"Apa ini? Kenapa kau tiba-tiba datang ke rumahku?" tanya Junmyeon ketika ia membukakan pintu rumahnya dan mendapati Sehun berdiri di hadapannya.
Sehun tak menjawab, menerobos masuk ke dalam rumah pria itu tanpa permisi dan dengan lancang duduk di sofanya. Junmyeon mendengus melihat tingkah tak sopan Sehun. Ia menutup pintu rumahnya dan beranjak menghampiri pria itu.
"Hyung, aku mau minum," kata Sehun tanpa basa-basi.
"Wah, kau benar-benar sangat sopan ya?" sindir Junmyeon kesal kemudian beranjak menuju dapur yang sedang dikuasai oleh istrinya.
Tak lama kemudian, pria itu kembali sambil membawa kaleng minuman bersoda untuk Sehun. Ia melempar kaleng itu dan ditangkap dengan mulus oleh Sehun. Junmyeon menghempaskan dirinya di sofa yang ada di depan Sehun dan membuka minumannya.
"Ada apa? Tumben sekali kau kemari." Junmyeon menatap Sehun sambil meneguk minumannya.
Sehun menghela napas, belum berniat menjawab pertanyaan Junmyeon. Ia membuka minumannya, meneguknya kasar kemudian menatap Junmyeon kesal. Sehun meletakan kaleng minumannya di meja dengan kasar dan menarik napas panjang.
"Aku tidak sanggup berada di apartemenku," ujar Sehun, "ini semua gara-gara kau dan istrimu! Aku bahkan tak bisa menatap kucingku sendiri gara-gara kalian!"
"Apa?" Junmyeon menatap Sehun sejenak kemudian terbahak keras.
Sehun menggeram kesal sambil menatap Junmyeon yang tertawa.
"Apa yang kalian bicarakan sampai dia tertawa begitu?"
Seohyun melangkah mendekati mereka sambil membawa cemilan di tangannya. Ia meletakan cemilan di meja dan duduk di samping Junmyeon.
"Noona ini salahmu! Seandainya saja kau tidak memberikan lingerie sialan itu pada kucingku, aku tidak akan jadi gila seperti ini!" omel Sehun.
"Hah?" Seohyun kebingungan, sedikit tak bisa menangkap ucapan Sehun karena suara tawa suaminya. "Kenapa dia?" tanya Seohyun pada Junmyeon.
Junmyeon masih terkikik ketika Seohyun bertanya. Ia menarik napas dan meredakan tawanya kemudian berkata, "ia ereksi setiap melihat kucingnya."
"Hei! Aku tak bilang begitu!" seru Sehun tak terima.
Padahal, memang begitu adanya bukan?
"Ah ternyata begitu," ujar Seohyun tenang, "sayang sekali, kami sudah tak punya simpanan pengaman karena kami memang merencanakan untuk punya anak tahun ini."
"Noona!"
"Kau bisa beli pengaman dan juga pelumas di apotek. Lakukan sedikit persiapan dulu sebelum kau menghabisi wanita itu. Ia masih belum berpengalaman," lanjut Seohyun lagi. "Jangan langsung sembarangan masuk. Itu bisa membuatnya kesakitan."
Sehun mengusap wajahnya kesal, sementara Junmyeon lagi-lagi terbahak. Ah, sepertinya Sehun membuat pilihan yang salah dengan datang ke sini. Pasangan suami-istri ini hanya membuat otaknya semakin teracuni.
"Aish, aku bisa gila sungguhan!" keluh Sehun.
"Sudahlah," ujar Junmyeon setelah puas tertawa. "Menyerahlah dan serang wanita itu. Bukankah kau sendiri sudah sering bercinta dengan wanita lain?"
"Masalahnya bukan itu. Aku benar-benar tidak tega jika harus melakukan hal semacam itu padanya." Sehun menghela napas. "Dia benar-benar seperti anak kecil sampai-sampai aku sendiri tak tahu apa yang harus kulakukan padanya."
"Cih, tidak usah sok tidak tega. Kau kira aku tidak tahu apa yang kau lakukan padanya?" cibir Seohyun. "Dadanya penuh dengan bekas kissmarkmu. Apa yang kau maksud dengan tidak tega?"
O-oh, kena kau Oh Sehun.
🍑🍑🍑
Suara bel apartemen Sehun membuat Miu yang sedang bermain sendirian menoleh ke arah pintu. Ia terdiam beberapa saat hingga bel berbunyi lagi. Sehun bilang jika ada yang menekan bel saat ia pergi, ia tak boleh membuka pintu. Miu memutuskan untuk diam dan membiarkan suara bel itu.
Namun, suara bel berbunyi berkali-kali, membuat Miu mengerutkan bibir kesal dan berlari menuju pintu. Ia membukanya dengan sedikit merengut dan mendapati seorang pria tampan berkulit tan berdiri di hadapannya.
"Kau pemilik rumah ini?" tanya pria kulit tan itu sedikit tak acuh.
Miu tak menjawab dan malah menatap pria berkulit tan itu lekat.
"Hei, kenapa kau menatapku begitu? Kau jatuh cinta padaku ya?" tanyanya membuat Miu mengerutkan keningnya dan memukul kepala pria itu. "Hei!"
"Aku ini lebih tua darimu, Hitam! Kenapa kau kurang ajar sekali padaku?"
Pria berkulit tan itu mengernyit mendengar ucapan Miu.
"Hitam? Jangan-jangan kau... Putih?!"
"Tentu saja aku Putih!"
"Putih!" Pria itu memeluk Miu erat. "Aku rindu padamu." Ia melepaskan Miu dan menatap wanita itu dari atas ke bawah. "Tapi kenapa kau sependek ini?"
"Aku tidak tahu. Lagipula, kenapa kau bisa ada di sini?" balas Miu.
"Aku pindah ke sini dengan pasanganku. Namanya Soojung," ujarnya. "Ngomong-ngomong, jangan panggil aku Hitam lagi. Aku Jongin."
"Kalau begitu kau juga jangan memanggilku Putih, aku Miu!"
"Ah, apapun nama kita, aku rindu padamu!" Jongin memeluk Miu lagi.
"Aku juga!"
"HEI!" Miu tersentak ketika mendengar suara bentakan. Itu Sehun. "Kenapa kau menyentuhnya?!" bentak Sehun lagi pada Jongin.
Oh, sejak kapan Sehun pulang? Jongin mengerutkan keningnya sambil menatap Sehun yang nampak garang.
"Miu, siapa pria jelek ini?"
"Apa kau bilang?!" Sehun menghampiri Jongin dan menariknya menjauh dari Miu. Sesaat kemudian, satu pukulan sudah mendarat di wajah pria tan itu, membuat wanita kucing itu memekik panik ketika melihat keduanya beradu tinju.
"Sehun, jangan!"
Ah, sepertinya akan ada kekacauan setelah ini.
🍑to be continued...🍑
Note :
Welcome lil bro jongin.
Masih inget kan, adek kucing miu yang kawin sama manusia?
Yes itu jongin-soojung walaw mereka syudah kandas :(
Ps::
Selamat datang di chap 20 (͡° ͜ʖ ͡°)
Kenapa dikasih ucapan selamat datang? You'll know it later h3h3 (͡° ͜ʖ ͡°)