"Menurut lo trisna kenapa?" Tanya pida ke triska setibanya di kelas mereka, bel tanda istirahat selesai udah bunyi soalnya.
"Ga tau gue. Apa karna dia udah jadian sama vincent makanya dia berubah? Dimana mana kan, di antara pertemanan ada yang jadian sifatnya berubah." Tebak triska.
"Btw, kok dia ga crita ya ke kita??" -pida.
"Nah ituu.. Biasanya dia udah muncul tuh di grup." -triska.
"Wah, ga beres nihh.. Mana gue belum minta pj lagi." -pida.
"Tenang. Ntar malem kita ke rmh dia minta makan." -triska.
"Siap." -pida.
•••
"Gimana tadi belajarnya?" Tanya mama trisna setibanya dirumah.
"Lancar aja kok." -trisna.
"Bulan 3 udah try out kan?"
"Udah ma,"
"Ya udah, kamu mandi gih siap siap pergi les."
"Ma?"
"Hm?"
"Hari ini free les bisa ga?"
"Maksud kamu?"
"Yah hari ni ajaaa.. Aku ga les. Aku capek ma.." keluh trisna
"Hei.. Kamu ga ada waktu buat capek.. Kerja kamu cuman belajar. Ini buat masa depan kamu, bukan buat mama. Kalo kamu sukses, kamu kan yang bangga." Mama trisna agak marah.
"Mah.. Plis.." trisna mencoba membujuk mama nya itu.
"Mama ga mau tau. Hasil try out nanti, kamu harus bisa dapat tempat yang pertama." Tegas mama trisna
Trisna menghela nafas, dan berjalan lemas menuju kamar mandi.
•••
Trisna pov
"Jadi, kalau bilangan ini dapat difaktorkan, hasilnya merupakan bilangan bulat." Ucap mentor itu.
Gue merhatiin dengan seksama apa yang di jelasin oleh sang mentor.
Jam tangan gue menunjuk pukul 8.
Tahan tris.. Setengah jam lagi. Batin gue.
Ddrrtt ddrrtt
Pida : Lo dimana?
GO
Pida : Pulang jamber?
Setengah jam lagi.
"Trisna, hp nya mau kakak ambil?" -mentor.
"Engga kak, maaf."
Mentor melanjutkan penjelasannya.
"Okeh, yang mau konsul bisa hari minggu jam 2 ya." -mentor.
Gue langsung keluar dari kelas. Saat itu juga vincent udah nunggu gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
Teen Fiction"Tris.." "Tris.." "Trisna" "Apa lagi sih rand?" "Gue.. gue.. gue minta maaf." "Maaf? Buat?" "Buat.. semuanya."