Chiara keluar kamar, langsung menuju ke arah dapur. Tempat favoritnya, belakangan ini.
Tiga hari sudah ia berada di markas dark circle.
Mulanya, ia bingung pada hari pertama. Disaat para pria membenahi bangunan depan markas yang rusak parah. Ia hanya mengintip melalui jendela kamar.Chiara tentu saja tidak mau, menjadi kuli bangunanan dadakan. Jadilah ia mendekam di dalam kamar.
Akan tetapi perutnya tidak mau kompromi, ia merasa lapar di saat jam menunjukkan angka sembilan.
Chiara melangkah ke dapur, disana ia tak melihat makanan apapun. Meja makan yang panjangnya 5 meter dan lebar 2 meter itu, kosong.
Di sudut dapur terlihat Rice Cooker menyala. Tanda ada yang sudah menanak nasi.Chiara melangkah ke arah kulkas, melihat roti-roti berjajar. Chiara menggeleng, ia bosan makan roti.
Ia menutup kembali pintu kulkas. Tatapan Chiara tertuju pada telur yang tertata di dalam keranjang.
Senyum Chiara mereka, ia akan mulai memasak.
Ada tiga masakan yang selalu dia banggakan, karena ia bisa membuat sendiri dan ia merasa ahli dalah hal itu.Yaitu, mie instan rebus, telur dadar dan telur ceplok.
Kali ini Chiara akan membuat telur ceplok.Beberapa menit kemudian satu telur ceplok sudah jadi. Chiara melirik Rice Cooker, ternyata nasi belum matang.
Chiara mengingat orang-orang yang di depan, ia berinisiatif membuatkan mereka sarapan, atau lebih tepatnya telor ceplok untuk mereka.
Chiara memulai aksinya dengan semangat, ini adalah karya pertamanya. Selama ini dia tak pernah memasak untuk orang lain. Memasak untuk diri sendiri saja hanya 3 menu itu.
Butuh waktu 1 jam membuat keranjang telur itu kosong, Chiara sudah mengubah telur itu, menjadi matang di atas tiga piring besar.
Chiara mengelap peluh di pelipisnya, ia merasa gerah. Nasi sudah matang, tapi ia ingin mandi terlebih dahulu. Ternyata memasak butuh tenaga extra. Chiara merasa pilihan bekerja di bengkel selama ini sudah benar. Lebih baik mengotak-atik mesin motor dan terkena oli, daripada berada di dapur dengan penuh asap seperti ini.
***
Rasa segar Chiara rasakan saat air menguyur wajahnya. Sayup-sayup ia mendengar orang-orang berbincang, semakin lama semakin ramai. Chiara yakin orang-orang yang tadi menjadi kuli, sudah berada di dapur untuk menyantap telur buatannya. Seulas senyum muncul dibibir Chiara, ia menatap kedua tangannya, ada kebanggaan dalam hatinya, ternyata kerja kerasnya tak sia-sia.
Di tengah suara saut menyaut berbincangan, Chiara mendengar seseorang mengeluh keras.
"Duh, telur punyaku asin."
"Punyaku juga."
Dan senyum bangga Chiara lenyap seketika.***
Tak ada lagi suara yang Chiara dengan saat ia selesai mandi. Ia keluar dan menatap sekeliling, dapur kembali sepi, seolah keramaian tadi hanya ilusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK CIRCLE
ActionHidupnya berubah saat usianya menginjak 20 tahun. Berawal dari amanah sang ibu yang memintanya untuk mengunjungi tempat asing yang belum pernah ia datangi. Tempat penuh misteri yang menuntunnya pada petualangan penuh tantangan. Tempat yang membuatny...