Sixteen

835 112 18
                                    

Jungkook sudah mengenakan pakaian casualnya dan berjalan menuju kamarnya.

"Eunha, apa kau sudah siap?" saat jungkook ingin masuk pekikan eunha sudah menusuk pendengaran jungkook.

"Jangan masuk!!! Aku masih ganti baju!!!"

"Astaga, ku kira kau sudah selesai berpakaian. Cepatlah ini sudah jam 7" kata jungkook. Ya, mereka akan pergi kerumah jimin untuk merayakan hari ulang tahun nyonya park.

Selang beberapa menit eunha keluar juga dengan celana jeans juga baju lengan panjang.

"Ayo" jungkook tertegun melihat penampilan eunha yang sedikit berbeda dari biasanya. Penampilannya lebih mempesona dibanding hari biasanya, karna jungkook belum pernah melihat eunha berdandan. Sangat natural namun mempesona.

Eunha yang merasa tidak ada pergerakan dari jungkook menoleh, ia menautka kening heran.
"Hey! Ayo" jungkook terkesiap ia membasahi bibirnya dan segera mengambil kunci mobilnya lalu pergi keluar.

Eunha mengedikkan bahu tidak peduli.

~~~

Mereka telah sampai didepan rumah milik jimin, mereka lebih memilih lewat pintu belakang agar tidak ketahuan oleh nyonya park dan langsung memasuki kamar yang sudah ada sinb. Sedangkan jimin sedang bersama nyonya park untuk mengulur waktu.

"Bi-yaaa" eunha langsung memeluk sinb erat.
"Ada apa dengan matamu?" eunha bisa melihat mata sinb yang agak bengkak dan juga kantung mata sinb yang berlebihan.

Sinb hanya menggeleng pelan menandakan bahwa ia baik-baik saja, tapi sebenarnya ia sedang tidak baik.

"Ayo kita hilangkan mata pandamu" sementara eunha sedang sibuk menata penampilan sinb, jungkook hanya memerhatikan keduanya.

Ia kadang berfikir apakah eunha sudah berhasil menyingkirkan posisi sinb dihatinya?

~~~

"Nak kau akan membawaku kemana?" tanya nyonya park. Jimin menutup kedua mata nyonya park dengan tangannya dan menuntun jalan nyonya park agar tidak menabrak.

"Sebentar lagi eomma"
Sebelah tangan jimin memutar knop dan menuntun nyonya park agar masuk.

Didepan sinb, eunha dan jungkook sudah bersiap. Sinb membawa sebuah cake yang sedang dengan angka lilin yang tertera 40.

"Apa eomma siap?" nyonya park mengangguk mantap.
Perlahan jimin menurunkan lengannya dan nyonya park mulai membuka matanya.

"SAENGIL CHUKKAE NYONYA PARK YOOJUNG!!!" nyonya park menutup mulutnya dan menatap haru kejutan yang disiapkan oleh anak-anaknya. Siapapun sahabat jimin, akan dianggap anak oleh nyonya park.

"Saengil chukkae eomma" ucap sinb dan mendekat.

"Sebelum meniup lilin, eomma harus membuat permohonan"
Nyonya park merapatkan kedua tangannya sembari menutup kedua matanya.

Setelah selesai dengan permohonannya nyonya park mulai meniup lilinnya.

"Jadi, apa permohonan eomma?"

"Bukankah itu rahasia?"
Jimin mendengus kesal.

"Baiklah"

"Saengil chukkae eomma" jimin menarik sang eomma kedalam pelukannya.

"YaTuhan, tolong kabulkan permintaanku"

~~~

"Sinb, apa kau sudah menanda tanganinya?".
Sinb mendelik tak suka.

"Ya" jawabnya singkat.

"Sekarang mari kita minta persetujuan oleh suamimu" jimin tersenyum senang tanpa mempedulikan wajah sinb yang sudah menahan amarah.

Second Chances?[complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang