13

21.9K 4.2K 392
                                    

Sehun membuka pintu kamarnya kasar dan menjatuhkan Miu ke ranjang. Miu masuk ke dalam selimut dan sedetik kemudian kembali menjadi sosok wanita manis.

"Sehun, itu Kakak Baik Hati!" kata Miu senang sambil menyembulkan kepalanya dari selimut. "Aku bertemu lagi dengan Kakak Baik Hati."

Sehun menatap Miu kesal. Apa-apaan binar senang di matanya itu? "Apanya yang Kakak Baik Hati?! Dia Hyungku!"

"Ah, pantas saja Sehun dan Kakak Baik Hati punya wajah yang mirip," ujar Miu polos yang justru membuat Sehun bertambah kesal.

"Aku tidak mirip dengannya!" sentak Sehun. "Dan kau kira siapa majikanmu? Kenapa kau begitu manja pada Hyungku?!"

Miu menatap Sehun dengan raut terkejut, kemudian menundukan kepalanya.

"Aku hanya rindu Kakak Baik Hati..." ujar Miu pelan dengan suara mengecil di penghujung kalimat, membuat Sehun yang sudah kesal semakin bertambah kesal.

"Kalau kau rindu padanya, kenapa kau tidak mengikutinya pulang dan tinggal bersamanya?! Dia bisa menjadi majikanmu yang baik hati dan mengganti namamu menjadi Whitney!" bentak Sehun membuat Miu merengut ketakutan. Sehun menghela napas kasar dan menatap Miu yang merengut takut. Kenapa ia tiba-tiba menjadi sekesal ini? "Aish, sudahlah!"

Sehun beranjak keluar dari kamar dan menutup pintu kasar. Miu mengkerut ketika bunyi debaman pintu terdengar. Pria itu benar-benar marah padanya. Miu menarik selimut dengan gerak lambat. Ia menatap pintu yang tertutup dengan wajah bingung. Apakah ia melakukan kesalahan?

"Kenapa aku dimarahi?" gumam Miu dengan wajah sedih.

Dan perlahan air matanya menetes.

🍑🍑🍑

Sehun menghela napas kasar ketika ia sudah lebih tenang. Kenapa ia memarahi Miu? Wanita kucing itu hanya senang karena bertemu dengan teman lamanya. Itu saja.

Sehun mengusap wajahnya kasar. Ia tidak pernah merasa sekesal dan sefrustasi ini sebelumnya. Kenapa Miu membuatnya begini? Sehun menarik napas dalam-dalam.

Tidak, ia tidak mungkin cemburu hanya karena kucingnya bersikap manja pada Yeon Seok. Ayolah, itu kekanakan sekali.

Lalu kenapa aku marah? pikir Sehun heran.

Pertanyaan yang sama dari semua orang. Kenapa kau marah pada wanita kucing itu?

Sehun mendesah kasar, mengusap wajahnya sekali lagi dan menatap pintu kamarnya yang tadi ia tutup dengan kasar. Ia sedikit keterlaluan pada wanita kucing itu. Sepertinya ia harus meminta maaf pada Miu.

Sehun beranjak bangkit dari sofa dan beranjak menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya perlahan dan mendapati Miu yang meringkuk di ranjangnya dengan wajah tersembunyi di balik lengan dan selimut yang masih menutupi tubuhnya. Wanita itu tak bergerak sedikitpun. Bahkan ia masih belum mengenakan pakaiannya.

Sehun berjalan mendekatinya dan duduk di sampingnya. Miu masih tidak bergerak dari posisinya.

"Miu," panggilnya pelan.

Namun, ia tak mendapat respon. Apakah wanita itu merajuk?

"Miu." Sehun mengulurkan tangannya dan mengelus rambut wanita itu lembut. "Maafkan aku."

Biasanya, Miu akan berbalik dan memeluk pinggang Sehun jika ia sedang merajuk begini. Namun, kali ini ia tidak merespon apapun. Sehun jadi panik sendiri. Ia merapatkan tubuhnya pada gadis itu.

"Kau marah?" tanya Sehun pelan, masih mencoba membujuk siluman kucing itu. "Maafkan aku, hm?"

Miu masih terdiam hingga Sehun menghela napas dan perlahan membalik tubuhnya. Namun, yang dilihat oleh pria itu selanjutnya membuatnya semakin merasa bersalah. Mata Miu sembab karena menangis dan pipinya basah. Sehun menegakan tubuh wanita itu, kemudian mengusap wajahnya dengan telapak tangan lembut.

"Maafkan aku," kata Miu dengan suara kecil, "aku janji tidak akan membuat Sehun marah lagi. Jangan berikan aku pada Kakak Baik Hati. Aku tidak mau punya majikan baru."

Sehun lagi-lagi merasa bersalah mendengar ucapan Miu.

"Tidak, aku tidak akan memberikanmu pada Hyung," ujar Sehun.

Ia menarik wanita kucing itu ke dalam pelukannya dan mengusap kepalanya lembut. Sementara Miu melingkarkan tangannya di pinggang Sehun dan balas memeluknya dengan erat. Tubuh wanita kucing itu terasa hangat. Sehun tanpa sadar menurunkan tangannya dari rambut Miu dan mengelus punggungnya yang polos.

Punggungnya halus sekali.

Ah, tidak Sehun. Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Wanita kucing itu masih menangis karenamu.

"Jangan menangis lagi." Sehun mengusap punggung Miu lagi dengan lembut sambil sesekali mencium rambutnya. "Maafkan aku juga."

Miu menjadi lebih tenang beberapa menit kemudian, membuat Sehun menjauhkan wanita kucing itu darinya. Ia menatap mata Miu yang sembab, kemudian mencubit pipinya pelan.

"Matamu jadi bengkak," ujar Sehun seraya mengusap mata Miu. "Aku akan ambilkan es krim untukmu. Pakai bajumu."

"Es krim!" Wanita itu menatap Sehun berbinar, membuat Sehun terkekeh geli.

Sehun beranjak keluar dari kamarnya dan membiarkan Miu mengenakan kembali pakaiannya. Ketika ia berada di luar kamar, ia menyadari jika ia mendapat masalah baru. Miu mungkin bersikap seperti anak kecil, tapi...

Wanita kucing itu berhasil membangkitkan hasratnya...











🍑to be continued...🍑



















Note :

cIEEEEE YANG BESOK UDAH SEKOLAH HAHAHA

SELAMAT BERPUSINK-PUSINK RIA DENGAN TUGAS-TUGAS DI KELAS BARU.

Gue gak bakal nyemangatin tapi gue mampusin tq.

Salam Kim Goeun kw yang kuliahnya bulan 9 h3h3h3.

kitten ; OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang