Di sinilah mereka -Sehun, Miu, Jongin dan seorang wanita yang merupakan pasangan sekaligus majikan Jongin, Soojung- sekarang, ruang tamu Sehun. Soojung mengobati wajah Jongin, sementara Miu membantu Sehun mengobati wajahnya.
"Dasar lelaki! Kenapa kalian berkelahi seperti ini sih?" omel Soojung sambil menekan luka Jongin.
Jongin meringis kesakitan.
"Itu karena dia menyerangku duluan!"
Sementara Sehun masih diam sambil mengobati lukanya. Ia tak mengacuhkan Miu yang nampak cemas.
"Sehun tidak apa-apa?"
Sehun tak menjawab dan menatap wanita itu dingin.
"Kenapa kau memeluk pria mesum itu?" tanya Sehun.
"Karena aku rindu padanya."
Sehun menatap Miu tak percaya. "Apa katamu?!"
"Hei, jangan membentak Kakakku seperti itu!" sergah Jongin.
"Kau diam saja!" geram Soojung sambil menutup mulut Jongin dan melanjutkan mengobati lukanya.
Kakak?
Sehun terdiam dan melirik Miu yang merengut. Jadi, Jongin adalah salah satu adik Miu? Sehun menghela napas. Ia merasa cemburu pada siluman kucing lain yang merupakan adik Miu? Memalukan.
"Maaf." Sehun mengusap rambut Miu.
"Memangnya maaf saja cukup? Kau membuatnya ketakutan, tahu! Putih, kau kabur saja dari pria jelek ini dan cari majikan baru! Tabiatnya buruk sekali," oceh Jongin sinis.
"Ah, kau ini!" Soojung memukul kepala Jongin sebal, membuat Jongin meringis. Kemudian wanita itu berbalik menghadap Sehun. "Maafkan suamiku, ia sedikit kekanakan."
Sehun terdiam dan mengangguk kecil. Kemudian ia menatap keduanya bergantian dengan kening berkerut. Mereka sudah menikah?
"Jangan menatap kami begitu. Kami memang sudah menikah," kata Jongin. "Memangnya aneh jika aku mencintai majikanku?"
"Jongin!" tegur Soojung membuat Jongin merengut.
Kakak dan adik kelakuannya sama saja. Mereka suka sekali merengut seperti itu jika dimarahi. Soojung beralih menatap Sehun dan tersenyum tak enak.
"Sekali lagi maafkan Jongin ya," ujarnya.
"Aku juga minta maaf karena sudah memukulnya." Sehun membungkuk.
Bagaimanapun juga menyebalkannya Jongin, ia tetaplah adik Miu.
"Aku akan memaafkanmu jika kau membiarkanku memukulmu sekali lagi."
"Hitam!" Kali ini Miu yang menegur Jongin.
"Kak, aku ini Jongin bukan Hitam!" gerutu Jongin.
"Terserah! Kau tidak boleh memukul Sehun. Sehun kan sudah minta maaf!" kata Miu.
Jongin berdecak malas. "Iya, iya. Aku cuma bercanda. Maafkan aku."
"Ya sudah, kami harus kembali lebih dulu untuk membereskan apartemen. Maaf sudah membuat keributan." Soojung membungkuk dan beranjak berdiri, membuat Jongin mengikutinya.
Sehun ikut berdiri, begitu pula Miu.
"Kalau apartemen kami sudah bersih, berkunjunglah ke sana. Apartemen kami nomor 3761, dua apartemen dari sini. Kak, kau harus datang dan mengobrol denganku," kata Jongin sambil tersenyum lebar.
Miu melirik Sehun. "Boleh aku berkunjung ke apartemen Jongin?"
Sehun menoleh pada Miu yang menatapnya. Oh, tatapan itu lagi. Sehun menelan ludah dan cepat-cepat mengalihkan pandangannya.
