Nineteen

829 109 22
                                    

Taehyung mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.

Ia sedikit menunduk karna merasa ia sedang memeluk seseorang. Dan benar saja ia baru ingat jika semalam sinb tidur disampingnya.

Ia memandangi wajah sinb yang tengah tertidur pulas, dan merapikan rambut yang menutupi wajah sinb.

(Huhu, gak kuat nulisㅠ ㅠ)

Taehyung sangat-sangat menyesal atas perlakuannya selama ini terhadap sinb. Sinb tidak pernah bersalah , tapi sayangnya sinb harus menjadi bahan lampiasan kekesalan taehyung.

Dan taehyung sangat menyesali itu.

Ia juga sadar telah menyakiti banyak orang.

Dan ia tidak ingin lagi menyakiti siapapun.

Taehyung masih saja menatap sinb yang tengah terlelap.
Ia tidak sengaja melihat bekas luka disudut bibir sinb.
Sekejam itukah dulu dirinya, hingga membekas?
Apakah itu bisa dimaafkan?

Dia akui sinb adalah wanita yang kuat.

Merasa terganggu sinb melenguh pelan, dan membuat taehyung menghentikan aktivitas tangannya.

"Tidurlah" bisik taehyung.

~~~

Tidur jungkook terusik saat deringan ponselnya berbunyi keras.

Ia mengambil ponselnya dan menjawab panggilan tersebut.
"Hmm?"

Jungkook segera membulatkan matanya sempurna saat mendengar berita dari jimin.

"Aku akan kerumahmu, tunggu"
Jungkook menyibak selimutnya dan melesat kekamar mandi.

Setelah beberapa menit ia keluar dari kamar mandi dan segera berpakaian.

"Kook? Kau akan pergi?"
Jungkook menoleh dan tersenyum manis lalu mengangguk.

"Kemana?"

"Kerumah jimin"

"Apa aku boleh ikut?" eunha menanyakan itu dengan ragu.

Jungkook terkekeh kecil.
"Bersiaplah" mata eunha langsung berbinar.
Ia berlari kecil kearah jungkook dan memeluknya sekilas lalu pergi untuk bersiap.

Jungkook hanya menggeleng pelan melihat tingkah eunha yang seperti anak kecil.

Saat ia keluar kamar eunha sudah selesai bersiap.
"Ayo"

"Ayo!"

~~~

"Ha-ya, setelah dari rumah jimin kita akan kerumah oppa-mu"

Eunha menutup mulutnya.
"Jinjja? Apa kau serius?"

"Apa aku terlihat seperti bercanda?"

Eunha mempoutkan bibirnya.
"Sebenarnya aku ingin memintamu untuk mengantarku, hanya saja aku takut" jujur eunha.

"Untuk apa kau takut denganku? Aku tidak memakan orang" ujar jungkook.

"Hhmm, aku hanya berfikir kau adalah orang asing yang telah menolongku. Kau sangat banyak membantuku dan oppa-ku. Jadi, aku tidak enak untuk meminta apapun lagi darimu" jelas eunha.

Jungkook terdiam.
'Ya, kuharap fikiranmu itu hanya sementara'

~~~

Jimin berjalan kearah pintu saat mendengar bel rumahnya berbunyi.

Ia membukanya.

"Ada apa dengan wajahmu jim?" tanya eunha saat melihat wajah lesu jimin.

Jimin berusaha tersenyum paksa.
"Tidak, aku hanya lelah"

Second Chances?[complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang