Second Chances?[complete]

Twenty-four

Tiga hari lagi adalah hari kebahagiaan jungkook dan eunha.

Ya, keputusan jungkook sudah bulat ia akan menikahi eunha tiga hari lagi.

Sahabat serta keluarga mereka sangat bahagia atas keputusan ini.

Jungkook dan eunha telah mempersiapkan semuanya. Dari gaun dan jas pernikahan, cincin, dekorasi, juga konsumsi.

Mereka sudah menyiapkan semuanya dengan sempurna.

Dan mereka berharap tamu istimewa mereka hadir, sinb dan taehyung adalah tamu teristimewa dipernikahan mereka nanti.

~~~

Kedua pasangan itu masih saja bergelung dengan selimut.

Bahkan mereka mengabaikan matahari yang sudah menjulang naik, keadaan kamar mereka sangat gelap.

Sinb membuka matanya perlahan.

Sekarang ia tengah memakai tangan taehyung sebagai bantal.
Ia dapat melihat wajah taehyung, sangat dekat.

Perlahan ia mengusap rahang tegas milik taehyung.

"Tetaplah menjadi taehyung-ku yang sekarang" sinb berbisik pelan.

"Kumohon jangan tinggalkan aku" saat sinb ingin menjauhkan tangannya, terlebih dahulu taehyung menahan tangannya.

Sinb tersentak kaget. "Tae?!"
"Maafkan aku, apa kau terganggu?"

Taehyung mengecup punggung tangan sinb lama.
"Mianhae" .

"Untuk apa?" tanya sinb bingung.

"Tidak, hanya saja aku harus minta maaf terlebih dahulu padamu.
A-aku hanya takut, jika membuatmu menangis lagi" lirih taehyung.

Sinb menggeleng pelan.
"Kau sudah berjanji padaku kan?" taehyung mengangguk lemah.

"Aku takut. Aku takut jika aku mengingkari janjiku"

Sinb makin menggeleng cepat.
Ia tidak boleh menangis, ia sudah janji. Tapi, sekarang ia menangis karna ucapan taehyung.

"Kau janji tidak akan menyakitiku kan tae?"

"Mianhae"

"Hentikan"

"Aku mohon jangan menangis untukku, atapun karna diriku"

"Kubilang hentikan"

"Kumohon, mianhae"

"Hentikan!!!" sinb beranjak dari tempat tidur dan berlari keluar lalu menghempaskan pintu dengan kuat.

Taehyung hanya bisa memijat pelipisnya, ia ingin menangis tapi dia tidak boleh lemah saat ini.

Perlahan pintunya kembali terbuka dan itu adalah nyonya kim.

Ia mendekati taehyung dan mengelus punggung taehyung pelan.

"Apa kau telah menceritakannya tae?"
Taehyung menggeleng lemah.

"Dia hanya belum bisa mengerti, niatmu sudah baik tae... " nyonya kim menarik napas pelan, ia tidak boleh menangis.

"Aku bisa merasakan apa yang dirasa sinb jika mengetahui niatmu ini. Sakit tae, tanpa persetujuannya dengan se-enaknya kau memutuskan semua ini.
Dia tidak akan bisa menerimanya, ini bertaruh dengan nyawamu tae--" Sudah nyonya kim tidak sanggup lagi, ia menutup mulutnya dan pergi keluar dengan air mata yang mengalir deras.

"Ah, yaTuhan. Sekarang apa yang harus ku lakukan?!" geram taehyung.
~~~

"Bi-ya? Kenapa lagi?" tanya eunha pelan.