28

18.3K 3.5K 363
                                    

"Putih!" panggilan Soojung membuat Miu mengangkat wajahnya. "Jangan sedih terus, ayo makan kue!"

Ini hari kelima nama Miu berganti menjadi Putih dan hari kelima ia tak pulang ke rumahnya. Ah, apa Sehun bahkan peduli jika ia tak pulang? Miu menghela napas. Ia tak suka panggilan Putih meskipun dulu semua saudaranya memanggilnya begitu.

Soojung menghela napas melihat Miu yang nampak murung dan menariknya menuju meja makan. Ia mendudukan wanita itu di kursi dan menyodorkan kue cokelat buatannya. Miu menatap kue cokelat buatan Soojung sejenak dan kembali murung.

"Makanlah," ujar Soojung setengah memaksa.

Miu menarik napas dalam dan meraih garpu. "Selamat makan."

Miu memotong kuenya dengan garpu dan mulai menyuapkannya ke dalam mulut tanpa selera. Ia sangat suka kue cokelat, tetapi kenapa rasanya begitu hambar hari ini?

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku dan Jongin ada di sisimu," ujar Soojung menghiburnya.

"...iya," bisik Miu pelan dan memotong kuenya lagi.

Namun, tetap saja ia masih merasa sedih. Dia merasa terbuang. Soojung berbalik untuk mengambil air minum ketika wanita itu kembali meneteskan air matanya. Ia mengusap matanya cepat dan menunduk dalam.

Jongin dan Soojung merawatnya dengan baik. Mereka bahkan selalu menemaninya meski tak selalu berdua. Tidak seperti saat di apartemen Sehun yang sepi. Namun, ia tak merasa bahagia. Bahkan meskipun Soojung memberinya banyak kue dan es krim, ia tak merasa bahagia. Ia tidak berada di rumahnya dan Soojung bukan majikannya.

Miu merindukan majikannya.

"Kuenya tidak enak?" tanya Soojung tiba-tiba membuat Miu tersentak.

"Tidak, kuenya enak," jawab Miu dan menghabiskan kuenya paksa. Ia menelan semua potongan kuenya. "Terimakasih makanannya."

Soojung tersenyum dan mengelus rambutnya. Ia meletakan gelas minuman di depan Miu, membiarkan wanita itu minum.

"Aku pulang." Itu suara Jongin.

Miu tidak berbalik untuk menatap Jongin. Jongin itu punya mata yang tajam. Ia pasti menyadari dengan cepat jika Miu menangis kalau Miu berbalik menatapnya.

Soojung tak membalas dan menatap Jongin dengan dahi berkerut. Miu tak tahu apa yang membuat Soojung menatap Jongin seperti itu. Namun ia tidak mau berbalik sedikit pun untuk menatap Jongin.

Jongin berderap mendekati mereka. Miu masih tidak mau menatap ke arah adiknya dan lebih memilih untuk menatap gelasnya yang kosong. Miu tersentak ketika ia merasakan sepasang tangan merengkuh tubuhnya dari belakang dan memeluknya erat.

"Aku merindukanmu."

Miu tertegun. Ia sangat mengenali suara ini.

"Pulang ke rumah, ya?" Ini suara Sehun.

Miu berbalik, membuat Sehun melepaskan pelukannya. Sehun menatapnya teduh membuat wanita itu seketika menangis dan langsung memeluknya.

"Sehun..." isaknya. "Aku rindu Sehun."

Sehun membalas pelukannya erat seraya mengusap rambutnya lembut. Sesekali, ia menciumi rambutnya yang beraroma peach.

"Aku juga," katanya. "Pulang ke rumah, ya?"

Tanpa berpikir dua kali, Miu mengangguk. Tentu. Tentu saja ia akan pulang. Memangnya di mana lagi rumahnya kalau bukan Sehun?

🍑🍑🍑

"Maaf membuat kalian repot," kata Sehun sambil memangku Miu yang tertidur.

Wanita itu tertidur setelah menangis, menumpahkan segala perasaannya tanpa mengatakan apa-apa. Jongin menatap Sehun sinis, masih sedikit kesal dengan pria itu.

"Tidak apa-apa. Lagipula, Putih adalah Kakak Jongin," balas Soojung sambil tersenyum.

"Aku lebih senang kalau Putih tinggal di sini saja. Kau mungkin bisa membuatnya bersedih lagi," ketus Jongin.

"Jongin!" tegur Soojung sambil menatap Jongin.

Namun, kali ini Jongin tak merengut. Ia tak menghiraukan teguran Soojung dan menatap Sehun lurus.

"Saat ini, satu-satunya saudara yang kuketahui keberadaannya hanya Putih. Kau beruntung karena Putih memilihmu. Selama ini, ia dipingit oleh Ibu dan tak pernah tahu banyak tentang dunia ini." Jongin nampak serius dengan ucapannya. "Putih adalah saudaraku, aku tak akan membiarkan siapapun menyakiti Putih. Jika kau berani menyakitinya lagi, aku tak keberatan untuk menghajarmu."

Sehun mengeratkan pelukannya pada Miu yang masih tertidur dan menatap Jongin.

"Aku tahu kau sangat menyayanginya. Aku sadar jika aku sangat beruntung karena ia memilihku. Dan, iya, ia memang tak tahu apa-apa, tapi aku tak pernah dan tak akan pernah memanfaatkannya. Kau bisa pegang ucapanku. Aku tidak akan membuatnya terluka sedikitpun." Sehun tak tahu kenapa ia bisa seserius ini, tetapi bukan saatnya untuk memikirkan hal itu. Ia harus meyakinkan Jongin. "Dia wanitaku dan aku akan melindunginya sekuat tenaga. Dan satu hal lagi, tolong jangan ganti namanya sembarangan. Mungkin kau dulu memanggilnya Putih, tapi ia milikku sekarang dan aku memberinya nama Miu."

Jongin berdecak pelan dan menatap Miu sejenak.

"Aku sebenarnya tak suka padamu, tapi karena Putih, ah bukan, Miu sangat menyayangimu sebagai majikannya. Jadi, kau bisa membawanya kembali bersamamu," ujar Jongin. "Tapi jangan terlalu besar kepala karena ia menyayangimu. Kau mungkin menidurinya, tapi tanda di punggungnya mungkin akan membawanya pada orang lain. Mungkin saja kau hanya menjaga jodoh orang." Kai tersenyum meremehkan ketika melihat wajah Sehun yang nampak tegang. "Ah, sepertinya tanda itu tak muncul padamu ya? Sayang sekali."

"Jongin!"

"Pulanglah. Semoga beruntung dengan tanda pasangannya." Ia kemudian melanjutkan, "aku lupa mengatakan ini. Usia manusia Miu baru 18 atau 19 tahun. Jadi jangan buat ia melayani nafsumu itu."

Sehun menahan erangannya dalam hati. Ini bencana. Pertama, Sehun belum punya tanda pasangan yang sama dengan Miu. Kedua, Miu masih di bawah umur jika umur manusianya baru 18 atau 19 tahun. Ketiga, pria itu sudah ereksi sejak Miu tertidur di pangkuannya. Well, Sehun benar-benar dalam masalah sekarang.

🍑to be continued...🍑










Note :

Visual tanda pasangan Miu

Bayangin aja letaknya di bagian deket bahu, rada bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bayangin aja letaknya di bagian deket bahu, rada bawah. Kalo ribet ya udah nggak usah dibayangin.

kitten ; OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang