BAB 38 (END)

20.3K 236 2
                                    


Luchia telah selesai membersihkan kamarnya. Kemudian diambilnya buku novel yang ia beli di perancis. Lalu duduk di ranjang.

"Sayang..." Ucap Dave. Luchia hanya melihat sekilas lalu kembali membaca novelnya.

"Gini nih... kalau udah sama pacarnya yang kedua, suaminya di lupain" gerutu Dave. Luchia pun meletakkan novelnya di atas nakas.

"Dave, bagaimana ya keadaan Vania? Kita sudah lama tidak menjenguknya. Eh ..bukankah dia mau melahirkan?" Tanya Luchia.

"Entahlah" Dave kemudian masuk ke kamar mandi.

"Ck! Dasar tukang ngambek." Gerutu Luchia.

Drett...dreett....

  Luchia mengambil ponselnya.

"Nomor siapa ini?"

"Hallo,"

"Kami dari kantor kepolisian ingin memberitahu bahwa Saudari Vania meninggal setelah melahirkan"

"Apa?!" Ponsel Luchia jatuh. Ia sangat shock.

  Luchia mengambil jaket dan kunci mobil milik Dave. Dave yang baru keluar dari kamar mandi pun bertanya-tanya melihat istrinya yang terburu-buru.

"Sayang kamu mau kemana?" Tanya Dave. Namun, Luchia tak menyahut. Ia bergegas turun dan menuju mobil.

Dave mengambil ponsel dan memesan taksi. Ia bergegas berganti pakaian.

.....

Tak lama taksi datang.

"Pak kejar mobil di depan itu"

"Baik pak."

"Mau kemana dia" gumam Dave.

....
  Luchia mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang. Ia tahu bahwa ia sangat buru-buru. Tapi, dia tidak boleh ngebut. Itu akan membahayakan orang lain dan keselamatannya sendiri. Di dalam mobil ia terisak.

"Van.... ini bohong kan..." gumamnya.

..

  Luchia sampai di rumah sakit. Ia bergegas masuk.

"Sus...pasien bernama Vania"

"Sebentar bu..."

"Oh, pasien baru saja dipindahkan di kamar mayat."

"Jadi, dia..."tubuh Luchia terasa lemas. Ia hampir jatuh ke lantai. Untung saja Dave segera menopangnya.

"Dave.... Vania...." isak Luchia. Dave memeluk Luchia.

"Apakah anda ibu Luchia?" Tanya suster.

"Iya sus"

"Mari ikut saya. Ibu harus melihat bayinya" Luchia menatap Dave. Dave kemudian mengangguk.

....

"Ini bayi ibu Vania. Dia berjenis kelamin laki-laki. Ini juga ada surat dari ibu vania" ucap suster seraya memberi surat. Luchia menggendong bayinya. Sedangkan Dave membaca suratnya.

  Untuk Luchia dan Dave.

   Maafkan atas semua kesalahanku selama hidupku. Aku melakukannya karena aku mencintai Dave. Sampai saat ini pun aku masih mencintainya. Tapi, aku sadar. Dave bukanlah untukku. Ada wanita baik yang saat ini bersanding dengannya. Dan, aku menghancurkan kebahagiaan yang seharusnya kalian dapat. Aku terlalu egois dan mementingkan perasaanku sendiri. Maafkan aku Lu, Dave. Aku sekarang sadar, bahwa selama ini yang kulakukan salah. Aku sangat malu mengingatnya.

   Lu, Dave, kalian sudah lihat anak aku? Aku memberinya nama Vano. Itu gabungan antara namaku dan Reno, ayah bayi ini. Sempat terbesit aku ingin merebut Dave dari kamu dengan menggunakan anak ini. Tapi, semenjak kejadian itu aku sadar. Aku tidak boleh melakukan itu. Pikiranku dangkal sekali hanya karena cinta.

    Lu, Dave pantas mendapatkan wanita sepertimu. Melihat kalian terus bersama aku merasa bahagia. Aku ikut bahagia jika kalian bahagia.

   Aku titip Vano kepada kalian. Rawatlah Vano seperti anak kalian sendiri. Jika aku diberi kesempatan untuk hidup, aku akan memperbaikki semua kesalahanku dan merawat Vano dengan baik. Tolong rawat bayi ini.

  Vano, bunda sayang kamu nak. Maafkan bunda ya nak. Bunda harap kamu bisa memaafkan kesalahan bunda. Dan anggaplah mama Luchia dan Dave sebagai orang tua kandung kalian jika kamu sudah tahu siapa orang tua kandungmu. Bunda yakin, mama Luchi dan papa Dave akan merawatmu dan membesarkanmu dengan baik.

     Vania.

Luchia terisak dan mencium bayi itu. Dave memeluk Luchia.

   Pemakaman Vania.

"Kami akan merawat bayi ini Van. Aku minta maaf sama kamu Van. Aku terlambat untuk menemuimu" isak Luchia. Dave merangkul Luchia.

"Seharusnya dari awal aku nggak berbohong soal perasaanku padamu. Aku hanya memanfaatkanmu untuk kepentinganku sendiri tanpa memikirkan perasaanmu. Maafin aku, Van. Semoga kamu tenang disana." Batin Dave

Beberapa tahun kemudian...
  
Dave :

  Kami sangat berterima kasih kepadamu karena telah mempercayakan kepada kami untuk merawat Vano. Sekarang dia tumbuh dengan baik. Umurnya sudah 17 tahun. Kamu tahu Van? Dia dengan gigih menemui ayahnya. Awalnya dia sangat sedih saat aku dan istriku menceritakan siapa orang tua kandungnya. Dia sama sekali tidak membencimu. Dia bilang sangat beruntung karena memiliki ibu sepertimu yang rela mempertaruhkan nyawanya demi dia.

   Vano, dia anak yang baik Van. Dia sangat sayang pada kedua adik kembarnya. Aku sangat bahagia Van bisa kembali memiliki anak apalagi kembar.

  Beberapa hari lalu, vano mengunjungi Reno. Kami melihat dia diusir bahkan Reno tidak mengakuinya. Tapi, Vano tidak menyerah. Hingga akhirnya Reno mengakuinya dan menerima Vano sebagai anakknya begitu juga dengan istrinya.

Luchia:

  Mereka ada kebahagiaanku. Melihat suamiku dan ketiga anakku tersenyum adalah hal yang paling membuatku bahagia. Tuhan kumohon jagalah kebagaiaan ini. Jagalah mereka, lindungi lah mereka.

  Aku sangat mencintai mereka...sekarang aku sadar betapa bahagianya menjadi orang tua.

Dave, Vano, Zila dan zilo bunda sayang kalian..💗😗

TAMAT

PERNIKAHAN PERJODOHAN (TAMAT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang