BAB 37

10.3K 151 0
                                    

"Anak kita pasti sedih Dave melihat kita seperti ini. Kamu bilang sama aku kalau kita belum di beri kepercayaan sama Tuhan untuk menjadi orang tuanya. Kamu bilang pasti akan ada balasannya karena Tuhan maha Adil. Aku yakin itu Dave." Luchia menghela napas kemudian menangkup pipi Dave.

"Jangan seperti ini. Kita masih punya waktu banyak. Okey. Kamu juga harus mencoba memaafkan Vania. Meskipun dia melakukan kejahatan yang membuat kita kehilangan calon anak kita. Tapi, tidak ada salahnya jika kita memaafkannya."

"Ijinin aku ya untuk menjenguknya. Aku mau tahu bagaimana keadaannya sekarang. Bagaimana keadaan bayinya." Pinta Luchia. Dave mengangguk.

"Aku antar ya?" Luchia menggeleng.

"Aku diantar Pak Man saja. Kamu mesti istirahat dan pikirkan kata-kataku tadi. Pikirkan untuk memaafkan Vania. Aku ganti baju dulu"

.....

Tak lama kemudian...

Luchia sampai di kantor polisi. Ia duduk diruang tunggu. Tak lama Vania datang dan langsung memeluk Luchia.

"Maaf kan aku Lu" isak Vania di pelukan Luchia. Luchia membalas pelukan Vania.

"Aku sudah memaafkan mu sebelum kamu minta maaf, Van"
 
  Vania merenggangkan pelukkannya. Merekapun duduk.

"Bagaimana dengan kondisi mu dan calon bayi mu?" Tanya Luchia.

"Baik. Aku benar-benar minta maaf karena telah membuat mu dan Dave kehilangan calon anak kalian. Aku benar-benar minta maaf." Vania terisak kembali. Luchia mengusap bahu Vania.

"Tak apa Van. Semua sudah terjadi. Kami sudah merekannya. Kamu jangan berlarut dalam rasa bersalah. Kami sudah memaafkanmu." Kata Luchia seraya tersenyum.

"Lu.... sebenarnya.. ada masalah dengan kandungan ku"

"Maksudnya?"

"Jika aku ingin bertahan hidup, aku harus menggugurkan kandunganku. Tapi,buat apa aku hidup? Aku hidup hanya akan membebani orang lain. Aku akan mempertahankan bayi ini. Lu, bisakah kamu dan Dave merawat bayi ini untukku?" Pinta Vania seraya menggenggam tangan Luchia.
  Luchia terdiam.

"Aku percaya bahwa kalian akan merawat anakku dengan baik. Aku sangat berterima kasih untuk semuanya. Anggaplah bayi ini sebagai anak kandung kalian. Aku akan menebus dosa ku kepada kalian."

"Jadi, kamu maukan rawat bayi ini?"

"Van, apa yang kamu maksud kamu akan meninggal jika mempertahankan bayi ini?" Tanya Luchia dengan suara bergetar menahan tangis. Vania mengangguk lemah.

"Van.. kenapa kamu lakuin ini? Aku... aku tahu ini pilihan yang sulit. Tapi, jika aku boleh memilih, aku lebih memilihmu untuk bertahan hidup dan kamu bisa menebus semua dosa kamu dengan berbuat kebaikan"

"Tidak. Ini sudah pilihan yang tepat. Kalau aku masih hidup, aku takut akan berbuat hal yang sama. Aku takut kalau aku tidak benar-benar berubah menjadi lebih baik. Godaan di dunia sangat menakutkan. Jadi... tolong terimalah bayi ku. Anggaplah dia  sebagai anak kalian"

"Baiklah jika itu mau mu. Aku kan menerima bayi ini. Aku akan merawatnya dan menjadi orang tua yang baik untuknya"

"Terikasih, Lu. Terima kasih banyak." Ucap Vania seraya memeluk Luchia.

"Aku akan menjengukmu setiap hari" . Vania mengeratkan pelukannya.

.....

1 bulan kemudian...

Hari ini adalah hari kelulusan Dave dan Luchia. Nilai mereka merupakan nilai terbaik di kampus. Mereka merayakan kelulusan dengan makan bersama keluarga mereka.

PERNIKAHAN PERJODOHAN (TAMAT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang