8

51 10 3
                                    

Pov Trisna

Akhirnya gue keluar dari kelas, karena tarikan dari vian sama ken.

"Kalian kenapa sih tarik gue keluar?! Itu mulut si valen harus dibenerin. Biar ga asal ngomong." Celoteh ku ke mereka.

"Aduhhh.. lo kok marah-marah muluk si sama valen. Kasihan tauk diaanya." Vian menjawab sambil memandang ke dalam kelas.

"Dihhh. Kalo lo di posisi gue lo ga marah? Dituduh yg engga2. Ga marah? Lagian disini korban itu gue. Bukannya si curut itu. Harusnya lo kasihanin gue, bukan si curut itu. Bete deh gue ahk." Ucap ku sambil melipat kedua tangan di depan dada, dan menatap mata vian tajam.

"Waduu.. jangan brantem gini deh.. ga enak.. kantin aja kuyy." Ucap ken berusaha mencairkan suasana.

"Gak mood gue ke kantin. Lo aja bedua kesana." Kataku, lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Menuju kelas.

Pas saat gue ngelangkah masuk ke kelas. Tep. Gue tabrakan sama randhika.

"Kalo jalan tu, matanya dipakek." Ucap randhika. Posisinya tepat didepan ku.

"Ini lagi. Bego dipelihara. Jelas-jelas jalan pake kaki." Kata ku sambil menghentakkan kaki, lalu pergi mendahului curut-curut itu.

Hancur sudah mood ku.

Aiiissshh.. aku menjatuhkan kepala ku ke meja dengan kedua tangan ku sebagai bantalannya.

Tak lama kemudian TriskaPida datang.

"Teeerriisssnnaaaaa" triak mereka.

Aku tetap diposisi ku.

"Lahhh.. lu kenapa tris? Pingsan? Jangan pingsan tris.. nanti yang biasa pesenin makanan dikantin ga ada.." ucap triska sambil mengguncang-guncang tubuhku.

"A'elaaa.. lu mah bego. Dia ga pingsan. Dia cuman ketiduran. Triss.. bangun triss.." kini giliran pida mengguncang tubuhku.

"Dia pingsan loh pida. Liat tuu, dari tadi digoyang-goyangin ga mau bangun." Kata triska meyakinkan.

"Masak sih dia pingsan. Dia cuman ketiduran triska" Ucap pida menbantah.

"Dia pingsan!"
"Tidur!"
"Pingsan!"
"Tidur!"

"Shut up bi**h." Ucap ku.

"Lo kenapa tris? Pms?" Tanya pida hati-hati.

"Engga. Gue ga pms." Jawab ku datar.

"Jadi lo tadi ketiduran?" Tanya triska polos.

Ya ampun.. ini temen gue polos sangat apa bego ya.. ga ngerti gue. Batinku.

"Engga. Tadi pengen kek gitu aja. Bete gue." Jawabku sambil mendengus.

"Bete kenapa lo?" Tanya pida.

"Doi lo tuuu. Mulutnya. Cantik bener." Ucapku sambil bertopang dagu.

"Lah.. mulutnya emang kenapa? Habis oprasi plastik ya?" triska berusaha berlawak.

"Haha. Lawak la trisss." Ucap ku dan pida serentak.

"Aaahh.. bodo ah. Kantin yook. Laperr." Ajak triska.

"Lo berdua aja deh yang ke kantin. Gue ga mood. Sumpah." Kataku.

"A'elaaa. Ga asik lo tris. Yaudah. Kami bedua aja." Kata pida sambil menggandeng lengan triska.

Dan. Mereka pergi. Aku kembali seperti posisi ku tadi. Tak lama kemudian.

"Ehemm." Suara berat yang sangat familiar di telingaku.

Aku melirik ke arah suara. Vincent. Dia udah duduk disamping ku. Di tempat duduk vivian.

"Ganggu gak?" Tanyanya.

"Eh.. Eng.. Engga kok." Jawabku, sambil merapikan rambut ku cepat-cepat.

"Bagus deh. Lo gak ke kantin?" Tanyanya lagi.

"Lagi ga mood kesana. Lo sendiri?" Ucapku.

"Gue juga lagi ga mood kesana." Jawabnya. Tersenyum.

Oh maii gaddd .. senyum mu itu loh vinn.. huftt.. keep calm triss.. Batinku.

"Emm.. triss..?" Panggilnya.

"Yah?" Jawabku.

"Gue mau nanya nii.. boleh?" Tanyanya ragu.

"Tanya aja kalik. Gapapa." Jawabku santai.

"Emm.. Lo sahabatan sama triska dari kapan?" Tanyanya.

"Emm.. dari kapan yaa.. Dari kelas 5 SD kalik. Emang kenapa?" Tanyaku heran.

"Eng.. engga. Ga.. gapapa. Nanya doang." Jawabnya terbata bata.

Aneh

Tak lama kemudian, valent sama randhika datang.

"Widihhhh.. ada yang bedua-duanni.. sagannn. Wei rand, lu ditikung tu sama vincent. Gimana dong?? Buru-buru dah lu, sebelum ketikung!" Kata valen menggoda randhika.

Diam. Randhika tidak menjawab celotehan valen.

Aku menatapnya. Dia menatapku dengan vincent bergantian.

"Witss.. selow rand.. gue ga ngapa-ngapain sama trisna. Tadi ada yang mau gue tanyain ke dia." Ucap vincent, sambil bangkit berdiri.

Valent dan randhika berjalan ke meja ku. Randhika masih dengan tatapan yang sama.

"Ya udah deh. Gue balik ke kelas dulu ya. Bhay." Kata vincent, lalu pergi.

Randhika masih menatap ku.

Ini anak kenapa lagi God. Batinku.

"Udah.. jangan ditatap terus trisnanya. Entar dia ga nyaman. Salah satu cara naklukin cewe itu buat dia nyaman lo rand." Kata valent mulai menggoda.

Diam. Randhika tidak menjawab. Dia pun ketempat duduknya.

Tumben ga ngegubris. Biasanya kan dia ngelawan apa kata valent. Aneh. Tau ah bodo. Batinku.

~~~

Yooo
Maap ya author updatenya lama..
Yakalik ada yang nungguin ni ceritaa:v
Maaf juga kalo critanya pendek atau makin gaje..
Lagi ga bulannya:v
Keep reading yahh
Vote and commentnya gaess
Saranghae.

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang