Sehun menatap Vivi dan Miu yang ada di dalam kandang masing-masing. Ia sedikit mengkhawatirkan kedua hewan itu. Ini penerbangan pertama mereka, bagaimana jika ada masalah?
"Kalian akan berada di tempat yang berbeda denganku selama beberapa jam ke depan. Jangan buat masalah oke? Miu, jangan sembarangan berubah ke wujud manusiamu jika tidak kusuruh."
Miu mengeong dalam kandangnya menyetujui ucapan Sehun. Sehun menghela napas lega dan menyeret kopernya sambil menenteng kandang keduanya keluar dari apartemen.
"Kau sungguhan mau membawa mereka?" tanya Junmyeon tak percaya sambil melirik Miu. "Bagaimana kucing itu merayumu hingga kau mau membawa mereka?"
Sehun tak menjawab dan memberikan kopernya pada Junmyeon.
"Bantu aku bawakan koper. Aku harus mengurus mereka."
Junmyeon mengerutkan kening. Ia menyeret koper Sehun dan membawanya menyusul Sehun yang sudah lebih dulu menuju lift. Ia kembali melirik Miu yang terkurung dalam kandang.
"Hei, kucing itu tidak membuatmu lupa diri kan?" tanya Junmyeon membuat Sehun menatapnya aneh.
"Apa maksudnya?"
Junmyeon melirik Miu lagi dan mendekat pada Sehun.
"Maksudku, kucing itu tidak membuatmu menidurinya kan?" tanya Junmyeon setengah berbisik.
"Kau gila? Aku masih waras!" balas Sehun kesal.
"Aku hanya bertanya. Lagipula," ujar Junmyeon sambil memelankan suaranya. "Meskipun ia siluman, ia benar-benar menggiurkan bagi para pria."
"Tutup saja mulutmu!"
🍑🍑🍑
Sehun menghela napas dan merenggangkan tubuhnya. Setelah kurang lebih dua belas jam perjalanan dari Seoul ke Prancis, mereka akhirnya tiba di bandara Charles de Gaulle. Sehun menatap Vivi dan Miu yang tertidur. Kedua hewan itu pasti kelelahan. Ralat, Miu bukan hewan tapi siluman. Sehun bertanya-tanya, apa siluman juga bisa kelelahan.
Sehun menjinjing kandang keduanya dengan hati-hati, sementara Junmyeon membawakan kopernya. Mereka masuk ke dalam taksi yang kebetulan sedang berhenti di tepi bandara dan masuk ke dalam. Junmyeon berbicara kepada sopir taksi untuk membawa mereka ke hotel Le Bristol yang sudah dipesankan oleh agensi mereka.
"Bagaimana kau akan mengurus dua hewan itu?" tanya Junmyeon ketika taksi perlahan melaju.
"Miu bisa menjaga Vivi untukku."
"Dan siapa yang akan menjaga kucing itu?" tanya Junmyeon.
"Aku."
Junmyeon menghela napas, malas membalas ucapan Sehun. Mereka tak berbicara selama hampir satu jam perjalanan menuju hotel Le Bristol. Hingga akhirnya mereka tiba di lobi hotel Sehun baru berbicara.
"Hyung," panggil Sehun pada Junmyeon.
"Apa?"
"Jangan sembarangan masuk ke kamarku."
"Kenapa?"
"Bisa saja Miu berubah ke wujud manusianya dan sedang telanjang saat itu. Aku tidak mau kau melihat apa yang tidak seharusnya kau lihat."
Junmyeon mendengus.
"Hei, dia hanya seekor kucing. Jangan bersikap berlebihan."
"Sekalipun ia seekor kucing, ia adalah milikku. Jadi jangan sembarangan masuk ke kamarku."
"Iya, iya! Aku mengerti Tuan Oh Sehun," gerutu Junmyeon.
Junmyeon menghampiri resepsionis, berbicara dalam bahasa prancis, kemudian kembali lagi pada Sehun. Tak lama seorang pria pekerja hotel itu datang dan membantu Junmyeon membawa koper. Pekerja hotel itu menuntun mereka menuju kamar masing-masing.
"Ingat, jangan sembarangan masuk. Ketuk pintu dulu baru masuk," kata Sehun membuat Junmyeon mendesis pelan.
Sehun masuk ke dalam kamarnya, meletakan kopernya ke atas meja yang disediakan dan membuka kandang Vivi juga Miu. Sehun meletakan Miu ke ranjang. Keduanya masih tertidur dengan tenang. Sehun merenggangkan tubuhnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sepuluh menit kemudian, Sehun kembali ke kamar dan mendapati Miu telah berubah ke wujud manusianya. Wanita itu masih tertidur. Sehun menghela napas melihat tubuh telanjangnya. Ia menarik selimut pelan dan membungkus tubuh Miu dengan selimut tanpa membangunkannya. Kelihatannya siluman juga memang bisa merasa lelah.
Sehun berbalik menuju kopernya untuk mengambil pakaiannya. Ia mengenakan kaus putih tipisnya dan celana pendek. Ketika ia selesai berganti pakaian, Vivi sudah terbangun dan meloncat-loncat di sekitar kakinya. Sehun berjongkok dan mengelus Vivi lembut sambil tertawa pelan.
"Kau lapar ya?" gumam Sehun. Ia beralih menatap Miu yang menggeliat pelan dan perlahan bangun.
"Oh? Kita sudah sampai?" tanya Miu dengan mata mengantuk. Ia menatap tubuhnya sendiri dan menyadari sesuatu. "Apa aku berubah saat masih dalam perjalanan?"
"Kau berubah saat kutinggal mandi," kata Sehun sambil mengambil pakaian Miu dan memberikannya pada Miu. "Pakai bajumu."
Miu menerima pakaian yang diberikan Sehun. Ia terdiam menatap pakaiannya sejenak dan beralih menatap Sehun.
"Sehun," panggilnya.
"Kenapa?"
"Boleh tidak kalau aku tidak usah pakai ini?" tanya Miu sambil menunjukan bra berwarna hitam yang diberikan Sehun. "Dadaku sakit kalau pakai ini."
"Apa yang kau katakan? Kau harus pakai itu!" ujar Sehun setengah panik, "kalau tidak, pria-pria aneh bisa melakukan hal yang tidak-tidak padamu!"
Miu mengerjap bingung.
"Hal yang tidak-tidak itu seperti apa?"
Sehun mengusap tengkuknya dan menatap Miu tak kalah bingung. Bagaimana caranya menjelaskan hal yang tidak-tidak pada wanita kucing ini?
"Ck, pakai saja bajumu!" ujar Sehun membuat Miu dengan patuh menurutinya.
🍑to be continued...🍑
![](https://img.wattpad.com/cover/112064149-288-k632031.jpg)