05

29.2K 4.6K 798
                                    

"Berubah jadi kucing?" tanya Miu dengan mata membulat. Sehun mengangguk. "Kenapa?"

"Aku harus pergi ke Prancis untuk bekerja selama beberapa hari. Tidak mungkin aku meninggalkanmu di sini sendirian tanpa diawasi siapapun," jawab Sehun. "Kau akan aman di tempat penitipan."

Raut wanita kucing itu berubah muram. Ia menundukan kepalanya dalam-dalam.

"Apa aku akan dibuang?" tanyanya lirih membuat Sehun menatap wanita itu terkejut.

"Hei! Siapa yang mau membuangmu?! Aku ini bukan pria yang seperti itu!" kata Sehun sedikit berapi-api. "Lagipula kakimu masih belum sembuh."

"Berarti kalau sudah sembuh Sehun akan membuangku?"

Sehun menatap Miu tak habis pikir. Ia mendekatinya dan menyentil dahinya.

"Sudah kubilang, aku tidak akan membuangmu! Turuti saja perkataanku. Bukankah sekarang aku ini majikanmu?"

Miu merengut dan menatap Sehun dengan matanya yang agak basah.

"Kenapa kau menangis?" tanya Sehun panik. Padahal wanita itu tidak meneteskan air matanya sama sekali. "Apa aku memukulmu terlalu keras?"

"Karena Sehun bilang Sehun mau pergi," ujar Miu pelan. "Bagaimana kalau Sehun juga pergi ke tempat yang lebih baik seperti Ibu? Nanti kalau Sehun tidak kembali, aku akan sendirian lagi."

Sehun mengerjap. Bagaimana mungkin wanita kucing ini bisa begitu menyayanginya -sebagai majikan- kurang dari tiga hari? Apakah semua siluman kucing itu penyayang seperti wanita ini?

"Aku akan kembali. Lagipula, kau tidak akan kesepian. Ada Vivi juga."

"Tapi aku dan Vivi ingin bermain dengan Sehun," ujar Miu, "Vivi bilang, ia sedih karena Sehun jarang di rumah."

"Memangnya kau bisa bahasa anjing?" tanya Sehun kaget.

"Aku berteman dengan beberapa anjing dulu," jawab Miu.

"Benar Vivi bilang ia sedih?"

Miu mengangguk. Sehun menghela napas. Ia sempat berpikir jika Miu berbohong, tapi wanita itu tidak membohonginya. Sehun tahu itu.

"Mau bagaimana lagi, aku harus bekerja," gumam Sehun.

"Kalau begitu bawa saja kami saat Sehun kerja," ujar Miu cepat.

Sehun meliriknya sejenak dan menyentil dahinya lagi.

"Kucing nakal! Jangan minta yang tidak-tidak!" omel Sehun membuat Miu merengut lagi. "Aish, kenapa kau berwajah begitu?!"

Miu tak menjawab dan menunduk lagi.

"Ah, kucing ini!" geram Sehun. "Kalau kau mau berubah jadi kucing, aku akan membawamu dan Vivi pergi bersamaku."

Miu mengangkat kepalanya dan menatap Sehun dengan mata berbinar.

"Benarkah?"

"Hanya kali ini saja!"

Miu mengangguk antusias. "Aku akan kembali ke wujud kucing."

"Kau bisa kembali ke wujud kucingmu besok," kata Sehun sambil menatap Miu.

"Kenapa?"

"Mungkin aku butuh teman bicara sekarang," gumam Sehun kemudian menatap Miu. "Apa menurutmu aku ini tampan?"

Miu menatapnya bingung.

"Karena Sehun majikanku, Sehun tampan."

"Jawaban macam apa itu? Kalau aku bukan majikanmu, aku tidak tampan begitu?"

kitten ; OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang