Satu-satunya hal yang dapat Sehun katakan keesokan paginya ketika ia membuka matanya adalah sial. Sehun hampir menampar dirinya sendiri ketika ia melihat Miu yang tertidur meringkuk di sampingnya dengan puluhan kissmark berwarna keunguan di leher hingga dadanya.
Wanita kucing itu nampak sangat kelelahan. Jika ia adalah Miu, ia juga pasti akan sangat kelelahan mengingat betapa ganasnya ia semalam. Sehun ingat jika semalam Miu memohonnya berhenti sejenak karena ia tak bisa bernapas dan kelelahan setengah mati. Ia benar-benar memuaskan dirinya semalaman.
Sial. Sehun benar-benar akan menghajar Junmyeon karena telah memberikan obat sialan itu pada Miu.
Sehun perlahan bangkit dari ranjang, dan beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia meringis pelan ketika air pancuran mengenai punggungnya. Punggungnya pasti dipenuhi bekas cakaran karena Miu. Itu cukup adil. Sehun membuat wanita kucing itu hampir mati melayaninya, sementara ia mendapat rasa perih dipunggungnya karena wanita kucing itu.
Ia segera menyelesaikan kegiatan membersihkan dirinya dan keluar dari kamar mandi setelah mengenakan pakaiannya. Miu sudah terbangun ketika ia masuk ke kamar. Wanita kucing itu mendudukan dirinya di ranjang dengan selimut menutupi tubuhnya. Demi Pulau Kuvuuki yang ada di film Spongebob, Sehun semakin tak mampu menatap wajah Miu setelah apa yang ia lakukan.
"Sehun sudah mandi?" tanya Miu tanpa beban, seolah yang semalam terjadi bukan apa-apa.
"Hm," gumam Sehun seraya berjalan melewati Miu. "Kau juga sebaiknya segera mandi."
Miu tak menjawab dan menatap Sehun dengan raut wajah yang nampak benar-benar kebingungan. Ia masih terdiam di tempatnya, membuat Sehun berbalik dan meliriknya sejenak. Pria itu tak bisa menatapnya lama-lama karena jika ia melakukan hal itu, ia akan mengingat perbuatannya semalam.
"Kenapa kau masih di situ?" tanya Sehun.
"Aku tidak bisa bangun..." jawab Miu pelan membuat Sehun menelan ludah.
Apa yang kau tanam, itulah yang kau petik. Nah, Oh Sehun, bertanggung jawablah sekarang juga.
🍑🍑🍑
Sehun menghela napas lega setelah selesai memandikan Miu. Wanita kucing itu benar-benar tak bisa bangun sesaat tadi karena kakinya masih melemas. Sepertinya Sehun memang menghajarnya habis-habisan semalam.
Wanita kucing itu baru bisa berdiri setelah beberapa lama berendam dalam bathtub. Sehun memberikan Miu terusan pink tipis miliknya karena wanita kucing itu mengeluh jika selangkangannya nyeri dan tidak ingin memakai celana.
"Duduklah di sofa. Aku akan membereskan kamar," kata Sehun setelah selesai mengawasi Miu yang mengeringkan rambutnya.
"Iya." Miu berjalan sedikit tertatih menuju ruang tamu, membuat Sehun mengusap wajahnya karena merasa sedikit bersalah telah membuatnya berjalan seperti itu.
Sementara itu, Miu mendudukan dirinya di sofa dengan tenang dan kembali meringkuk di sana hendak tertidur. Namun, bunyi bel apartemen Sehun membuat Miu beranjak bangkit dari sofa. Ia menatap pintu kamar Sehun yang setengah terbuka. Sepertinya pria itu tidak mendengar bunyi bel.
Miu beranjak menuju pintu, masih dengan tertatih dan membukakan pintu. Ternyata Junmyeon dan Seohyun.
"Tumben kau yang membukakan pintu," komentar Junmyeon kemudian menatap Miu dari atas ke bawah. "Oh, aku mengerti. Jadi, sudah ya?"
Junmyeon menyeringai dan melangkah masuk lebih dulu, meninggalkan Seohyun dan Miu di depan. Seohyun menatap Miu yang masih terlihat heran dengan tingkah Junmyeon. Sesaat kemudian ia mendorong Miu masuk dan menutup pintu.
"Oh Sehun! Kau apakan saja anak ini?!" teriak Seohyun sambil menggandeng Miu kembali ke dalam dengan buru-buru.
Miu sedikit kesulitan mengikuti langkah Seohyun, sehingga ia terjatuh karena tersandung kakinya sendiri.
Bruk
"Aw!"
"Astaga!" Seohyun berjongkok untuk memeriksa Miu.
Sehun keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri Miu yang terjatuh. Sementara Junmyeon yang baru kembali sambil membawa botol obat perangsang menatap Sehun yang nampak khawatir.
"Aish! Kenapa kalian lakukan ini padanya?!" seru Sehun kesal sambil menggendong wanita kucing itu ke sofa.
Seohyun berdecih. Pria itu bahkan bertingkah berlebihan ketika wanita kucing itu hanya terjatuh.
"Miu, kau terlalu banyak memberinya obat ini," kata Junmyeon kemudian duduk di sofa Sehun dengan santai. "Sepertinya kau benar-benar dalam masalah semalam."
Sehun menatap Junmyeon tajam, kemudian beranjak mengambil kotak P3K. Ia kembali pada Miu dan menyemprotkan obat nyeri ke lututnya.
"Obat apa ini?" tanya Seohyun sambil merebut obat yang ada di tangan Junmyeon. "Perangsang?! Kapan kau memberikannya?"
"Jika kau memberinya obat itu lagi, aku akan membunuhmu," desis Sehun geram pada Junmyeon.
Junmyeon menyeringai dan menatap keduanya bergantian.
"Jangan marah begitu. Paling tidak, kau sudah merasa lebih baik kan?" kata Junmyeon jahil sambil menyeringai lebar.
"Dasar brengsek," gumam Sehun sambil meletakan kembali kotak P3Knya.
Sementara Miu masih diam dan mendengarkan percakapan ketiganya dengan wajah antara mengerti dan tidak.
"Ngomong-ngomong, jika Miu memberimu ini, berarti kalian sudah bercinta semalam?" tanya Seohyun sambil melirik Sehun.
"Diamlah."
"Hei, aku sedang bertanya!" balas Seohyun tak terima. "Aku cuma mau tahu apa kau pakai pengaman atau tidak?"
Seketika Junmyeon dan Sehun bertatapan. Sehun melirik Miu yang masih diam dan mengerang frustasi.
Oh, sial.
🍑to be continued...🍑
