25

19.2K 3.7K 571
                                    

"Terimakasih untuk hari ini!" kata fotografer pada Sehun dengan riang.

Sehun membungkuk kecil dan beranjak menuju Junmyeon yang menunggunya.

"Kau kelihatan lebih baik setelah menyerang kucing itu. Ekspresimu juga bagus sekali hari ini," ujar Junmyeon.

Sehun mendengus. Ia mengambil minuman yang tersedia di meja dan meneguknya. Walaupun begitu, Junmyeon memang benar. Ia merasa jauh lebih baik. Sehun tersenyum tipis tanpa ia sadari. Kucing nakal itu memang yang terbaik.

"Lihat dirimu, seperti remaja mabuk kepayang!" ledek Junmyeon, "tapi baguslah, tandanya kau sudah melupakan Yoona."

Sehun tak menjawab dan menatap Junmyeon sinis meskipun semua yang dikatakan pria itu benar. Ia beranjak hendak pergi ketika fotografer memanggilnya.

"Ini, hasil fotomu dengan gadismu. Hasilnya sangat bagus, sampai-sampai aku hampir menyuruh orang memasukan ini ke majalah."

Sehun mengambil hasil cetak fotonya dan Miu. Harus ia akui foto itu terlihat bagus. Sehun tersenyum. Ia sangat menyukai foto itu.

"Terimakasih," katanya.

Fotografer menganggukan kepalanya dan beranjak pergi.

"Kau harusnya mencetak foto itu besar-besar dan memajangnya di apartemenmu," kata Junmyeon sambil mengintip foto yang dipegang oleh Sehun. "Kucing itu terlihat lucu di pangkuanmu."

"Dia lebih lucu saat berada di bawahku," celetuk Sehun tanpa sadar membuat Junmyeon terdiam dan menatapnya terkejut.

Menyadari kesalahannya, Sehun menutup mulutnya dan beranjak pergi meninggalkan Junmyeon.

"Kalau begitu, sering-seringlah buat ia berada di bawahmu," ledek Junmyeon. "Akan lebih baik lagi jika ia berada di atasmu dan menunggangimu."

Cih, memangnya Junmyeon harus mengatakan hal itu? Dasar pria mesum.

🍑🍑🍑

Sehun melangkah masuk ke dalam supermarket dan mengambil troli. Ia harus berbelanja kebutuhannya dan juga membeli cemilan untuk Vivi dan Miu. Sehun berjalan mengelilingi supermarket, mengambil barang-barang yang diperlukan hingga ia melewati rak yang berisi, uhm... pengaman.

Sehun menghentikan langkahnya ketika ia melihat pengaman. Ia melirik kotak pengaman itu dan mengusap lehernya. Apa ia sebaiknya membeli pengaman itu? Ia tak tahu kapan ia akan menyerang wanita kucing itu lagi. Lagipula, karena Junmyeon berkata Miu akan lebih lucu jika berada di atasnya, ia jadi berpikiran untuk mencobanya. Kedengarannya menyenangkan.

Sehun akhirnya mengambil sekotak pengaman dan meletakannya dalam troli. Tidak ada salahnya kan jika ia punya benda itu? Lagipula pengaman yang dikirimkan oleh penggemarnya sudah ia buang ke tempat sampah. Dan Sehun sedikit menyesal karena sudah membuang pengaman itu.

Sehun beranjak menuju kasir, hendak membayar belanjaannya. Sehun tak henti-hentinya mengusap tengkuk ketika petugas kasir mengambil kotak pengaman itu. Ini agak memalukan. Belum lagi tatapan si petugas kasir itu membuat Sehun semakin malu.

Setelah membayar belanjaan, Sehun segera bergegas menuju mobilnya. Ia akan menyalakan mesin mobil ketika melihat sosok wanita yang ia kenali. Sehun turun dari mobilnya dan memanggil wanita itu.

"Yoona!"

"Ah, ternyata kau!" Yoona mendekati Sehun. "Kau baru selesai berbelanja?"

"Begitulah," jawab Sehun. "Mana tunanganmu."

Wajah Yoona sedikit muram ketika ia mendengar pertanyaan Sehun. "Kau mau pulang?" tanya Yoona mengalihkan pembicaraan.

"Iya," kata Sehun.

"Mau menemaniku sebentar? Di dekat apartemenmu ada kafe yang baru buka kan?" tanya Yoona.

Sehun menatap Yoona sejenak. Tumben sekali wanita itu meminta Sehun menemaninya.

"Oh, baiklah." Sehun mengiyakan permintaan Yoona pada akhirnya.

Ia hanya bersikap sopan pada wanita yang merupakan senior sekaligus wanita yang pernah ia cintai. Tidak salah kan?

Sehun membukakan pintu penumpang untuk Yoona dan membiarkannya masuk. Setelah wanita itu duduk di bangkunya, Sehun bergegas masuk ke mobilnya dan melajukannya menuju kafe yang disebutkan oleh Yoona.

Tak butuh waktu lama untuk tiba di sana. Sehun membukakan pintu untuk Yoona ketika mereka sudah sampai. Ia sedikit tekejut ketika mengetahui jika kafe yang disebutkan Yoona itu bukan hanya sekedar kafe biasa tapi kafe bar.

Yoona memesan bir, cukup banyak untuk membuatnya mabuk dan meminum hampir semuanya.

"Aku mau membatalkan pertunanganku," kata Yoona pelan.

Sehun menatap Yoona kaget. "Kenapa?"

Yoona tersenyum sedih dan mendengus.

"Pria itu tak punya cukup banyak waktu untukku. Ia selalu sibuk dengan pekerjaannya. Aku bahkan jarang ia hubungi," gerutu Yoona sambil meneguk birnya. "Menyedihkan."

Sehun terdiam dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Jika Yoona mengatakan hal ini jauh sebelum Sehun bertemu Miu, ia mungkin akan merasa senang. Namun, sekarang berbeda. Ia merasa tak nyaman.

"Yoona, kau terlalu banyak minum!" tegur Sehun mencoba menghentikan Yoona.

"Ah, kenapa kau menghentikanku?!" Yoona menepis tangan Sehun, mulai mabuk. Ia menatap Sehun sejenak. "Kenapa kau tak pernah memanggilku Noona? Kau suka padaku ya?"

Sehun tak menjawab dan menghela napas.

"Kau mabuk. Sebaiknya aku menelepon tunanganmu."

Sehun membayar pesanan Yoona, memapah wanita itu keluar dari kafe sambil memegang ponselnya yang diletakan di meja kafe tadi. Sehun mengutak-atik ponsel Yoona, menelepon Seunggi untuk menjemputnya. Sementara menunggu Seunggi menjemput Yoona, ia akan membawa wanita itu menunggu di mobilnya.

"Hei, Oh Sehun! Kau suka padaku kan?"

"Kau mabuk sekali. Kenapa minum sebanyak itu?"

"Kalau kau bilang kau menyukaiku lebih dulu, aku mungkin akan menerimamu."

Sehun terdiam mendengar ucapan Yoona.

"Bagaimanapun juga, aku pernah menyukaimu," kata Yoona lagi.

"Kau mabuk."

Sehun membawa Yoona menuju mobil, tetapi wanita itu mendorong Sehun menjauh dan menatapnya.

"Kenapa?" tanya Sehun heran. "Tunanganmu akan segera menjemputmu."

Yoona tak menjawab. Ia masih menatap Sehun lama dan tiba-tiba melangkah maju untuk menciumnya. Sehun tertegun, hampir tak bisa bergerak karena terlalu terkejut. Aroma alkohol yang berasal dari bibir wanita itu terasa memabukan. Namun, ia tak membalas ciumannya. Sehun mendorong wanita itu menjauh. Tidak, ini salah. Seketika Sehun merasa bersalah pada Miu.

Wanita kucing itu sedang menunggunya. Atau tidak.

Miu berdiri tak jauh darinya, dengan Jongin yang berdiri di sampingnya sambil menutup mata Kakaknya itu dan menatap Sehun tajam.








🍑to be continued...🍑

kitten ; OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang