33

28 3 0
                                    

Trisna pov

Kok..

Hati gue sakit ya..

Vincent nembak triska??

Hahahahahahahhaha

Triska juga ga crita ke gue??

Hahahahahahhahaha

Fakta macam apa itu.

Line

Pida : gue otw

Gue juga.

Triska : oke.

Kita liat. Apa mreka bakal crita ke gue, apa engga.

"Triska.." panggil ku sesampainya di rumah triska.

"Bentarrrrr.."

Gue ngedengar sahutan dari dalam rumah.

Ga lama, pintu kebukak, triska langsung nyuruh gue masuk.
Jadilah kami di kamarnya triska.

"Hoho.. Long time no see neehhh"-pida.

"Gimana di singapur tris?" -gue

"Yah.. biasa aja sih sebenarnya." Jawab triska.

"Oleh oleh kalian berdua mana neeeh." Kata pida sambil berkacak pinggang.

"Yeu. Oleh oleh aja lo ingat." Kata gue sambil membuka ransel mini gue.

Gue ngasih mreka gelang, bertali hitam dan mainannya berbentuk matahari berwarna silver.

"Yeu. Cuman gelang." Pida ngeluh liat gelang yang gue kasih.

"Ga sukak? Ya uda sini balikin." Gue nyodorin tangan gue.

"Ehehhe.. gak gak.. gue sukak kok." Kata pida sambil memakai gelangnya.

"Jadii.. Apa aja yang udah terjadi selama kita ga ketemu??" Gue mulai nanya.

"Wah gelaseh. Vivian kek mulai ngedekitin valent gilaaak." Kata pida sambil menarik pelan rambutnya keatas.

"Vivian?? Loh.. kok bisa??" -tanya triska heran.

"Emang dia ngapain?" -gue.

Pida ceritain semuanya yg terjadi kemaren kemaren pas mereka ke cafe flashback

"Mampus loo!! Punya saingan cecan." Kata triska ngeledek.

"Trus? Lo gimana sama valent?? -gue.

"Huftt.. Itu dia.. Gimana ya.. Kalian tau gimana perasaan gue ke valent. Cuman, gue sekarang ga mau pacaran. Srius dah." Jawab pida.

"Trus lo mau nyia nyiain valent gitu?" -triska.

Pida diem. Nunduk.

"Jangan sampai nyesal pid. Dia juga punya perasaan kalik." -gue.

Pida masih diam.

"Trus gue harus gimana??" Pida menatap kami berdua bergantian.

"Kok lu nanya? Keputusan ada di tangan lu. Kalo lu ga mau kehilangan dia, lu bicarain baik-baik sama dia. Jan lu gantungin kek gini." -gue.

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang