Sehun menatap ke arah kamera dan memasang pose andalannya. Kilat lampu blitz dan suara shutter kamera terus menyala tiap kali Sehun bergerak.
"Ganti gaya," ujar fotografer membuat Sehun bergerak mengganti posisinya.
Sambil berganti pose, matanya mengarah menuju Miu yang masih duduk di sofa dengan tenang. Wanita kucing itu melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar ketika mata mereka bertemu, membuat Sehun tersenyum tipis melihat tingkahnya.
"Bagus sekali, pertahankan ekspresimu!"
Suara fotografer membuat Sehun kembali memasang raut datarnya.
"Ah, bisakah kau tersenyum seperti tadi? Ekspresimu terlihat sangat bagus," kata fotografer.
Sehun kembali tersenyum, tetapi hal itu justru membuat sang fotografer mengernyit.
"Tidak, bukan senyuman seperti itu! Senyuman yang tadi, saat kau melihat..." Fotografer mengalihkan pandangannya, mencari hal yang membuat pria itu tersenyum seperti tadi dan menemukan Miu yang menatap mereka dengan raut ingin tahu. "Bawa gadis itu kemari!" perintahnya pada seorang staff membuat Sehun membelalak.
"Jangan ganggu dia!" katanya tak senang.
"Aku hanya akan membawanya lebih dekat padamu agar kau bisa melihatnya. Ajak dia kemari," perintahnya lagi pada seorang staff.
Staff itu mengajak Miu mendekat, membuat Sehun menghela napas agak kesal. Namun, kekesalannya menguap ketika ia melihat wanita kucing itu mendekat. Paling tidak, ia tidak perlu mengawasinya karena ia sudah berada tepat di hadapannya.
"Kita lanjutkan. Siap di posisimu," ujar fotografer dan memulai lagi pemotretan.
Sehun kembali menatap kamera dan mengubah posenya. Sesaat kemudian, ia melirik Miu yang nampak melongok untuk menatap fotografer. Sepertinya wanita kucing itu penasaran pada kamera yang dipegang oleh fotografer. Sehun terkekeh pelan tanpa sadar, membuat fotografer bersorak senang karena mendapatkan ekspresi terbaik Sehun sementara Miu nampak terkejut karena sorakannya.
"Kau mau mencoba berfoto dengan gadismu?" tawar fotografer usai pemotretan selesai.
"Tidak, aku tidak mau melibatkannya dalam pekerjaanku."
"Tidak-tidak, bukan untuk majalah. Aku menawarkanmu untuk berfoto dengannya supaya bisa kau simpan di galeri pribadimu."
Sehun melirik Miu yang sejenak. Jika dipikir-pikir, tak ada salahnya mengiyakan tawaran fotografer.
"Baiklah."
"Ambilkan sofanya!" perintah fotografer membuat Sehun mengernyit sedikit.
Namun, ia tak ambil pusing dan mendekati Miu yang masih nampak ingin tahu.
"Sehun, benda itu apa?" tanya Miu sambil menunjuk kamera yang dipegang oleh fotografer.
"Itu kamera. Kemari," ujar Sehun.
Miu mendekatinya.
"Kau bosan?" tanya Sehun.
Miu menggeleng sambil tersenyum, "di sini menyenangkan karena aku bisa melihat Sehun."
Sehun tersenyum dan menangkup pipi wanita itu, kemudian memainkannya dengan gemas.
"Segera bersiap ke posisi kalian," kata fotografer membuat Sehun menghentikan kejahilannya.
"Ikut aku, kita akan difoto."
"Difoto?"
"Ya." Sehun menuntun wanita itu menuju sofa.
![](https://img.wattpad.com/cover/112064149-288-k632031.jpg)