"Kau mau jalan-jalan tidak?" tanya Jongin pada Miu yang sedang menonton TV.
Miu menatapnya dan mengangguk. Soojung sedang tidur siang, kelelahan karena harus melayani Jongin semalam. Sementara itu, Jongin dan Miu masih aktif bermain-main di rumah. Walaupun Jongin sudah lama menjadi manusia, sifat kucingnya tak akan pernah hilang.
"Kita akan ke mana?" tanya Miu pada Jongin.
"Membeli es krim? Dan juga kue untuk Soojung, mungkin," ujar Jongin, "tapi jangan pakai sandal kelincimu. Pinjam sepatu Soojung dulu."
Miu mengangguk dan mengikuti Jongin menuju rak sepatu. Jongin mengambil sepatu Soojung dan meminjamkannya pada Miu. Kemudian mereka melangkah keluar dari apartemen sambil bergandengan layaknya kakak-adik.
"Kenapa kau bisa lebih tua dariku saat jadi manusia?" tanya Miu penasaran.
"Aku juga tidak tahu," jawab Jongin, "tapi aku suka penampilanku."
Miu tak membalas. Mereka berdua masuk ke dalam lift dan turun ke lantai satu. Jongin mengajak Miu berjalan menuju ke toko kue di dekat apartemen.
"Oh, itu Sehun!" kata Miu senang.
Wanita itu hendak menghampiri Sehun, tetapi Jongin menahannya.
"Tunggu sebentar," ujar Jongin seraya menatap ke arah Sehun dan seorang wanita mabuk yang tak mereka kenali.
Jongin mendengus. Matahari bahkan belum terbenam dan wanita itu sudah mabuk.
"Siapa itu?" gumam Miu ketika menyadari wanita yang dipapah Sehun.
Jongin tak mengatakan apa-apa dan hanya memperhatikan hingga wanita itu mencium Sehun.
"Jongin, kenapa dia menggigit Sehun?"
Jongin tak mengatakan apa-apa dan menutup mata kakaknya. Laki-laki brengsek.
"Ayo kita pergi," kata Jongin seraya menarik Miu menuju ke arah yang berlawanan.
🍑🍑🍑
Miu dan Jongin tak jadi membeli kue. Mereka pada akhirnya membeli es krim dan cemilan di toko kecil yang terletak dekat taman. Miu tak mengatakan apa-apa sepanjang perjalanan, membuat Jongin sedikit khawatir. Bahkan ketika mereka tiba di dalam lift, wanita itu masih tak mengatakan apa-apa.
"Tidak usah dipikirkan. Aku akan membuat perhitungan dengan pria itu," kata Jongin.
"Aku baik-baik saja. Lagipula, aku dan Sehun tidak berpasangan," ujar Miu.
Mereka tiba di lantai sebelas. Ketika mereka hampir mencapai apartemen Jongin, Miu melihat Sehun yang berdiri di depan apartemennya, menunggu wanita itu. Jongin menghentikan langkahnya membuat Miu spontan menyembunyikan dirinya di belakang Jongin dan menggenggam ujung baju pria itu.
"Jongin," bisiknya pelan, "aku tidak mau pulang."
Jongin belum sempat membalas ucapan Miu ketika Sehun menghampiri mereka.
"Kalian darimana?" tanya Sehun, terlihat sedikit kesal dan khawatir.
Jongin tak menjawab dan menatap Sehun sejenak.
"Bukan urusanmu," ujar Jongin kemudian menarik Miu. "Ayo!"
Sehun menghalangi jalan mereka, menatap Jongin tak suka dan beralih pada Miu.
"Miu, pulang."
"Dia akan menginap di apartemenku dan Soojung."
Sehun menghiraukan Jongin dan mengulangi ucapannya, "Miu, pulang."
Miu menunduk dan menggenggam ujung kaus Jongin erat, kemudian menggeleng.
"Aku mau menginap di rumah Jongin," kata Miu pelan.
Sehun terdiam mendengar ucapan Miu. Ada apa dengan wanita itu?
"Dengar kan? Putih akan menginap di tempatku." Jongin tersenyum menang.
Ia membawa Miu masuk ke apartemennya dan menutup pintu. Soojung sudah menunggu mereka. Ia menatap keduanya dan mengerutkan kening heran ketika melihat raut Miu.
"Ada apa?" tanya Soojung.
Jongin tak menjawab dan melirik Miu yang tertunduk. Sesaat kemudian terdengar suara isakan dari wanita itu.
"Jongin, kau apakan Kakakmu?!" tanya Soojung menuduh.
"Ini bukan salah Jongin..." kata Miu cepat sambil terisak.
Soojung terdiam dan menatap Jongin, meminta penjelasan. Namun, Jongin menggeleng, memberi kode jika ia akan menjelaskan ini nanti. Keduanya menatap wanita kucing yang sedang menangis itu.
"Jongin... Soojung... kenapa aku merasa sedih?"
🍑🍑🍑
Sehun menghela napas gusar untuk yang ke sekian kalinya. Rasanya, ia sangat kesal. Kenapa Miu malah menginap di tempat Jongin dan Soojung? Memangnya wanita itu tak punya rumah? Sehun berdecak sebal dan menghempaskan dirinya di sofa.
Bel apartemennya berbunyi, membuat Sehun segera beranjak dari sofa. Itu pasti Miu. Sehun sangat yakin itu Miu karena wanita itu mana mungkin bisa pergi lama-lama darinya. Buktinya, Miu kabur hanya untuk mencarinya ketika mereka berada di Paris dulu.
Namun harapan tak sesuai dengan kenyataan. Ketika ia membuka pintu, ia malah mendapati Jongin yang berdiri di depannya dengan wajah marah. Sesaat kemudian, pria tan itu memberi bogem mentah tepat di rahangnya.
"Itu karena aku belum puas memukulmu tempo hari," kata Jongin kemudian meninju Sehun lagi. "Itu karena kau sudah meniduri Putih kemudian merayu wanita lain!"
Sehun memegang rahangnya yang terasa nyeri. Ia menatap Jongin lagi dengan tajam.
"Apa-apaan kau!"
"Kau yang apa-apaan! Kau pikir Putih itu mainanmu? Beraninya kau menidurinya kemudian mencium wanita lain di depannya!"
Sehun mengerjap kaget. Apa Miu melihatnya dan Yoona tadi? Sehun segera beranjak berdiri.
"Aku perlu bicara dengan Miu."
"Tidak usah! Dan jangan panggil dia Miu lagi! Aku tidak akan menyerahkan Putih pada pria hidung belang sepertimu!" kata Jongin tajam. "Ia tidak mau pulang padamu lagi, jadi nikmatilah hidup hedonismu dengan wanita itu!"
Jongin meninggalkan Sehun yang membeku. Tidak mau pulang padanya lagi? Sehun mengusap wajahnya kasar dengan perasaan kacau. Sial. Sehun benar-benar ingin menemui Miu sekarang juga, tapi bagaimana? Wanita itu bahkan tidak mau menatapnya tadi.
Ia harus bagaimana sekarang?
🍑to be continued...🍑
