Our Life

27

Flasback on

"Pid, abis ujian gue mau ke singapur."-triska.

"Haha. Paling singapur toko sepatu yang di sukajadi yekan?? Udah ganti kalik namanya.. Ga singapur lagi.." pida terkekeh.

"Gue serius."-triska.

"Truss?? Gue percaya gitu?"-pida.

"Terserah lo deh."-triska.

"Lo serius nii??"-pida mulai cemas

"Menurut lo?"-triska

"Si kutu. Mau ngapain lo ke singapur haa?? Ga usah ngedrama tris.." kata pida kau menerkam triska.

"Aduuhh.. Lo sih, denger dulu crita gue." Triska kesal..

"Iya.. gue denger.." pida mulai memasang telinganya.

"Jadi. Kakak gue yang pertama, mau nikah tuu sama orang singapur.. Jadi, acaranya tu disana." Jelas triska.

"Busett.. Kek ga ada orang lokal aja." Pida heran.

"Apa hubungannya sama orang lokal? Kalo jodohnya emang itu. Siapa yang tauu..."-triska.

"Jadi, kakak lo pindah kewarganegaraan dong?" Tanya pida.

"Lah iya kayaknya.. Mereka tinggal di sana.."-triska.

"Trus.. Kapan mau baikan sama trisna?"-pida.

"Ga ada nyambungnya ke sana panuu." Kata triska sambil menampar pelan pipi pida.

"Ya ada kaliik.. Lo kan mau ke singapur.." kata pida sambil memegang pipinya.

"He. Daki. Gue kesana tu ga selamanya.. Cuman resepsi nikahan kakak gue doang. Paling cuman 1 minggu gue disana." Kata triska sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Yah kan gue nanya kapan lo mau baikan.. bukan berapa lamanya lo disana."-pida.

Flashback off.

"Vin.. ngebut lagii.."

"Ett dah.. Ini udah ngebut trisna.. Lagian gue masih SMP. Kalo kenceng-kenceng amat, trus nabrak orang gimana?" Kata vincent fokus menyetir.

Trisna yang duduk disamping vincent terus menatap jalan didepannya dengan cemas.

"Tenang tris.. Trisknya juga belum pergi kok.." kata randhi yang duduk di kursi belakang setir.

"Oh iya. Kok lo bisa bawa mobil vin?" Tanya valent.

"Aduuhhh.. Jangan nanya-nanya dulu dehh.." kata trisna sambil menepuk kedua kupingnya..

Vincent menatap trisna, dan tersenyum melihat tingkah trisna.

Mobil vincent pun berhenti didepan rumah triska. Dari kaca depan, trisna melihat triska sedang memasukkan koper ke bagasi mobil.

Trisna makin kacau. Ia membuka pintu mobil dengan grasak grusuk.

"Ehh.. trisna.." panggil vincent.