap lembut pipi Rendi) Jangan terburu-buru ya kalau ambil keputusan. Kita harus benar-benar memikirkannya"
"ya menurut ku ini sudah keputusan yang pas. Karena aku memikirkannya sampai terbawa mimpi."
aku hanya membalasnya dengan senyuman.aku gak tau harus jelasin dari mana Ren. Apakah aku bisa bertahan dengan semua ini. Aku sangat mencintaimu Ren. Namun aku harus melepas mu.
"Oh ya Ren. Kita ke taman yuk. Sebelum aku pergi.. eh maksudku sebelum kita pulang aku pengen banget liat bunga-bunga disana. " ucapku.
Kulihat Rendi mengerutkan dahi, lalu ia tersenyum manis dan mengangguk. Aku melihat senyuman manisnya. Ku rekam dalam memori otak ku dan ku simpan dalam lubuk hatiku. Aku pasti akan merindukan senyumannya yang menawan itu. Lalu kamipun pergi ke taman.
Aku tidak bisa menceritakan soal penyakitku padanya. Aku tidak sanggup menceritakannya.
"Ren, aku mau bilang sesuatu padamu" ucapku dengan susah payah menahan air mata yang akan segera meluncur bebas di pipiku.
"mau bilang apa sayang? mau bilang cinta ya" ucapnya sembari menaik turunkan alisnya. Aku terkekeh.
"bisa aja kamu. Aku serius Rendi" aku merubah raut wajahku dengan ekspresi serius.
"okey aku akan dengarkan" Rendi menatapku lekat. Aku pun juga menatapnya. Ya Tuhan aku pasti akan merindukan tatapan itu . Tatapan hangat yang selalu membuatku nyaman. Tatapan yang penuh dengan arti. Tatapan yang selalu membuatku tersipu saat menatapnya kembali. Tatapan yang selalu menguatkan ku untuk menjalani hidup.
"hei. Sayang kok melamun sih? kenapa?" Tanya nya sembari menangkup pipiku.
Aku melepas kedua tangannya dan menggenggamnya erat. Ingin rasanya aku tidak melepasnya. Ingin rasanya aku tetap menggenggam tangan ini untuk selamanya.
"aku cuma mau minta sama kamu. Disaat aku pergi nanti, Kamu jangan menangisi kepergian ku ya. Aku nggak mau lihat kamu sedih. Aku cuma mau lihat kamu terus tersenyum. Karena kamu sangat tampan jika tersenyum." ucapku menatap manik matanya.
Ya Tuhan aku gak kuat buat menatapnya. Aku gak sanggup untuk mengatakan dengannya atas apa yang aku derita selama hidupku ini.
"sayang. Kamu bicara apa sih? Aku gak ngerti"
Aku gak mau dia tau kalau kalau mengidapnya.
"ya aku hanya ingin bicara itu sama kamu. Ingat baik baik ya" ucap ku sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNIKAHAN PERJODOHAN (TAMAT) √
RomanceMenikah adalah hal yang sakral dan terjadi sekali seumur hidup. Namun bagaimana kalau menikah bukan atas dasar cinta melainkan perjodohan? akan kah aku dan Dave bahagia kelak? Atau kah aku lebih memilih rendi dari pada dave?