Author pov
Bel masuk berbunyi. Trisna belum juga masuk ke kelas.
"Rand, liat trisna gak?" Tanya vian ke randhi yang baru masuk ke kelas.
"Tadi kejar-kejaran sama triska. Ga tau deh kemana." Jawab randhi santai.
"Kejar-kejaran gimanaa???" Tanya ken.
"Tauk."-randhika.
Randhi berjalan menuju bangkunya. Dan menatap kosong ke bangkunya trisna.
Mreka tadi kenapa ya.. -batin randhi
•••
"Tris.."
"Tris.."
Lelaki itu berusaha menyadarkan perempuan yg ada disampingnya itu..
"Triskaaa.." triak lakilaki itu pelan di telinga triska.
Triska hanya mengarahkan pandangannya ke vincent.
"Balik ke kelas yuk.. Ini udh masuk jam pertama loh.." ajak vincent
Triska tidak bergeming.
Matanya yg menatap kosong ke arah vincent mulai memerah. Dan akhirnya rintisan air mengalir di pipinya.
"Aduuuhh.. kok lo nangis lagi sih.. udah yaa.." kata vincent sambil menyeka air yg mengalir mulus di pipi triska.
Triska tetap diam. Dan tak ingin berkata apa-apa.
"Lo kenapa sih sama trisna?" Tanya vincent.
"Harus ya lo tau?"-triska
"Mending lo kekelas deh sekarang." Sambung triska ketus.
"Lo tau ga sih tris? Disaat lo nangis kek gini, ada orang yg kawatir sama lo.."-vincent
Triska hanya berusaha menarik cairan yg ada dihidungnya agar tidak jatuh kebawah.
"Bayangin perasaan orang itu kalo liat lo nangis kek gini.."-vincent.
"Maksud gue.. nyokap ato bokap lo ya."sambung vincent.
"Cih."-triska mulai tersenyum mendengar kalimat trakhir dari vincent.
"Nah. Gitu. Senyum. Jangan nangis. Lo jelek kalo lagi nangis."- vincent.
Hening.
Triska menatap vincent..
Dia ngomong apa barusan? -batin triska.
Oh God. Gue ngomong apa barusan.. -batin vincent.
Setelah kontes tatap menatap. Triska akhirnya berdiri.
"Ya udah lah.. hayuk kekelas.." ajak triska.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas.
"Kalo lo ada apa-apa, lo bisa crita kok ke gue." Kata vincent dan mendapat senyuman dari triska.
•••
Trisna masih mencari kemana triska berlari. Ke kantin, ke perpus, ke toilet, tapi hasilnya nihil.
Trisna mulai berjalan dengan pundaknya yg naik turun karna lelah berlari.
Ia mulai memasuki taman belakang sekolah. Dan. Yeah. Trisna berhasil menemukan triska.
"Akhirnya."- trisna.
Ketika trisna mulai berjalan menuju triska. Langkah trisna berhenti.
Kakinya seakan tibatiba melumpuh. Ia tak melangkah satu langkah pun.
Saat ini ia hanya menatap dua orang didepannya itu.
Ia menyaksikan sesuatu yang sangat tidak bisa ia logikan.
Kenapa??
Kenapa harus gitu trisss??-batin trisnaTrisna merasakan marah. Kecewa. Sedih. Ia melihat adegan dimana vincent menyeka pipi triska.
Akhirnya trisna pergi dari tempat itu. Dan memutuskan untuk ke rooftop.
Langkah kakinya yg lemas itu mulai menaiki tangga demi tangga.
Sampailah ia di permukaan rooftop itu. Ia duduk. Dan menarik nafas panjang, dan membuangnya secara kasar.
Ia memeluk kakinya dan menenggelamkan wajahnya disitu.
•••
Bel istirahat berbunyii.. Guru yang sedang mengajar pun mulai pamit dan meninggalkan kelas.
"Akhirnya aku mendengarkan suara ituuu" triak valent kencang.
Valent menatap makhluk yg disampingnya itu.
"Woi. Kok lo dari tadi bengong aja sih??" Tanya valent sambil menepuk pundak randhi.
Randhi tidak bergeming.
"Ya elah... Lo mikirin trisna?" Tanya valent lagi.
Randhi masih diam.
"Elah. Gue dikacangin lagi. Kesel deh.." kata valent.
Randhi masih diam.
"Awalnya sih gue mau kasih tau lo dimana trisna."-valent.
Randhi langsung menatap valent.
"Tapi karna lo ngacangin gue. Ga jadi ah." Kata valent sambil berdiri.
"Si anjing. Ga usah ngedrama. Dimana? Dan lo kok bisa tau?" Randhika hampir kesal.
"Dikatain anjing lagi. Oh Tuhan.. maafkan hamba mu ini.." ucap valent sambil menatap randhi.
Randhika hanya memberikan tatapan tajamnya.
Valent mulai tertawa.
"Bwahahahah... lo kenapa sih rand? Lo kek bukan randhika yg gue kenal deh." Kata valent sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya itu.
"Aduhh... cepet deh kasih tau. Lete amat lu." Kata randhi.
"Tadi kan gue datang telat tu ya.. jadi pas gue lagi ngutip sampah di area rooftop lo itu. Gue ngeliat trisna. Mungkin dia ada dirooftop sekarang." Kata valent.
"Lo yakin?" Tanya randhi.
"Ya enggak lah. Emang ini lagi sinetronan apa?" Kata valent tertawa.
"Pig emang lo ya. Gue katain lo serius tadi nyet." Kata randhi kesal.
"Udah ah. Hayuklah ke kantin. Laper gue." Ajak valent.
"Woi! Lo bedua pada mau kekantin kagaak??" Vincent tibatiba triak di depan pintu kelas randhi.
"Iyee.. kekantin.." jawab valent lalu berjalan ke arah vincent.
"Gue ga kekantin. Kalian aja."-randhi.
Valent dan vincent saling memandang.
"Kenapa tu anak?" Tanya vincent ke valent.
"Haha. Biasalah. Lagi puber." Jawab valent.
"Padahal gue mau story teling ke kalian. Tapi dia nya malah ga kekantin."-vincent.
"Crita apaan?" Tanya valent.
"Soal gue sama triska."-vincent.
~~~
Yohaii..
Vomentnya jan lupa yaaiii:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
Teen Fiction"Tris.." "Tris.." "Trisna" "Apa lagi sih rand?" "Gue.. gue.. gue minta maaf." "Maaf? Buat?" "Buat.. semuanya."