08

23K 4.4K 177
                                    

Miu kembali ke wujud kucingnya pagi ini ketika penata rias untuk acara pameran datang dan merias Sehun. Ada tiga penata rias yang datamg untuk mendandani Sehun dan ketiganya begitu tertarik pada Vivi dan Miu yang sedang bermain.

"Tuan, kau punya kucing yang lucu. Di mana kau membelinya?" tanya salah satu penata rias wanita yang sejak tadi tak henti-hentinya melirik Miu.

"Aku menemukannya tertimpa balok," kata Sehun, kemudian ia teringat jika kaki Miu harus diperiksa. "Apa kau dan temanmu bisa menjaga kucingku? Tulang kakinya retak dan aku seharusnya membawa kucingku ke dokter kemarin."

"Kami bisa membawanya ke dokter. Kalau kau mau, kami juga akan mengajak anjingmu yang lucu."

"Tidak. Vivi akan membuat masalah jika tak ada aku," kata Sehun.

Penata rias itu menyelesaikan tugasnya. Sehun menatap dirinya di cermin sejenak kemudian melirik Miu yang sedang bermain bola kecil yang diberikan oleh penata rias lain.

"Miu."

Miu mengeong dan berjalan mendekati Sehun. Ia melompat ke pangkuan Sehun, membuat Sehun ragu jika kaki kucing itu masih retak. Sehun mengelus bulu putihnya lembut.

"Hari ini, kau harus ikut penata riasku ke dokter. Jangan buat masalah dan turuti mereka," bisik Sehun pelan.

Miu mengeong lagi dan meringkuk di paha Sehun. Sehun menggendong kucing itu dan meletakannya kembali di karpet.

"Tolong jaga dia," kata Sehun pada penata rias itu sebelum beranjak keluar dari kamarnya.

Namun, Miu melesat mengikutinya sambil mengeong, membuat Sehun berhenti berjalan kemudian berjongkok dan mengelus punggung Miu.

"Aku akan kembali, jangan mengikutiku." Sehun mendorong Miu sedikit menjauh dan berjalan meninggalkannya.

🍑🍑🍑

Acara pameran sudah berlangsung sejak dua jam yang lalu. Sehun melempar senyum kepada beberapa model yang melewatinya. Beberapa model wanita nampak menatapnya malu-malu. Wajar saja, ia terlihat begitu tampan dalam balutan tuxedo merah marun gelap dan mantel panjang dengan warna senada.

Ia berjalan mengelilingi area pameran untuk yang ketiga kalinya, sekedar menghilangkan rasa bosan. Namun langkah Sehun terhenti ketika ia melihat sebuah kalung berbentuk bola kristal yang terpajang di salah satu lemari kaca. Sehun mendekati kalung itu dan menatapnya.

Kalung itu akan terlihat bagus jika dikenakan oleh Miu, pikir Sehun.

"Kau tertarik pada kalung ini?" Sehun menoleh dan mendapati Junmyeon yang ternyata mengikutinya. Ia beralih menatap kalung itu lagi.

"Lumayan. Apa ini bisa dibeli?"

"Bisa," jawab Junmyeon. "Kau mau memberikannya pada siapa?"

"Miu."

"Miu? Kucing itu?"

"Kalung itu kelihatan cocok untuknya. Lagipula, ia suka bola," gumam Sehun.

"Kalau memang itu maumu, aku akan mengurusnya," ujar Junmyeon kemudian beranjak menuju entah ke mana.

Sehun berjalan menjauhi lemari kaca itu dan beranjak mendekati tas-tas yang dipajang ketika ponselnya bergetar di saku jasnya. Ia meraih ponselnya dari saku jas dan mendapati penata rias yang tadi meneleponnya.

"Kenapa?"

"I-itu... Tuan, ku-kucingmu..."

"Ada apa?"

"Dia hilang. Waktu kami membawanya ke klinik hewan, ia melarikan diri."

Sehun mengumpat kesal dan beranjak hendak keluar dari gedung tempat pameran diselenggarakan ketika Junmyeon menahannya.

"Kau mau ke mana?" tanya Junmyeon heran.

"Kucing itu hilang. Aku harus mencarinya."

"Apa?"

Sehun tak membalas ucapan Junmyeon lagi dan setengah berlari keluar dari gedung menuju taksi. Ia segera masuk ke dalam taksi dan mengirim pesan kepada penata rias untuk memberitahu alamat klinik hewan tempat Miu melarikan diri.

Sehun tiba di klinik itu dua puluh menit kemudian. Ia menghampiri penata rias wanita yang nampak mencari Miu di sekitar klinik.

"Sudah ketemu?"

"Be-belum, Tuan."

Sehun mendengus kesal.

"Kenapa kau biarkan dia kabur?"

"Maaf."

Sehun menghela napas kesal dan beranjak mencari Miu. Cuaca sedang begitu dingin karena hujan baru saja reda. Sehun khawatir jika kucing itu kedinginan. Ia melirik tiga penata rias yang sudah kelelahan dan nampak kedinginan.

"Kalian pulanglah. Aku akan mencarinya sendiri," kata Sehun.

"Tapi..."

"Pulanglah."

Ketiga penata rias itu menurut dan berpamitan pulang pada Sehun. Sementara Sehun kembali mencari Miu.

Kenapa aku harus repot-repot mencarinya? pikir Sehun kebingungan.

Namun, ia tetap mencari Miu dan akhirnya menemukannya. Miu berubah ke wujud manusianya. Ia meringkuk di dekat tumpukan kardus dengan tubuh telanjang dan basah kuyup. Untunglah tak ada siapapun yang melihatnya di sana.

"Kau dari mana saja?!" bentak Sehun kesal.

Miu mengangkat wajahnya dan menatap Sehun dengan mata berkaca-kaca.

"Sehun..." bisiknya dengan gigi bergemeletuk.

Sehun menghela napas. Melihat kondisi Miu yang seperti ini membuatnya tak sampai hati untuk memarahinya. Ia melepas mantelnya, menutupi tubuh telanjang Miu dan membungkusnya dengan mantel. Mantel itu tidak terlalu tebal dan hangat, sehingga Miu masih kedinginan ketika Sehun membungkusnya. Ia menarik Miu agar wanita kucing itu berdiri.

"Kita kembali ke hotel," ujar Sehun seraya menarik tangan Miu dan melingkarkan tangan wanita itu ke pinggangnya. "Sembunyikan wajahmu."

Miu menurut dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Sehun. Sehun segera membawa Miu pergi dari sana dan kembali ke hotel.








🍑to be continued...🍑




















Note :

Reminder!

1. This is mature content. Go away if u're below 17.

2. Its SehunxMiu pairing. I've told u to fck off if u don't like. No one asked u to read this and support the pair tho.

3. DO NOT PROMOTE ON COMMENT or you'll fck up with me.

4. You've read this, so if u still want continue reading this shit, happy reading.

Thanks. XOXO.

kitten ; OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang