LUCHIA POV
Jujur saja aku sangat malas meladeni dia. Dia? Ya siapa lagi kalau bukan si Angga. Kenapa coba dia yang nemuin tuh sandal. Hiss.. kenapa nggak Rendi. Eh ngapain sih gue masih mikirin Rendi. Gue harus move on. Gue kesel juga sama tuh cewek. Siapa sih dia?. Selalu saja rebut cowok orang. Ya memang Rendi bukan pacarku. Tapi, dia itu sama aja perebut. Dulu pas aku masih sama Angga, dia juga yang lagi dekat dengan Angga setelah kami putus. Sekarang Rendi, dia jadi nggak peduli lagi denganku. Mana Rendi pilih jalan lagi sama dia. Hiss aku benci banget sama tuh cewek. Karena jenuh, kumainkan ponselku yang kebetulan ada gamenya.
"Sayang, kamu kenapa diem aja sih? jangan main ponsel dong. Aku lagi mau ngomong sama kamu" ucap pria menyebalkan yang ada disampingku.
"Apa sih?!. Suka suka gue dong mau main ponsel kek enggak kek. Kalau mau ngomong ya ngomong aja. Gue masih denger kalik" ucapku ketus tanpa menoleh padanya dan lebih memilih fokus pada game di ponselku.
"Sayang, turunin dulu ponselnya. Masak pacar kamu ini mau bicara kamunya nggak liatin.". Aku memutar bola mataku karena jengah melihat tingkahnya. Aku menurunkan ponselku dan memperhatikannya.
"Nahh gitu dong pacar aku." Ujarnya yang tersenyum manis didepanku. Sebenarnya dia sok manis sih.
"Mau lo apa sekarang?!. Cepet kalau mau ngomong. Gue mau lanjut main game" ucapku ketus.
"Iya aku cuma mau bilang kalau aku itu sayang banget sama kamu". Aku menautkan kedua alisku.
"Whatt??? Itu doang" batinku.
Ingin rasanya aku menmparnya beribu ribu kali. Aku jengkel sekali. Kesal!! Tapi aku mencoba menetralkan emosiku.
"Oh" jawabku singkat, jelas, dan padat.
"Kok oh doang sih jawabnya. Nggak ada yang lain. Misalnya aku sayang kamu juga Angga. Atau nggak aku mencintaimu Angga.". Aku memasang earphone. Lalu memejamkan mataku.
"Jangan mimpi!" Gumamku. Aku sudah tak peduli dengan ocehannya yang sebenarnya masih sedikit aku dengar.
.......
Aku merasakan tubuhku diguncang-guncang dan ada juga yang menepuk pipiku. Aku perlahan membuka mata dan mengerjabkan mataku yang sedikit kabur. Aku terkejut karena wajah Angga yang begitu dekat denganku. Aku pun mendorong tubuhnya agar menjauh dariku.
"Mau ngapain lo?"
"Aku cuma mau mandang wajah cantik kamu. Ternyata kalau kamu lagi tidur itu nambah cantik" ucapnya disertai senyum-senyum nggak jelas.
"Ini kita dimana?" Tanyaku melihat kearah kaca mobil.
"Kita di puncak. Kan sekalian kita tinggal disini" Ucapnya. Aku menoleh kearahnya dengan cepat.
"What?! Nginep? Eh gue ogah nginep. Besok kan kita sekolah masak iya kita nginep. Lo udah gila ya. Kalau yang itu gue nggak setuju. Lebih baik gue pulang jalan kaki dari pada harus nginep sama lo."ucapku lalu keluar dari mobil Angga. Dia berteriak memanggil namaku. Aku tidak peduli.
Seenaknya saja dia main mau nginep segala di puncak. Dasar tuh anak. Nggak punya otak kali ya. Gue nggak peduli ini syarat atau nggak dari dia. Gue nggak mau nginep sama dia. Gerutu ku.
Dia mengejarku tapi aku tak peduli. Dia memegang pergelangan tanganku. Aku menghentikan langkahku tanpa melihat kearahnya. .
"Sayang,maaf ya aku sudah bikin kamu marah. Aku becanda kok. Kita nggak bakal nginep. Kita cuma main-main saja kok disini." Aku tak menjawabnya.
"Yuk kita kesana tapi sebelum itu kita selfi dulu." Dia mengeluarkan ponselnya. "Mukanya senyum dong jangan cemberut. Senyumnya harus ikhlas ya. Nanti kalau nggak ikhlas hasil fotonya bakal jelek." Ucapnya. Aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNIKAHAN PERJODOHAN (TAMAT) √
RomanceMenikah adalah hal yang sakral dan terjadi sekali seumur hidup. Namun bagaimana kalau menikah bukan atas dasar cinta melainkan perjodohan? akan kah aku dan Dave bahagia kelak? Atau kah aku lebih memilih rendi dari pada dave?