Author pov.
Semakin kesini, semakin jauh aku darinya.
Semakin kesini, semakin dekat dia dengannya.
Hufftt..
Itulah yg dibenak triska sekarang.
Ini gue yg lebai ato apasih. Cerita trisna dikantin tadi, kenapa gue inget2 mulu cobaak.. aduhh.. -batin triska
Triska balik deluan ke kelas, meninggalkan trisna dan pida dikantin. Triska ga tahan lagi buat denger ceritanya Trisna.
Dikelas triska.
"Tris.."
Triska pun menoleh ke arah suara itu.
"Gue mau ngomong sma lu."
Vincent. Ini anak mau ngapain lagi.
"Ya udah ngomong aja.." jawab triska.
"Ehm.. gue mau........"
"Sen seeeeeeen."
Mereka pun menoleh ke arah sumber suara.
"A e laa. Ini anak kenapa lagi nii, gue balik ke tempat duduk dulu ya tris. Entar gue sambung." Kata vincent sambil berlalu.
"Woii triss!!" Pida datang.
"Lu kunafe balik deluan tadi haa?! Knp? Ga kuat denger ceritanya dia?! Helow. Lo pikir dia bakal sukak gitu sma randhi?! Lo kalo mikir pake otak dong tris. Kita tau tabiat kita masing-masing gimana. Heran gue liat lo. Sumpah." Crocos pida ke triska."Hee! Lo santai dikit bisa gak? Baru datang jugak. Lo duduk dulu! Bicara baik-baik! Langsung nyrocos aja lo!" Jawab triska.
Pida pun menenangkan emosinya, dan mulai berbicara.
"Jadi, lu kenapa balik deluan?" Tanya pida
"Iya. Gue ga tahan denger cerita nya dia. Gue muak tau gak!" Jawab triska.
"Yang bikin lo muak apa sih triss?" Tanya pida heran.
"Entahla.. semakin kesini mereka berdua semakin dekat. Gue ga sukak ngeliat mereka berdua kek gitu." Jawab triska melemah.
Petlak. Sebuah jitakan mendarat mulus di kepala triska.
"Lo seharusnya bersyukur. Dia masih nyeritain secara keseluruhan sama lo. Itu berarti dia emang ga ada apa-apa sma itu anak. Yg lo takutin sekarang seharusnya bukan kedekatan mereka, tapi gimana suatu saat nanti si trisna nyembunyiin sesuatu tentang si randhi dari lo!" Ucap pida.
Triska hanya diam...
Mereka ga sadar, ada sepasang mata yg melihat mereka dan sepasang kuping yg mendengar pembicaraan mereka.
•••
Trisna hanya terheran dengan sikap triska yang pergi begitu saja.
Apa dia marah?
Itu yg jadi the big question trisna.Begitu juga dengan vincent. Vincent yang mendengar pembicaraan triska dan pida merasa heran. Kenapa randhi di bawabawa? Dan siapa yg suka sama siapa.
Ditempat duduk vincent.
"Sen.."
"Sen.."
"Iihh.. sen senn" panggil zura"Apa sih?! Lo bisa gak, gak manggil gue kek gitu?! Gue ga sukak tau gak!!" Jawab vincent.
"Ihh.. gue minta maaf.. iya gue salah, yah gue ga tau harus ngapain lagi selain minta maaf senn.." kata zura.
"Ga tau harus ngapain? Yg lo harus lakuin dari dulu tu, lo ga usah balik lagi kesini. Seharusnya lo tetep disana bareng bokap lo!!" Kata vincent sedikit membentak.
Dia hanya diam.
Dan hanya menunduk."Kok lo tega sih ngomong gitu sen?" Ucap zura.
Bisa di lihat, kalau mata zura mulai memerah.
"Tega lo bilang? Haa. Tegaan mana sama lo.. yg pergi ninggalin gue, disaat gue butuh lo banget. Disaat gue cuman ngandelin lo doang. Lo mungkin lupa janji kita dulu yaa." Jelasku.
Dia mulai menitikkan air mata.
Dan vincent ga suka liat cewe nangis."Lo jangan nangis. Ga ada yg perlu lo tangisin. Simpen aja air mata lo, buat bokap nyokap lo nnti." Sambung vincent sambil berlalu pergi.
Ditengah menuruni tangga. Vincent berpapasan dengan guru ipa, yang hendak mengajar dikelasnya.
"Ibuu.." sapa vincent.
"Iya nak. Kamu mau kemana? Ini udah mau mulai lo.." tanya beliau.
"Aduh buuk.. tibatiba perut saya sakit buk.. ini mau ke uks minta obat buk.." ucap vincent bohong.
"Serius ga bohong?" Kata beliau curiga.
"Ii.. iya buk... aduh buk, saya ga kuat ni buk.. saya deluan ya buk.." ucap vincent sambil memegangi perutnya.
"Ya sudah, kamu ke uks sekarang " izin beliau.
"Iya buk.. makasiih." Ucap vincecent.
Beliau pun mendahului vincent deluan.
Dan vincent?Tentu saja ke perpus.
Saat vincent sampai di depan perpus. Rak sepatu penuh dengan sepatusepatu murid.
Siapa yg belajar disini.. Batinnya
"Bu dewii" panggil vincent sedikit membisik.
"Ehh, vincent.. kok kamu disini? Disuruh cari referensi lagi? Kok keknya kamu terus yah yg disuruh.. yg lain mana? Kan mereka bisa, ga harus kamu aja."-budew
"Huft.. ini nih.. kebiasaan budew.. nyerocos langsung. Baru datang juga." Ucap vincent.
"Eh.. maapmaap. Kebiasaan. Jadi kamu ngapain?" Tanya beliau lagi.
"Hmm.. ngapain ya budew.. hahaha" kata vincent sambil memegangi dagunya alaala detektif.
"Jangan bilang kamu bolos?" Tebak budew.
"Yap. Tepat sekali. Hehe."
"Kamu tu ya.. masuk gak kekelas sekarang.. ibuk bilangin ke bk ya kamu." Ancam budew.
"Ih. Jangan dong buk. Saya juga ada alasan bolos pelarajan buk.. ada hal yang harus saya hindarin." Jelas vincent.
"Tapi kan.."
"Eh buk, ini kelas barapa yg belajar disini?" Sela vincent mengubah topik.
"Oohh... itu kelas 94." Jawab budew sambil fokus ke layar komputernya.
"Ya udah deh buk. Saya ke dalam dulu, mau cari buku lagi."
Vincent melihat trisna duduk bareng dengan ken dan vivian. Lalu didepannya ada randhi sma valent.
Mereka ber 5 kelihatan akrab. Sejak kapan cobak? Heran..
~~~
Yoo..
Keep reading ya gaes..
Vomentnya jan lupa..
Saranghae♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
Teen Fiction"Tris.." "Tris.." "Trisna" "Apa lagi sih rand?" "Gue.. gue.. gue minta maaf." "Maaf? Buat?" "Buat.. semuanya."