Twenty-nine

711 86 19
                                    

"Aku minta maaf, tolong jaga sinb:)"
.
.
.
Sekali lagi, percaya pada Tuhan. Dia sudah mengatur yang terbaik untuk takdir kita:)
.
.
.

"Jungkook, aku tidak sanggup lagi" ujar eunha lirih.

Mereka sedang duduk dibangku panjang didepan sebuah ruangan.

Tidak, bukan ruang operasi.

Mereka harus menandatangani banyak berkas bukan? Apalagi ini bertaruh nyawa seseorang.

"A-apa sinb sudah tau?"

"Entahlah, ha-ya. Aku sudah sangat pusing" lirih jungkook.

"Kau tau, kita kemarin melihat senyum sinb setelah sekian lama.

A-apa sekarang kita akan melihat air matanya lagi?" tanya jungkook.

"Aku tidak mau, dia sahabatku. Aku tidak ingin melihatnya menangis lagi. Jangan lagii~" serak, ya eunha tidak sanggup mengeluarkan suaranya lagi.

Ceklek

Taehyung keluar dengan taeyang dan ny. Yoona dibelakangnya.

Jungkook dan eunha langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Pulanglah, setelah operasinya selesai kalian boleh kesini lagi. Dan bawalah sinb kemari juga" taehyung yang ingin pergi, berbalik kembali.

"Oh iya, jangan lupa suruh dia bawakan aku bunga mawar warna apa saja. Astaga, harusnya aku yang memberikan untuknya. Ah, tidak apa. Ini yang terakhir" setelah itu ia pergi keruangan yang disebelah.

"Dasar bodoh!" umpat jungkook lagi, entah ini keberapa kalinya ia mengumpat untuk taehyung.

"Hyung" jungkook menoleh kearah taeyang.

"Maafkan aku, ini semua karnaku" jungkook menatap taeyang sendu.

"Tidak, ini bukan salahmu. Ini bukan salah siapa-siapa" ujar jungkook.

"Tapi, noona bagaimana?"

"Kau jangan pikirkan yang lain ya"

Pintu kembali terbuka. Taehyung sudah berganti pakaian untuk operasi.

"Kalian masih disini?" taehyung menghampiri jungkook dan eunha.

Dia menepuk pelan bahu jungkook dan eunha.

"Terima kasih telah mau menjadikanku tamu istimewa. Dan maaf dengan membatalkan pernikahan kalian, aku tidak bisa mengubah keputusanku... " taehyung menghirup nafas dalam.

"Tolong sampaikan maafku pada sinb, dan...."












"Tae?"

Mereka berlima sontak menoleh.

"S-sinb?" gugup taehyung.

Dibelakang sinb ada orang tua sinb, dan orang tua taehyung.

Ny. Yoona sempat melirik kearah tuan kim dan memundurkan langkahnya.

Penampilan sinb sangat memprihatinkan. Wajahnya yang merah dengan air mata yang terus mengalir. Juga mata sembabnya.

Sinb berlari dan langsung menubruk tubuh taehyung. Untung taehyung sigap menahan keseimbangan tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau ingin meninggalkanku?! Kau janji tidak akan membuatku menangis lagi bukan?!" teriak sinb. Taehyung hanya bisa menahan air matanya yang siap meluncur deras.

Sinb melepaskan pelukan mereka. Ia  berusaha keras memukul dada taehyung untuk melampiaskan kekesalannya.

"Kau sudah janji?!" tapi, pukulan itu malah tidak terasa saking lemahnya sinb.

Ia menarik leher baju operasi yang taehyung kenakan.

"Lepas baju ini, Ayo pulang kerumah. Kau belum sarapan kan? Aku akan memasakkan mu sesuatu"

Sudah cukup, mereka semua tidak dapat menahan tangisan lagi.

"Oh iya, kita kan harus kepernikahan eunha dan jungkook. Kita tamu istimewa, kita tidak boleh terlambat. Ayo pulang tae cepatlah"

sinb bahkan tidak menyadari jika disampingnya sekarang adalah jungkook dan sinb.

Sinb tidak dapat mengkontrol tangisannya.

"Tae, ayo pulang!" pukulan didada taehyung mulai keras.

Sigap taehyung menahan tangan sinb. Sinb pun meronta.

"Dengarkan aku, aku sering membuatmu menangis itu artinya aku belum baik untukmu--"

"Tidak, kau yang terbaik untukku"

"Dengarkan aku! Carilah yang terbaik. Kumohon~" sinb menggeleng cepat.

"TIDAK KUBILANG TIDAK"

Taehyung menghela nafas kasar.

"Appa, kumohon"

Tuan kim dan tuan hwang menghela nafas berat sebelum mereka mengahampiri sinb dan menahan tangan sinb.

"Aku menyayangimu"

Taehyung melayangkan kecupan kilat dikening sinb.
Dan mulai memasuki ruang operasi bersama taeyang juga beberapa dokter dan suster.

"ANDWAEE!!! LEPASKAN AKU! TAEHYUNG! TAE, AYO PULANG KAU BELUM MAKAN APAPUN. AKU AKAN MEMASAKKAN SESUATU, AKU MOHON PULANGLAH!" sinb terus meronta agar tangannya dilepaskan.

Tuan kim dan tuan hwang hampir saja kewalahan. Lalu, Mereka berdua merasa tubuh sinb semakin lemah.

Tapi, sinb terus saja berteriak memanggil nama taehyung.

Orang-orang yang melihat sinb bukannya merasa terganggu malah merasa sangat iba kepada sinb, bahkan ada yang menangis melihat kejadian tersebut.

Tak lama suara sinb melemah.
"Tae pulang lah kumohon~"
Ia merasakan pusing dan matanya semakin meredup.

Bruk

Sinb pingsan tidak sadarkan diri.
Dan langsung dibawa keruangan untuk diperiksa.

TBC

du du du*-*

Second Chances?[complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang