Sinb dan eunha sedang sibuk melayani beberapa pelanggan yang lumayan ramai, mereka sampai kewalahan mengatasinya.
Sampai waktu istirahat mereka tiba, karna pelanggan yang mulai bepergian. Waktunya sudah lumayan sore mungkin karna itu pelanggan sudah mulai pergi dari cafe tersebut.
Pemilik cafe, atau yang biasa dipanggil nyonya park oleh sinb dan eunha terlihat menghampiri sinb dan eunha yang tengah melepas lelah disalah satu bangku pengunjung.
"Gomawo, kalian sudah bekerja keras hari ini" ujar nyonya park ramah.
Sinb dan eunha langsung berdiri dan membungkukkan badan mereka memberi salam.
"Ne, gwaenchana ini sudah kewajiban kami." balas sinb sopan dan diikuti anggukan mantap oleh eunha.
Nyonya park tersenyum lebar, entah mengapa ia menganggap eunha dan sinb adalah anaknya sendiri. Mungkin karna ia terlalu rindu dengan anaknya.
Dan ia langsung mengingat anaknya yang rencananya akan pulang dari luar negeri."Oh, iya. Apa kalian mau ikut bersamaku?" tanya nyonya park dengan mimik gembira.
"Ikut kemana nyonya?" kini giliran eunha yang membuka suara.
"Ke bandara"."Eoh?".
~~~
Sinb, eunha, dan nyonya park sudah 15 menit berada di bandara sejak mereka berangkat dari cafe.
"Ehm, nyonya kita akan menjemput siapa?" tanya sinb penasaran."Anakku" jawab nyonya park dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya.
"Mwo? Kau punya anak nyonya?!" heboh eunha.
Sinb menyenggol lengan eunha pelan. "Jaga sikapmu, ha-ya" sinb berbisik.
"Mianhae" ujar eunha pelan.Nyonya park terkekeh pelan melihat interaksi dari kedua pelayannya itu.
"Gwaencana bi. Aku memang mempunyai seorang anak laki-laki, tapi dia dari kecil sudah tinggal diluar negeri bersama kakek dan neneknya. Biasanya akulah yang mengunjunginya, tapi sekarang dia memutuskan untuk tinggal disini. Tempat kelahirannya." jelas nyonya park sambil menatap kedepan seolah-olah menerawang jauh apa yang baru saja diceritakannya."Eomma!". Tiga pasang mata itu langsung menoleh kearah suara namja yang baru saja meneriaki kata eomma.
Nyonya park segera beranjak dari duduknya dan berlari kecil kearah namja itu. "Jiminie!" teriak nyonya park.
Nyonya park langsung membawa namja yang baru saja eunha dan sinb dengar bernama jimin kepelukannya."Huwaa, kau lihat anak nyonya park sangat tampan!" puji eunha sambil memukul-mukul lengan sinb. Sinb hanya memutar mata malas. Seperti fangirl yang kambuh saja, begitu mungkin pikir sinb.
Sinb dan eunha mendekat perlahan kearah nyonya park dan jimin yang sedang asyik melepas rindu.
Jimin menarik badannya melepaskan pelukan mereka.
"Aigoo, anakku sudah besar" nyonya park menahan tangis haru nya.
Jimin memasang senyum manisnya."Aigoo, dia sangat manis" bisik eunha kepada sinb. Sinb hanya melirik sekilas kearah eunha sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya ini.
"Eoh, jimin ini sinb dan eunha. Mereka adalah pelayan di cafe kita" nyonya park memperkenalkan sinb dan eunha kepada jimin.
"Annyeonghaseyo, jimin imnida" jimin memperkenalkan dirinya dengan sopan.
Sinb dan eunha ikut menundukkan kepalanya memberi salam.
"Sinb imnida".
"Eunha imnida".'Cantik' batin jimin.
Kita tidak tahu kepada siapa pujian itu jimin tujukan. Yang jelas antara sinb dan eunha. (Yaiyalah, sape lagi?/)
~~~
Nyonya park sedang mengemudikan mobilnya menuju kediamannya. Ada sinb, eunha dan tentunya jimin.
"Nyonya bisa kau turunkan kami di halte? " tanya sinb.
"Apa kalian tidak apa kuturunkan disitu?" . Sinb tersenyum. "gwaenchana, kami sudah terbiasa"."Baiklah".
Nyonya park menghentikan mobilnya dipinggir jalan lebih tepatnya disebuah halte. Sinb turun dari mobil dan disusul eunha."Jaga diri kalian ne." sinb dan eunha hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Kamsahamnida nyonya, hati-hati dijalan" ujar sinb dan eunha berbarengan.Nyonya park mengangguk dan segera melesat berlalu dari hadapan sinb dan eunha.
"Huh, harusnya kita ikut nyonya park tadi" kesal eunha.
"Wae?". Eunha mendelik.
"Ani...". Sinb mengangkat bahu pelan.
Drrt.. Drrt..Ponsel sinb berdering.
'Jungkook?' batin sinb.
"Kenapa tidak diangkat?" tanya eunha. Sinb menggeleng dengan cepat dan segera mengangkat teleponnya.
"N-nde?".
"Bi-ya, kau dimana? Aku akan menjemputmu"
"Tidak us-"
"Kirimkan alamatnya sekarang"
Tut... Tut...
Sinb menghela nafas panjang. Kenapa jungkook harus masuk ke kehidupannya lagi, setelah ia berusaha melupakannya.
Eunha menautkan alisnya melihat perubahan ekspresi sinb.
Tidak lama setelah itu bus yang mereka tumpangi datang dan sinb sudah memberikan alamat dimana dia berada kepada jungkook."Bi, busnya datang!"seru eunha.
"Ha-ya, kau pulang saja duluan" ujar sinb sedikit merasa tidak enak dengan eunha."Wae?" eunha terheran.
"Ani, aku ada urusan sebentar. Kau pulanglah duluan ne?". Eunha memicingkan matanya tapi setelah itu ia mengangguk dan segera naik kedalam bus.Sesaat setelah busnya pergi,...
Jungkook datang dengan motor merahnya.
"Naiklah" ujar jungkook pelan. Sinb dengan ragu menaiki motor jungkook.Bayangan-bayangan dimana taehyung menyiksanya kembali terlintas dipikirannya. Ia takut jika taehyung melihatnya bersama jungkook lagi. Ia pastikan hidupnya tidak aman.
"Jangan takut kita tidak akan pulang kerumah mu dulu". Jungkook seolah-olah dapat membaca pikiran sinb.
"Kita akan kemana?" tanya sinb penasaran.
"Tempat yang jauh" jawab jungkook singkat dan segera melaju dengan motornya. Sungguh jawaban itu sangat membingungkan baginya 'tempat yang jauh?' apa maksud dari perkataan jungkook?.
Ia hanya pasrah dan memeluk jungkook dari belakang karna kecepatan jungkook diatas rata-rata.
'Aku bersungguh-sungguh akan membawamu pergi bi!' batin jungkook.
-TBC-
YEY, akhirnya update...
Ceritanya mau hiatus tapi sayang kalau gak dilanjutin:')
Btw... Jungkook mau bawa sinb kemana? 😳😱😈
Maaf kalo ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chances?[complete]
Fanfiction'Please give me a second chance' "Mianhae bi, bisakah kau memberiku kesempatan kedua?" "k-kesempatan k-kedua?" penasaran? kuy dibaca cast: -HWANG SINB -KIM TAEHYUNG ^AND OTHER CAST.... ~