01

31.4K 5.4K 505
                                    

Sehun membuka pintu apartemennya dan membawa kucing kecil itu masuk ke dalam. Ia menurunkan kucing itu dan menatap kaki kanan belakangnya yang dibalut perban. Ia membawa kucing itu ke dokter hewan tadi. Dan kucing malang itu mengalami retak pada tulangnya.

"Setidaknya kau bersih dan tidak bau," gumam Sehun kemudian melepas sepatunya.

"Guk guk guk!"

"Ah, Vivi!"

Sehun membalikan tubuhnya dan mengelus kepala anjing berbulu putih yang menyambutnya. Anjing itu menggoyangkan ekornya sejenak saat menatap Sehun. Namun, sesaat kemudian ia beralih pada kucing kecil yang masih berdiri diam di tempatnya. Vivi menggonggong dan menyerbu kucing itu.

"Vivi jangan... oh?"

Sehun awalnya mengira Vivi akan menerjang kucing itu. Namun, tenyata Vivi malah menjilati bulu-bulu kucing itu dan sesekali menimpa badannya.

"Kelihatannya kau suka kucing bodoh ini," gumam Sehun seraya menarik Vivi menjauh dari kucing itu. "Kau bisa bermain dengannya besok, Vivi. Kucing ini sedang terluka."

Sehun membawa Vivi masuk ke kandangnya. Kemudian ia kembali kepada kucing itu dan menggendongnya menuju kamar mandi. Kucing itu memberontak ketika mencapai kamar mandi.

"Hei, jangan bergerak!" umpat Sehun seraya meletakan kucing itu ke lantai. Ia menyalakan keran dan menyiram tubuh kucing itu dan mulai memandikannya. Sehun beberapa kali mengumpat karena ulah kucing kecil itu. Namun, akhirnya kucing itu selesai dimandikan.

Sehun menyeka bulu-bulunya yang putih kemudian mengeringkannya dengan hair dryer. Setelah itu, ia meletakan kucing itu di karpet rumahnya.

"Sementara kau tidur di sini," gumam Sehun lagi. "Semoga kau tidak pup sembarangan."

Sehun beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ketika ia selesai mandi dan keluar dari kamar mandi untuk berjalan menuju kamarnya, ia menemukan kucing itu telah berada di sofa. Kucing itu meringkuk dan tertidur dengan nyaman.

"Apa sebaiknya kupelihara juga kucing itu?"

🍑🍑🍑

Sehun terbangun keesokan harinya. Hari ini, ia libur dari segala jadwal pemotretannya. Ia meregangkan tubuhnya, menguap pelan dan melirik jam digital di nakasnya yang telah menunjukan pukul tujuh pagi.

Sehun beranjak turun dari ranjangnya dan keluar dari kamarnya untuk mengambil susu. Dengan setengah mengantuk Sehun berjalan melewati wanita telanjang yang tidur di sofanya.

Tunggu dulu.

Wanita telanjang?

Sehun seketika berbalik dan menemukan seorang wanita telanjang yang tidur meringkuk di kursinya. Matanya membulat dan menatap wanita itu horor.

"Hei!" Sehun menendang sofa keras, membuat wanita itu mengerjap pelan dan terbangun.

Sehun terpana sesaat ketika melihat wajahnya. Manis sekali. Ia semakin tak bisa berkata-kata ketika wanita itu duduk dan menatap Sehun dengan mata hitam pekatnya. Tatapan Sehun perlahan turun menuju dadanya.

Astaga, ini masih pagi! Sehun berusaha keras mengalihkan pandangannya dari tubuh polos wanita itu.

"Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"

Wanita itu menatap Sehun dengan raut kebingungan.

"Tuan sendiri kan yang membawaku masuk," balasnya.

"Apa maksudmu... argh!"

Sehun mengerang kesal ketika ia menyadari jika ia tak akan berhenti menatap tubuh wanita itu jika tidak ditutupi.

"Diam di sini dan jangan ke mana-mana."

Sehun berbalik menuju kamarnya, menarik asal selimutnya dan membawanya kepada wanita itu. Sehun melemparkan selimut itu kepadanya.

"Tutupi tubuhmu!" kata Sehun datar.

Wanita itu menatap selimut yang dilemparkan Sehun dengan kebingungan dan memeluk selimut itu.

"Ck! Kubilang tutupi tubuhmu bukan peluk selimutnya!" omel Sehun kesal.

Namun, wanita itu nampak kebingungan. Sehun berdecak lagi, menarik selimut dari pelukan wanita itu dan menutupi tubuh wanita itu dengan selimutnya.

"Sekarang, bagaimana kau bisa masuk?" tanya Sehun setelahnya.

"Semalam Tuan membawaku pulang bersamamu!" kata wanita itu dengan alis berkerut.

"Apa yang kau maksud membawamu pulang bersamaku? Aku bahkan tidak pernah membawa wanita ke apartemenku! Lagipula aku membawa masuk kucing bukan kau!"

"Tapi aku ini seekor kucing."

Sehun mendengus sinis.

"Kau bercanda?!"

"Tidak," jawab wanita itu polos. "Semalam Tuan bilang Tuan mau menolongku, lalu kalau sudah selesai aku akan dibuang ke Sungai Han."

Sehun membulatkan matanya dan menatap wanita itu tak percaya. Ia mendekatinya, membuat wanita itu sedikit mengerut, kemudian menyibak selimut dan menemukan perban di kaki kanannya yang sudah tak karuan bentuknya.

Astaga. Wanita ini benar-benar kucing yang ditolongnya semalam.

"Apa yang sudah kubawa ke dalam apartemenku?!" maki Sehun.

Wanita itu menatap Sehun kebingungan dan melirik perbannya yang telah terlepas.

"Apa Tuan akan membuangku sekarang?" tanya wanita itu polos membuat Sehun menatapnya tak percaya.

"Kau gila?! Mana bisa aku membuangmu yang seperti ini!"

"Lalu Tuan akan memeliharaku?"

Sehun mendesis frustasi. Sekarang apa yang harus ia lakukan pada wanita kucing ini?





🍑to be continued...🍑















































Note :

Thanks 400+ vote buat chapter 00. Ini mimi peri ganyangka bisa sampe 400 padahal baru chap awal.

Ketahuan lau semua hentainya tq.

Ps : banyak adegan mature di sini. Pembicaraannya Sehun sama bapak manajernya nanti suka rada nganu.

Tebak siapa bapak manajer di sini? H3h3.

kitten ; OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang