16

28 4 0
                                    

"Buat semuanya."

Setelah dia mengucapkan katakata itu. Dia pergi mendahului gue.

Sontak, aku heran sekaligus merasa tidak enak.

Tepat dia menatap mataku lekat. Keseriusannya terpampang nyata.

"Eh, rand.. tunggu.."

"Udah tris, biarin dia sendiri dulu." Ucap valent menghalang ku mengejar randhi.

***

Kok aneh ya.. gue ngerasa, gue yg jahat disini.. Tapi dia kan nanya baikbaik sih tadi.. aiiisshh..

Aku pun memutuskan untuk pergi ke perpus.

Selagi aku jalan menuju perpus, tibatiba aku teringat dengan bangunan yg menjadi tempat fav randhi.

Aku mengurungkan niat ku untuk ke perpus, dan memilih ke bangunan belum jadi itu.

Menaiki tangga menuju lantai 3, dan sesampainya ada randhi disana.

Aku menghentikan langkah ku, dan memilih diam menatapnya kosong.

"Lu ngapain disitu?"

"Ha?"

"Siniii.. ga capek apa berdiri terus?" Kata randhi.

Aku pun memberanikan diri, dan duduk disampingnya.

Dia tetap menatap kosong ke depan, melihat kendaraan yang berlalu lalang. Aku pun ngelakuin hal yg sama, bedanya, aku ngeliat wajahnya.

"Lu ngapain ngeliatin gue kek gitu?" Ucapnya sadar.

"Ha?"

"Ha. he. ha. he. Lu kenapa liatin gue kek gitu?" Tanyanya lagi.

"Ga papa.. aneh aja." Jawab ku

"Aneh gmna? Lu baru nyadar kalo gue ganteng gitu?" Ucapnya pede.

"Dih.. amit." Jawab ku mengalihkan pandangan.

"Hahaha.. alah, lu di mulut bilangnya gitu.. di hati, siapa yg tahu.." ucapnya menggoda.

"Lu tu yaa.. heran deh gue ngeliat lu.."

"Tris?" Potongnya.

Aku diam karna panggilannya yg tibatiba itu. Aku hanya menatapnya.

"Gue minta maaf. Gue benerbener minta maaf. Maaf karna gue udah jahil sama lo, sering ngebetin lo, sering nambah ngerusak mood lo. Gue ga tau, gue ngelakuin itu spontan aja. Gue ga pernah berencana buat ngelakuin itu semua. Serius deh.." ucapnya sambil menatap mataku.

Aku terdiam, terpaku, membeku. Aku hanya membalas tatapan matanya.

"Weiiss.. lagi sayembara tatap mata yaa.." valent datang memecah suasana.

"Ck, apaan sih lo." Kata randhi dengan nada bete.

"Wits, ngerasa terganggu yah mas randhi?" Balasnya sambil duduk disamping randhi.

Randhi hanya berdecak karna temannya itu. Aku pun tertawa melihat mereka berdua.

***

Author pov

Tak sadar, mereka bertiga menghabiskan jam pelajaran disana.

Bel istirahat pun berbunyi..

Triska dan pida seperti biasa langsung ke kelasnya Trisna.

"Teriissnnaaaa.." triak mereka berdua.

Tapi, makhluk yg mereka cari tak berada disana.

"Eh viv, Trisna ke mana?" Tanya pida ke vivian.

"Trisna dihukum tadi pid, disuruh keluar. Ga tau deh kemana.." jawab vivian.

"Dihukum? Kenapa? Tuh anak ngelamun lagi?" Tanya triska.

"Yahh.. begitulah.." jawab vivian.

"Ya udah deh, kita deluan aja deh.. thanks viv." Ucap pida.

Mereka pun pergi, dan menuruni anak tangga.

Tangga pertama..
Kedua..
Ketiga..

Trisna, randhi, dan valent pun sedang menaiki tangga sambil ketawa bareng.

Triska dan pida menatap mereka heran.

"Eh. Hanii kuu.." ucap valent mendongak ke atas.

Trisna pun menghentikan tawanya dan mendongak ke atas juga.

"Lu dihukum juga?" Tanya pida ke valent.

"Ha? Tau dari mana kita dihukum?" Jawab valent.

"Kita??" Tanya triska heran.

"Iya.. gue, trisna sama randhi." Jawab valent.

"Eheemm.. gaes gue bisa jelasin ini ke kalian. Kita kekantin yuk." Sela trisna.
"Gue deluan yaa.." pamit trisna ke randhi dan valent.

***

Trisna pov

Aku pun menceritakan dari awal hingga akhir ke mereka. Termasuk bagian dengan randhi. Aku menceritakan semuanya tanpa terkecuali.

"Jadi gitu loo.." kata ku.

Hening.

"Heii, kok diem ajaa sihh.. dah crita pjg lebar jugak.. respon napa.." ucap ku.

"Daebak. Gue serasa lagi nonton drama." Jawab pida.

"Njai, lebay lo ah." Kata ku.

Aku menatap ke arah triska, dia hanya menatap kosong ke arah meja.

"Tris..."
"Tris..."

"Ha iya?" Jawab triska.

"Lah.. lu kunafee? Kok diem gitu? Tanya pida.

"Engga. Gapapa." Jawabnya.

~~~

Setelah sekian lama ga up. Akhirnya up juga.
Keep reading yaah..
Vomentnya jugaa..
Saranghaee♡♡♡

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang