PILIHAN 4

6K 86 2
                                    

"Boleh lah. Aku malah seneng banget kalau kamu nemenin aku belajar. Tapi, rencananya aku bakal ajak Eka belajar bareng juga." Senyumanku perlahan luntur. Lalu aku mengangguk.

"Udah sore. Aku pamit pulang dulu ya". Aku mengangguk lalu mengantarnya sampai depan.

"Hati hati ya Kak". Dia mengangguk lalu melajukan mobilnya. Aku melirik sekilas kearah rumah Dave.

Kok gue jadi ngerasa bersalah ya sama Dave. Padahal gue kan nggak ngelakuin apa apa. Apa gue samperin aja ya kerumah sikunyil. Batinku

Aku mengetuk pintu rumahnya. Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk ku. Ya siapa lagi kalau bukan Mama Dave.

"(Senyum) Ayo nak langsung masuk aja. Dave ada dikamarnya" kata Mama Dave yang menarikku lembut untuk masuk kedalam rumahnya. Aku pun mengangguk dan langsung menuju kamar Dave. Aku mengetuk pintu kamar dave.

Dave pov.

Aku menyerahkan kunci mobil miliknya dan segera pulang tanpa berpamitan dengannya. Aku merasa kesal dengannya Karena tadi sepulang sekolah, aku menunggunya selama satu jam lebih di mobil. Entah pergi kemana dia. Aku fikir dia masih di dalam kelas. Pas aku mencarinya, dia sudah tidak ada. Aku mencari diperpus tidak ada. Tanpa sengaja, aku bertemu dengan Angel dan Aurel yang kebetulan berada di perpus. Aku menanyai mereka apakah tahu Luchia dimana. Mereka bilang kalau Luchia sudah pulang dengan Rendi. Aku langsung pulang dan melajukan mobil.

"Kenapa sih nggak bilang ke gue kalau udah pulang bareng Rendi. Ck! Kalau emang udah sama Rendi udah lupa segalanya. Kan bisa kabarin lewat telpon atau chat kek. Biar gue nggak nunggu lama." Gerutuku seraya memukul stir mobil.

Setelah aku sampai dirumah Luchia, aku melihat Luchia dan Rendi bermesraan didepan rumah Luchia yang membuatku semakin kesal. Aku segera masuk ke pekarangan rumah Luchia dan kuparkiran mobilnya. Lalu aku keluar dari mobil dan memberikan kunci mobil kepada pemiliknya tanpa berkata apapun. Kemudian aku pulang. Aku menghiraukan tatapan mereka.

Aku memetikkan senar gitar kesayangan. Namun, saat aku akan memulai untuk bernyanyi aku mendengar suara ketukan pintu dan seseorang memanggil namaku. Aku tahu suara itu milik siapa. Aku meletakkan gitar ku disamping nakas dan berjalan menuju pintu kamar.

"Ngapain lo disini?! Ganggu aja." Kataku dengan nada ketus. Aku berjalan ke ranjangku dan mengambil gitar. Dia duduk di sofa.

"Lo kenapa sih Dev? Lo kok gitu sikapnya ke gue? Lo lagi kesel ya sama gue?" Tanyanya.

"Menurut lo" ucapku tanpa melihat kearahnya.

"Emang apa sih salah gue? Kasih tau gue dimana letakknya kesalahan gue." Ujarnya. Aku meletakkan gitar kesayanganku ketempatnya.

"Lo tadi dimana? Gue udah nunggu lo satu jam di mobil lo malah nggak dateng dateng. Gue pikir lo masih di kelas. Untung aja ada Angel dan Aurel yang kasih tau gue kalau lo pergi bareng cowok itu. Jadi, gue nggak nginep disekolahan gara-gara nungguin lo. Gue telpon lo nggak diangkat angkat. Gue kesel tau nggak. Emang nunggu itu enak apa." Dave mengungkap kekesalannya pada Luchia. Luchia menepuk dahinya.

"Ya ampun Dave gue lupa kasih tau lo. Tadi hp gue mati low baterai. Maafin gue ya Dave. Gue tau gue salah" ucapnya dengan nada memohon.

Itulah andalannya. Dengan wajah memelas dan memohon. Aku jadi tidak tega buat memarahinya.

"Oke. Dengan berat hati gue maafin lo"

"Masak iya dengan berat hati lo maafin gue? Berarti lo nggak ikhlas dong maafin gue nya"

"Iyalah nggak ikhlas. Emang nunggu selama itu enak apa. Mana laper lagi."

"Ya kan gue udah minta maaf." Ucapnya terdiam sejenak.

PERNIKAHAN PERJODOHAN (TAMAT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang