4. Tunangan

302 32 2
                                    


Karena keduanya bukan ditakdirkan untuk berpisah.
Tetapi untuk bersama menemukan kebenaran.

Aaron berhenti melangkah, diikuti Chiara yang sejak tadi mengekorinya.

Lelaki jangkung itu gerbang lebar-lebar, mengadahkan tangan mempersilahkan Chiara masuk lebih dulu. Namun baru dua langkah, dua orang kekar berseragam hitam menghadang.
Chiara meringsut mendekati Aaron, matanya milirik tajam. Seolah mata itu sedang membentak. "Kau menjebakku!"

Aaron hanya tersenyum meremehkan, lalu mengangkat tangan kirinya.
Seketika dua penjaga itu mundur, menunduk memberi jalan untuk Aaron dan Chiara.

Dengan langkah angkuh Chiara mendahului Aaron, kedua tangannya memegangi tali ransel.

Ia memandang gedung dihadapannya dengan takjub. Gedung yang menurutnya aneh tetapi keren.

Bentuk markas Dark Circle memang unik, gedung menjulang tinggi membentuk kerucut yang terbalik. Langit yang gelap, menambah kesan seram saat Chiara mendongak, namun saat ia mengedarkan padangan, kesekitar, halaman luas itu di hiasi lampu-lampu yang membuat terang bahkan seperti siang.

Seorang pria keluar dari pintu utama, rambut hitamnya tertata rapi.
Segera menyambut saat Aaron dan Chiara menghampiri.

"Jadi kau Chiara?" tanya Lucio santun, terlihat dari caranya menganggukan kepala.

"Kenalkan, nama saya Lucio."

Mengulurkan tangan, senyum manis terhias di wajahnya yang tampan.

Chiara menyambut uluran tangan itu, namun wajahnya masih tegang. Ia kembali mengedarkan pandangan.

"Saya bisa bertemu pemimpin di sini?" sahut Chiara tanpa basa-basi.

"Pemimpin? Saya orangnya." terang Lucio tenang, diakhiri senyuman.

Kening Chiara berkerut, ia melepaskan tangan Lucio lalu menoleh Aaron yang masih berdiri dibelakangnya.

"Kau bohong!" ketus Chiara.

"Bohong apa?" Aaron maju kedepan, berdiri di samping Lucio.

"Ini bukan Dark Circle yang saya maksud. Saya mencari yang pemipimnya bernama Leo."

Chiara berbalik badan, namun ada tangan yang menahan.

"Di pulau busur, Dark Circle hanya satu." sahut Aaron

"Saya anak Leo." timpal Lucio.

Chiara menoleh, lalu menepis tangan Aaron.

"Dengan jaminan apa? Saya harus percaya?"

Mengangkat dagu, Chiara mempertahankan harga dirinya.

"Masuklah, akan saya buat kau percaya."

Lucio mengadahkan tangan, mempersilahkan Chiara masuk.

***

Lucio duduk sambil menunjuk kursi di depannya.
"Silahlah duduk." tuturnya sopan masih dengan senyum mengembang.

"Tidak! Terima kasih." sahut Chiara dingin dan terkesan angkuh.

Aaron tampak tak suka dengan gaya angkuh Chiara, ia menghempaskan tubuhnya di sofa. Membiarkan Lucio meladeni anggota baru itu, dia akan diam sebagai pengamat.

Lucio kembali berdiri, senyumnya memudar, lelah berbasa-basi dengan Chiara. Lucio menghela nafas dan bertanya maksud Chiara mencari ayahnya

"Kau mencari ayahku, Leo. Pasti punya maksud, apa ada pesan?"

DARK CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang