21. Balas Budi

214 28 55
                                    

Memakai jaket abu-abu serta topi fedora, Leo melangkah tegap, tak lupa kacamata hitam bertengger manis menutupi mata tajamnya. Meski sudah berumur pria itu tetap terlihat gagah dan tampan.

(Abaikan model yang terlalu muda dan tampan 🙈 cukup fokus sama penampilannya ya😂)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Abaikan model yang terlalu muda dan tampan 🙈 cukup fokus sama penampilannya ya😂)

Chiara mengikuti dari belakang, ia masih sama dengan penampilan sebelumnya. Sedikit tegang saat gadis itu berjalan berjajar dengan Leo, sedangkan Wiliam mengutarakan strateginya.

Leo tak banyak bicara, ia hanya menanggapi sesekali dan memberi masukan yang disetujui oleh Wiliam. Pembawaan pria itu sangat tenang, hingga membuat Chiara gugup sekaligus antusias secara bersamaan. Baru kali ini bertempur dengan Leo, ia jadi merasa berperang sungguhan, sementara dengan Lucio dan Aaron selama ini seperti hanya latihan.

Chiara mengatur nafasnya, meredakan gugup. Suasana yang hening membuat Wiliam dan Leo menoleh padanya secara serentak.

"Kau takut?"
Tak Chiara sangka Leo bertanya.

"Tidak pak." Jawab Chiara tak yakin.

"Lalu? Ada apa? Kau cemas?" Kini giliran Wiliam terlihat mencemaskan Chiara. Padahal sejak tadi, terlihat hanya memperhatikan pimpinannya. Pria itu berulang memperingatkan Leo dengan kata "Kondisi anda tidak memungkinkan pak." Atau kata "Sebaiknya, kita panggil madam Kara saja." Dan kalimat "Aaron bisa melakukannya setelah sembuh."

Awalnya Leo menanggapi dengan tenang dan berkata "Aku baik-baik saja." berulang kali, tapi lama-lama kesal dengan kecemasan Wiliam yang memang selain menjadi tangan kanan, juga menjadi perawatnya. Ayah dari Lucio itu akhirnya berucap

"Putraku dalam bahaya, apa aku harus diam saja? Atau menunggu sampai kabar buruk tiba?"

Kalimat itu yang membuat Wiliam bungkam dan akhirnya memenuhi permintaan atasannya.

"Tidak apa-apa." Chiara setengah berdusta, karena ia tidak bisa menyembunyikan gugupnya kali ini. Apalagi saat duduk diam diantara Leo dan Wiliam, di dalam helikopter yang suasananya begitu tegang.

Biasanya saat hendak berperang Chiara memang gugup, hanya saja selama ini rasa gugup itu terlupakan, karena selalu fokus debat dengan Aaron. Tanpa sadar perdebatan tidak penting yang melelahkan itu ada gunanya.

Sekarang Aaron tidak ada, tidak mungkin ia berdebat dengan Wiliam atau Leo yang memiliki tampang serius itu. Bisa-bisa ia dilempar keluar dari helikopter.

"Kau mencemaskan Aaron?" itu suara Wiliam, dari nada bicaranya pertanyaan itu ditujukan padanya. Namun karena tak yakin Chiara mendongak dan mendapati Leo serius memasukkan peluru ke dalam pistol. Rupanya benar Wiliam bertanya padanya, pria yang tadinya fokus pada tablet saat bertanya itu, kini menoleh padanya karena tak mendapat jawaban.

"Ku rasa dia masih tidur, karena obat itu."

Chiara menggeleng cepat.
"Aku tidak mencemaskan dia." Sangkal Chiara "Aku cemas karena, karena peluru ku kurang." Lanjutnya menyakinkan.

DARK CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang