46

41 1 0
                                    

Gue berhasil masuk ke SMA yang mama gue inginkan, SMA 1.

Setelah bergulat dengan UN kemaren, gue bergulat lagi dengan peralatan MOS gue.

Papan nama yang bergelantung di leher gue dan memakai gelang dari tali rafia di kedua tangan gue berhasil bikin gue layak nya orang gila.

Gue, pida, valent, dan vincent sama sama masuk ke SMA 1. Sedangkan triska, randhi, pida, dan ken masuk ke SMA 2.

Disini gue satu gugus bareng valent. Yah, adalah temen gue yekan. Kalo pida di gugus sebelah. Vincent? Gue gatau.

"Cok di kocok kocok
Kocok di kocok kocok
Kalau tidak dikocok nanti bisa sakit encok."

Begitulah lagu yang gua nyanyiin bareng murid lain sekitar 10 menitan yang lalu.

Gue mulai lelah. Dan mulut gue mulai berhenti ngeluarin suara.

"Hei! Kamu kenapa ga nyanyi?!" Teriak salah satu kakak osis di depan gue.

Gue terkejut.

Semua mata tertuju ke gue. Sumpah gue malu banget.

•••

"Wah parah, masak gue disuruh nyanyi kocok kocok sampe 20 menitan. Gila aja tuh kakak osis. Pen gue tampol tau ga tadi." Kesal gue.

"Ga cuma lo doang. Gue juga." -valent ikut kesal.

"Syukur gue ga segugus sama kalian. Dan untungnya kakak osis di gugus gue baiiik banget, mana ganteng ganteng lagii.." -pida.

"Apa pid? Coba ulangin lagi?" Valent mendekatkan kupingnya ke wajah pida.

"Hehe.. bercanda valent.." kata pida sambil ngelus kepala valent.

Gue cuman bisa senyum ngelihat dua sejoli di depan gue ini.

Jadi ini kita dikasih waktu istirahat 15 menit. Gue, pida sama valent memutuskan untuk duduk di pinggiran lapangan.

Gue mengedarkan pandangan gue, dan berhenti di tempatnya vincent.

Vincent natap gue.

Cepet cepet gue langsung mengalihkan pandangan gue agar tidak berlama lama bertatapan dengan vincent.

•••

Setelah istirahat di lapangan tadi, semua murid diarahin masuk ke aula.

"Nah, selagi kita nunggu guru guru datang. Gimana kalo kita nyanyi dulu? Adek adek disini kek nya banyak yang punya bakat nyanyi deh. Ayo siapa coba yang mau nyanyi??" Ucap sang kakak osis yang gue tau seorang wakil ketua osis, kak ayu.

Tentu saja, tidak ada yang mau maju.

"Kalo ga ada yang mau maju, kakak pilih ya.." sambung kak ayu.

Gue lebih memilih membaca buku novel yang udah gue beli beberapa bulan yang lalu.

Setelah satu murid cowok berhasil ditarik sama kakak osis, murid cowok itu nyanyi.

Dan murid cowok itu, vincent.

"Kenalin diri dulu doong." -kak ayu.

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang