Fifteen

858 122 31
                                    

Taehyung berhenti tepat didepan sebuah rumah yang lumayan mewah dengan dekorasi yang menarik.
Ia ragu untuk masuk kedalam, tapi demi mendapatkan apa yang dia mau ia harus berani.

Ia mulai menekan bel yang terdapat disamping pintu.
Sampai bel ketiga pintu pun terbuka...

~~~
Mereka bertiga sedang sarapan pagi dengan tenang sebelum mereka mendengar suara bel rumah yang berbunyi.

"Biar eomma yang buka"

Nyonya park bangkit dari duduknya dan melangkah cepat untuk membukakan pintu.

Saat ia membuka pintu, matanya membelalak kaget saat melihat siapa yang datang.

Wajah nyonya park menjadi datar.
"Apa yang kau inginkan?" tanya nyonya park dingin.

Ia tersentak saat melihat taehyung yang berlutut didepannya. Dia bisa melihat taehyung yang tidak berdaya.
"A-apa yang kau lakukan?"

"Kumohon nyonya.... " taehyung merapatkan kedua tangannya.
"Kumohon temukan aku dengan sinb" dilain sisi dia merasa kasihan dengan taehyung, tapi ia sangat membenci sifat taehyung yang sering menyakiti sinb.

"Kau salah nak, sinb tidak ada disini" itu jelas bohong belaka.
"Kumohon, aku ingin bicara dengannya sebentar saja" belum nyonya park memberi jawaban, jimin sudah berada disamping nyonya park.

"Untuk apa kau memberatkan dirimu hanya untuk kerumah ku?"

"Jangan melelahkan dirimu sendiri kim taehyung"

"Pulanglah kerumahmu, tidur dengan nyaman kalau perlu temuilah kekasihmu itu kau paham?" sebenarnya taehyung ingin marah sekarang juga, hanya saja tujuannya sekarang hanya sinb.

"Ku mohon beri aku kesempatan, kumohon... "

Jimin terdiam sebelum ia membuat keputusan.

"Baiklah......."

"Just once"

~~~

Taehyung dan sinb duduk dibangku taman dihalaman belakang rumah jimin. Jarak mereka lumayan jauh, perasaan sinb sangat kacau sekarang. Jantungnya berdetak tidak teratur.

"Bi..... " sinb sontak menoleh.
"Mianhae" sinb mendengar bisikan lemah itu.

"Taehyung meminta maaf?"

Sinb menunggu taehyung untuk melanjutkan perkataannya.

Taehyung berdiri dari bangku dan memilih untuk berlutut didepan sinb sama halnya dengan yang ia lakukan didepan nyonya park tadi.
"T-tae... apa yang kau lakukan?"

"Kumohon maafkan aku, aku telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku dengan cara menyakiti mu. Aku menyesal" taehyung memang tidak menangis, hanya saja dimata taehyung penuh penyesalan.

Masalahnya sinb masih merasa kecewa, ia memang masih mencintai taehyung. Malah sangat-sangat mencintai taehyung. Hati kecilnya mengatakan bahwa ia ingin sekali memeluk taehyung sekarang juga, dan kembali padanya. Tapi, ia masih ada janji yang harus ditepatinya.

Yaitu, janjinya bersama jimin.

"Aku memaafkanmu" sinb tersenyum paksa. Ingin sekali rasanya dia memeluk taehyung sekarang juga untuk melepas rindu dan menceritakan semua keluh kesahnya. Tapi, ia tau bahwa jimin sedang mengawasinya diatas sana.

"Terima kasih sinb, aku tau kau masih kecewa padaku. Tapi aku ingin meminta mu untuk kembali bersamaku, aku ingin memperbaiki kesalahanku-.. "

"Maaf tae,..." sinb menggeleng pelan.
"Aku belum bisa, maafkan aku... " sinb menitikkan air matanya, ia tidak bisa lagi menahan air matanya. Ia takut jika taehyung akan marah kepadanya.

Tapi, yang ia lihat adalah senyuman tipis milik taehyung.
Dia menghela nafas berat.
"Gwaenchana, aku tau. Aku mengerti, aku tidak memaksamu. Anggap saja ini hukuman untukku bukan?" sinb semakin terisak hebat.

Taehyung terkekeh pelan, ia juga serasa ingin menangis. Hey, ia masih punya harga diri sebagai lelaki jantan.

Ia mengusap air mata sinb
"Jangan menangis lagi, kau harus bahagia sekarang. Tidak akan ada yang menyakitimu, aku berjanji tidak akan pernah menyakitimu lagi. Hanya karna dirimu membuat diri seorang kim taehyung yang egois berubah. Terima kasih untuk segalanya dan sekali lagi aku meminta maaf.... "

"Dan aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu menjagamu walau aku tak selalu disampingmu.... Aku mencintaimu" batin taehyung berbicara.

Taehyung berdiri dan mengusap puncak kepala sinb dan pergi dari situ.
Saat taehyung sudah benar-benar pergi, sinb kembali menangis terisak,hatinya terasa diiris. "Hikss,,, eomma... "

~~~

Taehyung merebahkan dirinya kesofa.
Nyonya kim yang melihat taehyung pulang langsung menghampirinya.
"Nak?"

Taehyung melirik sekilas dan tersenyum lalu kembali menutup matanya.

Nyonya kim menatap taehyung sendu. Ia merasa sangat kasihan dengan taehyung.
Tiba-tiba saja taehyung memegang dadanya.

"Akh, eomma"

"Astaga taehyung ada apa?!" nyonya kim mulai terasa panik.

"Tolong aku.... "

"Ada apa tae?! YaTuhan, appa mu sedang tidak ada, bagaimana ini?!"

"Hatiku sakit, sakit hati eomma" nyonya kim yang sadar sedang dikerjai oleh sang anak tiri, merasa sangat kesal.

"Yak! Kau membuat eommamu khawatir!" taehyung memekik saat telinganya ditarik keras oleh sang eomma.

"Aduh, maafkan aku eomma"

Nyonya kim menyadari satu hal, taehyung sudah kembali:).

~~~

"Tanda tangani ini"
Jimin menyerahkan surat kehadapan sinb.
"Apa ini?".

"Tanda tangani saja"

"Ada apa denganmu jimin?" jimin sekarang sedang merasa kesal karna melihat moment dimana taehyung bersama sinb, sinb memang bukan siapa-siapanya. Tapi, ia sudah menyatakan jika sinb hanya 'miliknya seorang'. Egois bukan?.

"Itu surat ceraimu dengan taehyung"

Sinb membelalak kaget, ia tak menyangka jimin akan berfikiran sejauh ini. Berarti hubungannya dengan taehyung akan berakhir? Begitu?.

"Tapi, jimin... -"

"Kau sudah memegang janjimu sinb, janji adalah hutang yang harus kau bayar dengan lunas"

"Tapi kau tidak bilang akan melakukan sejauh ini"

"Aku sudah bilang kau tidak akan pernah kembali padanya lagi dan kau menyetujuinya..... "

"Kau tanda tangani itu, hutangmu lunas" dan jimin berlalu pergi meninggalkan sinb yang mengepalkan tangan marah dan berusaha menahan tangisannya.

---TBC---

Second Chances?[complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang