KEPUTUSAN (2)

9.4K 131 0
                                    


Mereka telah sampai di rumah Luchia. Dave membantu Luchia berjalan.

"Terima kasih ya Ren. Oh ya mau mampir dulu nggak?"

"Lain kali aja. Kan kita mesti istirahat. Lagian mau magrib juga" ujar Dave.

"Apaan sih lo. Gue itu nawarin Rendi bukan lo. Sono lo jauh-jauh dari gue. Gue bisa jalan sendiri. Kesempatan banget sih lo mau peluk gue" omel Luchia. Dave melepas rangkulannya.

"Yaelah peluk dikit aja nggak boleh" gumam Dave.

"Maaf ya Ren. Dia mah emang gitu. Ngeselin orangnya"

"Ngeselin gini juga ngangenin" sela Dave.  Luchia mencubit perut Dave. Dave mengelus perutnya yang sakit.

Rendi tertawa melihat tingkah mereka. "Tidak Chia. Aku pulang aja. Lain kali aku main kesini. Aku pamit ya" Rendi. Lalu memasuki mobilnya.

"Hati-hati ya Ren" Luchia. Rendi mengangguk dan tersenyum.

Rendi melajukan mobilnya. Menjauhi pekarangan rumah Luchia. Luchia masih memandangi mobil Rendi yang kian menjauh.

"Udah jauh masih aja di pandangi" ujar Dave. Luchia menoleh dan menatap tajam Dave.

"Apaan sih lo. Syirik aja. Suka-suka gue dong mau liatin kek, enggak kek. Bukan urusan lo. Lagian gue liatin Rendi itu supaya dia nggak digodain cewek-cewek gang sebelah." Ujar Luchia.

"Eh busett.. segitunya banget. Lagian siapa juga yang mau sama cowok kayak Rendi. Yang ada para cewek-cewek itu godain gue."

Pletak !!

Luchia menjitak kepala Dave.

"Heh! Pd banget sih lo. Lagian cewek mana sih yang suka sama lo. Nggak ada. Rendi itu cowok populer yang banyak disukai cewek di Sekolah termasuk gue. Jadi lo itu nggak ada apa-apanya dibanding sama Rendi." Ucap Luchia lalu ia masuk rumahnya dengan berjalan sedikit pincang.

"Woy sakit kepala gue nih. Jangan lupa juga obatin tuh luka lo" ujar Dave berteriak. Luchia hanya melambaikan tangan. Dave pun pulang.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Shalsa belum membuka matanya. Eka dan Mama Shalsa khawatir. Eka pun memanggil dokter. Dokter datang dan memeriksa kondisi shalsa. Dokter menyarankan supaya Shalsa di rawat di Ruang ICU. Karena kondisi tubuhnya yang masih lemah setelah kemo terapi. Mama Shalsa dan Eka menyetujui. Lalu Shalsa dipindahkan.

"Tante sabar ya.. aku yakin Shalsa baik-baik saja." Eka menenangkan Mama Shalsa. Mama Shalsa hanya terisak. Eka memeluknya.

"Tante sekarang pulang dulu aja. Biar Eka yang disini. Tante harus istirahat" ucap Eka yang mendapati gelengan dari Mama Shalsa.

"Tidak nak, tante saja yang menemaninya. Kamu pulang saja dulu. Kamu yang harus istirahat" ucap Mama Shalsa.

Eka tersenyum dan mengangguk. "Yasudah kalau begitu, Eka pulang dulu ya tan. Nanti Eka kesini lagi buat gantian jaga." Kata Eka  lalu berpamitan dengan Mama Shalsa.

"Hati hati ya nak." Ucap Mama Shalsa. Eka mengangguk. Lalu ia berjalan keluar rumah sakit. Saat diluar ia menunggu taxi yang lewat. Ia melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Udah jam segini. Mana taxi nggak lewat lewat lagi." Eka sembari celingak celinguk. Namun, mobil sport hitam berhenti tepat di depannya. Seorang lelaki turun.

"Angga. Kok lo disini?" Ujar Eka terkejut akan kehadiran Angga.

"Ya tadi gue lihat lo. Makanya gue samperin lo. Lo ngapain disini? Lo sakit?" Tanya Angga dengan nada khawatir. Eka menggeleng cepat.

PERNIKAHAN PERJODOHAN (TAMAT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang