29. Panggil Aku Kakak!

191 23 65
                                    

Terima kasih buat komen & votenya selama ini.
Part 28 kemarin komennya pecah. Gara-gara kata "saudara" sebagian besar sih pada ngamuk, padahal aku belum sebutin nama 😂😂😂😂

Semoga part ini kalian suka..
Selamat membaca..

_________

Di tengah ruangan, Aaron mematung. Ia terkejut dengan apa yang dikatakan ayah angkatnya.

Sedangkan Chiara tak tahu sejak kapan air mata merembes dipipinya.
Ditatapnya pria yang berdiri lima langkah darinya itu dengan terluka.

Tak jauh beda dengan Chiara, mata Aaron sudah berkaca-kaca. Ia tak ingin mempercayai ini.
Bahkan bibirnya kelu untuk sedekar menanyakan kebenaran itu.

Leo menghela nafas lega, setelah sekian waktu menutupi rahasia ini. Dan membuat putranya bertanya-tanya dimana adiknya. Akhirnya dia mengatakan meski waktunya kurang tepat.

Ia menoleh lagi kearah seseorang yang berdiri kaku diabang pintu.

"Kenapa kau tetap disana? Kemarilah!" pinta Leo kini terdengar lebih tenang.

"Tolong jelaskan pada adikmu, aku bukan pembunuh ibunya." lanjutnya menoleh Chiara.

Aaron dan Chiara yang sejak tadi tertegun karena keterkejutan spontan menolehkan pandangan.
Pasangan itu melihat Lucio masih bergeming karena terkejut.

Seketika Aaron dan Chiara saling menatap, menyadari mereka salah menangkap kalimat Leo.
Air mata Aaron luruh kerena lega. Ingin rasanya ia merengkuh Chiara dan memeluknya penuh rasa syukur.

Tapi semua itu tak terjadi, ia memilih mundur memberi ruang pada sang kakak, bertemu adiknya.

"Dia, dia adik yang kau cari." ucap Aaron pelan

Mengangguk, Lucio akhirnya melangkah maju, ia tak pernah menyangka adik yang ia cari, sudah berada disampingnya.
Mereka hidup bersama-sama beberapa bulan ini, dan ia sama sekali tidak menyadarinya.

Lucio mengulurkan tangan membingkai wajah Chiara.

Yang ia ingat dulu waktu kecil, saat ibunya mengandung. Dia selalu menciumi perut ibunya dengan sayang. Memeluk perut besar itu saat tidur dan mengucapkan selamat pagi saat ia bangun. Lucio kecil selalu selalu berceloteh riang diperut sang ibu, terlihat sekali ia sangat menanti-nantikan kehadiran adiknya. Ia tak sabar menunggu adiknya itu lahir.

Namun kejadian itu tak pernah terjadi. Suatu ketika dia bangun tidur, ibunya yang berperut besar itu tidak ada disampingnya dan tak pernah kembali lagi.

Lalu datang seseorang bernama Leo mengaku ayahnya.

Lucio yang tahu sang ayah bukanlah Leo, mengelak mentah-mentah. Ia meronta, menangis memanggil-manggil ibu dan ayahnya.

Hingga waktu terus berjalan sang ayah yang jarang pulang ke rumah itu, tak pernah datang lagi.

Akhirnya Lucio menganggap Leo sebagai ayahnya, entah benar atau tidak pengakuan itu. Ia tak peduli, karena Leo memperlakukannya lebih baik dari ayah sebelumnya. Leo menyayanginya dan membimbingnya menjadi kuat. Hingga disuatu titik Lucio bersyukur memiliki ayah seperti Leo.

DARK CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang