Trisna masih memandangi pemandangan dari atas bangunan yg belum jadi itu. Suasana disitu membuatnya tenang.
"Astaga... Bel istirahat udah bunyi aja. Berapa lama gue disini yaak.." kata trisna sambil melirik jam tangannya.
"Disini lo rupanya."
Trisna yang terkejut, langsung menoleh ke sumber suara.
"Gimana? Udah tenang?"
Trisna tidak menjawab dan hanya menatap kembali pemandangan yg ada di depannya itu.
Laki laki itu memilih duduk disamping trisna.
"Gue ga nyangka lo bakal bolos."
Trisna masih diam.
"Gue jadi keinget puisi lo itu."
Trisna tetap diam.
"Lo sendiri kan yang bilang kesedihan juga bisa menjadi jalan. Kok lo malah gegana disini? Sendirian lagi. Lain kali. Ajak gue." Kata randhika sambil menatap trisna dari samping.
Trisna tetap tak ingin bicara.
"Hhmm.. gue boleh nanya ga?" Kata randhi.
"Nama lo siapa?" Sambung randhi.
Trisna menatap randhii heran.
Randhi tertawa.
"Jadi... pertanyaan kek gitu yg bisa bikin lo ngelihat ke gue."-randhika.
"Gilak lo."-trisna.
"Gapapa gila. Yg penting ganteng." Kata randhi percaya diri.
"Dih. Pede bener." Ucap trisna malas.
"Dulu gue punya adek. Adek gue ini mirip sama lo."-randhika.
"Dulu?" Tanya trisna heran.
"Iya. Dulu. Namanya Candy. Dia orang yg ceria. Bahkan pas dirawat pun, ia masih ceria."- cerita randhi.
"Dua tahun yang lalu, dia kecelakaan. Saat itu dia baru aja selesai UN, dan pergi liburan bareng teman sekelasnya. Bus yang di naikinya mengalami pecah ban, dan bus itu masuk ke jurang. Nyawanya ga tertolong, karna dia duduk didepan. Mungkin Tuhan ga rela dia menderita, makanya Tuhan manggil dia." Cerita randhi lagi.
Trisna menatap randhi. Ia baru tau bahwa randhi memliliki seorang adik.
Trisna meletakkan tangannya dipundak kanan randhi.
"Mau nenangin gue?" Tanya randhi.
"Enggak. Gue mau ngejambak lo." Kata trisna sambil menarik rambut randhika.
"Eh eh... kok gue malah di jambak.. lepasin ayam.. sakit inii" kata randhi sambil nepuk tangan trisna.
"Lo ngapain cerita kek begituan haa?? Kan gue makin sedih tauuuk.. huaaa.." trisna nangis. Tangannya masih setia menarik rambut randhi.
"Eh. Seharusnya gue yang nangis anjing." Kata randhi sambil ngehenpas tangan trisna.
Randhi menatap trisna yang nangisnya makin menjadi-jadi.
"Lo nangis karna crita gue apa karna triska?" Tanya randhi.
Trisna tidak menjawab. Ia memilih menyeka air matanya kasar dengan tangannya sendiri.
"Gue nangis karna gue jelek." -trisna.
•••
Bel pulang berbunyi. Satu persatu siswa meninggalkan kelas mereka.
"Rand. Lo deluan aja. Gue balik sama pida ni."-vincent.
"Sip."-randhika.
Vincent keluar dari kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
أدب المراهقين"Tris.." "Tris.." "Trisna" "Apa lagi sih rand?" "Gue.. gue.. gue minta maaf." "Maaf? Buat?" "Buat.. semuanya."