seventeen

816 117 33
                                    

"Tuhan, ku harap ini semua yang terbaik"
.
.
.
.
Setelah menerima surat dari sinb, taehyung tidak terima dengan keputusannya.
Dengan wajah yang sudah basah, karna air mata taehyung yang terus mengalir.

"Apakah kata menyesal sudah terlambat untukku?"

~~~

Taehyung melajukan mobilnya tanpa arah, memang tujuannya ingin menemui sinb. Tapi, arah tatapan taehyung kosong.

Sedangkan nyonya dan tuan kim, sudah melafalkan doa agar kejadian yang dulu tidak terulang lagi.

Kejadian dimana taehyung harus membuat seseorang meregang nyawanya.

Flashback

Taehyung pergi dengan amarah yang tidak terkendali, ia mengendarai motornya asal-asalan.

Itu semua karna sang appa yang lebih memilih menceraikan sang eomma dan mencari wanita baru.

Pandangan taehyung kabur karna air mata yang sudah mengalir deras.

Saat ada persimpangan, taehyung ingin berbelok ke kanan. Namun naas karna tidak bisa mengendalikan motornya, ia harus menabrak seorang pria paruh baya yang sedang menyebrang jalan.

Setelah itu yang dirasakan taehyung gelap.

Dan saat ia membuka matanya, ia bisa melihat tuan kim dan nyonya kim(kim jisoo) menatapnya dengan khawatir.

Taehyung memegangi kepalanya.
"Dimana aku?"

"Kau dirumah sakit nak" jawab tuan kim.

"Apa yang terjadi?"

"Kau menabrak seorang pria, dan nyawanya tidak bisa diselamatkan"

---

BUGH

"Kau bukan sahabatku!" jimin tidak henti-hentinya memukuli taehyung.
Lantas yerin yang dari kejauhan langsung berlari dan mendorong jimin.
"Apa yang kau lakukan?!" teriak yerin.
"Dia! Dialah yang telah membunuh ayahku, sahabatku sendiri telah merenggut nyawa ayahku!?" ujar jimin sambil menunjuk tajam kearah taehyung. Sedangkan taehyung hanya bisa menatap jimin karna sekujur tubuhnya masih sakit.

"Ini bukan salahnya jim! Dia tidak sengaja untuk melakukan itu semua, lebih baik kau berdoa agar arwah ayahmu tenang" nasihat yerin.

Jimin tidak mengucapkan satu katapun dan langsung pergi dengan amarahnya.

"Tae, kau tidak apa?" taehyung hanya menggeleng lemah.

Flashback off

"Yeobo, aku takut kejadian itu terulang lagi"

"Ku harap taehyung baik-baik saja"

~~~

Taehyung tambah melajukan kecepatan mobilnya. Ia tak memperdulikan nyawanya lagi, ia sudah menyakiti banyak orang.
Dia fikir lebih baik dia mati, daripada dia harus menyakiti orang lagi nantinya.

Sadar jika didepan sana akan ada seorang nenek tua yang hendak menyebrang jalan.

Seperti slow motion, taehyung membanting setirnya kekiri hingga menabrak pembatas jalan. Karna kecepatan taehyung diatas rata-rata membuat benturan keras antara mobil taehyung dan juga pembatas jalan. Karna taehyung membanting setir kekiri taehyung harus mengalami luka yang sangat parah.

Darah bercucuran dikepalanya. Perlahan ia menutup kedua matanya.

Orang-orang yang melihat kejadia tersebut segera memeriksa keadaan taehyung dan menghubungi pihak rumah sakit.

"Aku tidak ingin menyakiti siapapun lagi"

~~~

"Kau yakin ingin kutinggal?"

"Ya, pergilah" jimin mengangguk dan melesat jauh.

Setelah itu sinb segera pergi ketepi jalan, lebih tepatnya ia ingin melihat pemandangan lewat jembatan sungai han.

Hari sudah lumayan sore, cuacanya sangat bagus untuk menikmati pemandangan sungai han lewat jembatan.

Ia memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa kulit wajahnya.

Tak lama itu, suara ponsel sinb berdering keras.

"Siapa ini?" sinb menautkan alis bingung.

Tak ingin berlama sinb segera mengangkat panggilan tersebut.

"Ne, yeoboseyo?"

"Apa ini nona hwang sinb?"

"Iya, ini aku"

"Bisa kau pergi kerumah sakit sekarang?"

"Wae?"

"Saudara taehyung telah mengalami kecelakaan"

Seketika sinb membulatkan matanya terkejut dengan pernyataan tersebut.

Sinb memutuskan panggilan itu dan berlari untuk menghentikan taksi yang lewat. Saat sinb menemukan taksi, ia segera melesat menuju rumah sakit terbesar di seoul.

~~~

Sinb berlari menyusuri ruang koridor untuk mencari ruang I.C.U.

Bertepatan dengan sinb menemukan ruang itu, seorang dokter keluar dari ruangan tersebut.

Sinb berlari kecil mendatangi dokter. "Jeogiyo" sinb membungkuk hormat.

Dokter tersebut sedikit terkejut dan segera membungkuk.

"Apa kau hwang sinb?"

"Ne, itu aku. Bagaimana dengan taehyung?"

"Syukurlah Tuhan masih membiarkannya hidup, padahal ia mengalami luka yang sangat parah. Ia sudah melewati masa kritisnya" dokter itu tersenyum hangat.

Sinb melirik name tag dokter tersebut 'min yonggi'.

"Oh iya, kalau boleh tau. Kau siapanya taehyung?" sinb tertegun.

"A-aku temannya... Teman dekat" sinb tersenyum canggung.

"Oh baiklah, selagi pasien dipindahkan kekamarnya bisa kau ikut denganku sebentar?"

Sinb mengangguk dan segera mengikuti langkah dokter kim namjoon.

~~~

Taehyung mengerjapkan matanya perlahan. Ia merasakan sakit disekujur tubuhnya.

Ia mengedarkan pandangannya. Dan menemukan objek yang sangat dikenalinya.

"Bi.... "

Sinb tersenyum kikuk.
"H-hai.. " bahkan hanya menyapa saja sinb harus bersusah payah.

Taehyung tersenyum lemah, menitikkan air matanya saat merasakan sesak didadanya.
Ia beralih menatap langit-langit.
"Bi, mianhae" lirihnya.

Sinb hanya bisa terdiam menanggapinya.
Dan kembali taehyung melanjutkan perkataannya.

Taehyung menoleh kearah sinb.
"Kumohon, berikan aku kesempatan kedua"

"Kesempatan kedua?"

'Aku akan memperbaiki semuanya, tapi aku serahkan semuanya pada Tuhan.

Aku yakin dia punya takdir untukku dan juga untuk hubungan ini, dan kuharap itu yang terbaik untuk sinb'

TBC

Second Chances?[complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang