MAKAN DENGANNYA UNTUK PERTAMA KALI

13.4K 154 1
                                    

Aku dan Rendi mencari restoran terdekat. Kami segera ke restoran itu.
Rendi memberiku buku menu. Dan seorang pelayan sudah menghampiri kami.

"kamu mau pesen apa?" Tanyanya padaku. Aku mengambil buku menu yang berada di tangannya.

"Aku nasi goreng seafood sama minumnya jus mangga." Pelayan mencatat pesanan ku.

"Samakan saja pesanannya." Ucapnya pada pelayan itu.

"Nasi goreng seafood 2 dan minumnya jus mangga 2"ulang pelayan itu. Aku mengangguk. Pelayan itu pergi.

"Sembari nunggu makanan. Gimana kalau kita ngobrol?" Usulnya

"Emm... boleh juga. Mau ngobrol soal apa?" Tanyaku. Dia nampak berfikir.

"Em.. soal pribadi gimana?" Aku terdiam.

"Soal pribadi? Maksud kamu?" Tanyaku

"Ya.. maksudnya sih, sekolah dulu dimana,teman yang deket siapa. Yaa..pokoknya itulah" ujarnya

"Ohh.. gimana kalau kamu duluan" Dia nampak terkejut.

"Em.. kamu duluan saja" ucapnya. Aku berfikir sejenak.

"Gimana kalau kita suit?" Ajak ku menaik turunkan alisku.

"oke"dia menyetujui ide ku.

Kami pun suit. Dan aku yang kalah. Jadi aku yang bercerita lebih dulu.

"Yes.. aku menang. Jadi sekarang kamu harus cerita. Terserah mau mulai dari mana. Aku siap mendengarkan."

Aku menghela napas berat. "Oke" ucapku singkat.

"Dulu ..waktu aku masih kecil, hidup aku itu aman, sejahtera, damai. Pokonya enak banget. Tapi.. setelah kehadirannya, hidup aku bagaikan sayur kelebihan garam" Dia mengerutkan dahinya.

"Ha? Sayur kelebihan garam? Maksud kamu?"

"Ya.. asin. Asin banget. Karena dia selalu gangguin aku. Katanya dia itu nggak mau jauh-jauh dari aku. Sampai, kedua orang tuanya pun rela pindah rumah di samping rumahku." Jelas ku

"Ha?! Sampai segitunya dia ya?".

"Entahlah. Aku juga tidak tau. Waktu kami mau masuk kelas 10 SMA,dia bilang ke kedua orang tuanya kalau dia itu mau masuk SMA harus sama denganku. Sebenarnya aku risih sama dia. Aku nggak tau apa yang ada dipikirannya. Kenapa coba mesti sama denganku. Saat ini pun juga masih satu kelas,satu jurusan. Bahkan aku dengan dia itu sampai mau di..."ucapku terhenti.

Aduh hampir saja keceplosan. Tapi kenapa aku malah menceritakan si anak tengil itu pada Rendi? Bodohnya kamu Luchia.

  Dia menatapku, tatapan yang berarti menunggu kelanjutan ceritaku. Aku menatap arah lain. Aku tak berani menatap matanya saat ini.

"Chia, tadi kamu belum melanjutkan cerita kamu" ucapnya yang membuat darahku berdesir dan jantungku berdegub kencang.

Bagaimana ini? Ya Tuhan bantulah hambamu ini. Dia nggak boleh tau kalau sebenarnya aku dan Dave akan di jodohkan, ucapku dalam hati.

Aku menoleh ke samping kanan. Ternyata pelayan tadi datang ke meja kami dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman yang kami pesan tadi.

Akhirnya Tuhan menjawab doaku. Bisa mengalihkan pembicaraan nih,batinku.

"Oh ya Rendi, itu pelayan sudah datang" ucapku. Rendi menoleh,lalu dia mengangguk.

"Ya sudah kita makan saja dulu. Nanti kita lanjut lagi pembicaraannya" ucapnya sembari tersenyum manis.

PERNIKAHAN PERJODOHAN (TAMAT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang