16

24.5K 4.4K 623
                                    

Akhir pekan akhirnya tiba juga. Sehun menatap Miu sejenak dengan alis bertaut. Ia tahu ia tak seharusnya melakukan ini; ini sama saja dengan memanfaatkan Miu, tapi apa boleh buat. Keadaan memaksanya. Sehun menatap Miu yang tengah memandangnya dengan mata hitam pekatnya. Sehun menarik wanita itu menuju kamar dan berdiri di depan lemari.

"Dengar, kau harus pura-pura jadi kekasihku," kata Sehun membuat Miu menatapnya bingung.

Sehun berbalik untuk membuka lemari, mengabaikan Miu yang menatapnya bingung.

"Kekasih itu apa?" tanya Miu.

"Pasangan. Pura-pura jadi pasanganku," balas Sehun tanpa berbalik untuk menatap Miu.

"Tapi kalau aku pura-pura jadi pasangan Sehun, Sehun tidak bisa dapat pasangan."

Sehun menghela napas pelan dan berbalik menatap Miu.

"Aku akan mengurus itu nanti. Sekarang turuti kataku mengerti?"

Miu mengangguk, tanda mengerti. Sementara Sehun kembali mencari gaun untuk wanita kucing itu. Namun, ia kemudian berbalik menatap Miu.

"Kalau Ibuku bertanya apa yang sudah kulakukan padamu, apa yang akan kau katakan?"

"Eumm... Sehun sudah menolongku, memandikanku, menggantikan pakaianku dan memberiku makan?" ujar Miu tak yakin.

"Tidak, bukan itu," kata Sehun seraya menarik Miu mendekat. "Jika Ibuku bertanya, katakan aku sudah melakukan ini padamu." Sehun menunduk dan mencium bibir wanita itu lembut. Ia harusnya hanya sebentar menempelkan bibirnya pada bibir wanita itu, tetapi ia justru tak bisa berhenti.

Sehun melumat bibir Miu makin dalam, sementara tangannya perlahan mengelus punggung wanita itu sensual. Miu mengerang pelan dan mendorong Sehun perlahan, membuat Sehun menjauhkan diri  darinya dan menatap Miu yang terengah-engah.

"Aku... hhh... tidak bisa bernapas..." kata Miu pelan dengan napas menderu.

Sehun menatap wanita itu sejenak kemudian beralih lagi menuju lemari. Jantungnya berdebar-debar tak karuan. Sehun menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Ia mengambil sebuah gaun berlengan dan menatap Miu sejenak.

"Pakai ini."

Miu mengambil gaun itu dan berbalik hendak pergi. Namun, Sehun menahannya.

"Sebentar," ujarnya. "Ganti di sini."

Miu lagi-lagi  menatap Sehun bingung dan menurut. Ia melepas kaus kedodorannya dan celana pendeknya, kemudian meraih gaun yang diberikan Sehun. Namun, Sehun menahan pergerakannya dan memegang lengannya.

"Aku lupa harus melakukan ini," gumam Sehun seraya mendorong wanita kucing itu ke ranjang dan menciumi dadanya.

Sesekali, ia menghisap bagian antara dada dan buah dada wanita itu. Sengaja membuat bekas kemerahan karena tahu jika Ibunya akan memeriksa Miu. Sehun awalnya hanya ingin membuat satu tanda saja, tetapi lagi-lagi ia tak dapat mengendalikan dirinya. Bibirnya terus bergerak, mencecap setiap inci kulit wanita itu.

Miu tidak melawan ataupun mengeluarkan suara. Ia hanya mampu mengerut geli dan berusaha menahan pergerakan pria itu yang semakin meliar.

"Se-Sehun..."

Sehun tersadar dan menjauhkan diri dari Miu sebelum ia berbuat terlalu jauh. Kepalanya langsung berdenyut ketika menyadari tanda yang ia buat terlalu banyak. Sehun mendesah pelan. Ini terlalu berlebihan.

"Ah, sudahlah," gumamnya. Yang sudah terjadi biarlah terjadi. "Sekarang pakai bajumu."

Sehun beralih menuju lemari, sementara Miu mendudukan dirinya dengan wajah penuh tanda tanya dan mengambil gaunnya lagi. Diam-diam, Sehun memperhatikan Miu yang masih mengenakan gaunnya.

kitten ; OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang