7. Kembali

317 28 28
                                    

Boleh menyesal karna kesalahan.
Namun selanjutnya, pikirkan apa yang harus kau lakukan.

Dark Circle, Nuncahaya

****

Aaron licik? Memang.
Meski ia tersenyum dan seolah mengalah. Ia sebenarnya punya rencana lain, tak mudah baginya menyerah. Tugasnya hanya membawa Chiara kembali ke pulau busur, hanya itu.

Gadis itu ternyata bisa bela diri, meskipun masih jauh dibandingkan kekuatan Aaron, tapi pria itu hanya menghindar, pura-pura kalah. Ia sedang memikirkan strategi memenangkan gadis ini, tanpa harus melukai.

Ia mengangkat tangan, tanda menyerah. Bohong jika ia tak tahu dimana letak pelabuhan, karena layar yang terletak ditangannya cukup canggih untuk mengetahui jalan yang telah dilalui.

Akal liciknya dimulai dari ia meminta Chiara mengantarnya ke pelabuhan, selanjutnya ia menjauh untuk menelpon Lucio atau Leo, berencana mengatakan 2 lelaki itu kecelakaan atau apalah, yang jelas Aaron perlu kerja sama dengan mereka.

Namun sayang, berkali-kali ia menghubungi, tak ada jawaban.
Jutru matanya menangkap seseorang sedang membidik Chiara dengan senapan laras panjang.
Detik itu, Aaron melesat cepat,  bagai puting beliung yang menyambar seseorang yang berdiri di tengah persawahan.

Chiara terkejut, seseorang tiba-tiba menubruknya, membawanya berguling diatas pasir. Tepat ketika terdengar suara ledakan memekakan telinga.

Chiara membenturkan kepalanya ke pasir, saat menyadari hidungnya bersentuhan dengan hidung pria yang mengukungnya. Meski hanya ujung hidung dan  itu pun hanya dalam sepersekian detik.

"Brengsek!" umpat Aaron setelah menoleh kanan-kiri, namun si penembak berhasil melarikan diri.

Ia melirik Chiara, yang melotot di bawah tubuhnya.
Pria itu bangkit berdiri, tanpa repot-repot membersihkan pasir yang menempel di jaketnya. Ia bergegas menuju pohon, mengambil sarung tangan, lalu benda kecil di saku yang lain.

Chiara ikut berdiri, gadis itu mengibas-ngibaskan bagian baju yang terkena pasir sembari melangkah mendekati Aaron.

Jantungnya berdegup, menyadari peluru yang tertancap di pohon itu, letaknya tepat sejajar dengan jantung.
Entah apa yang terjadi jika Aaron terlambat menyelamatkan, mungkin kini peluru itu sudah menancap di jantungnya.

Ia melihat dengan seksama, Aaron yang begitu telaten, mengunakan benda sebesar lidi untuk mengebor pohon, membentuk lingkaran kecil.
Lalu tangan kirinya mengadah, dan peluru itu jatuh ke tangannya yang bersarung putih.

Di amatinya peluru itu sejenak, lalu memungut ponsel di pasir. Ponsel yang terlempar sembarangan saat otaknya terfokus melindungi Chiara.

Aaron memotret peluru itu, beberapa kali, lalu memasukan ke dalam kantong plastik kecil.

Aaron menoleh pada gadis di sampingnya, yang sejak tadi mengamati pergerakannya.
Pria itu menautkan alis, lalu terukir senyum miring.

***

Aaron duduk di atas pasir, angin semerbak menerjang wajah. Menatap warna hijau dikejauhan yang tak lain adalah pulau Busur,  yang tampak kecil di matanya. Chiara ikut duduk, berjarak satu meter. Gadis itu masih begitu shock, hari ini benar-benar membingungkan sekaligus mengerikan untuknya. Tak ada kata terima kasih, karena sejak tadi gadis itu hanya bungkam memandang lautan.

"Kau tahu siapa, si penembak?" gumam Chiara, pertanyaan diotaknya akhirnya keluar juga. Ia memeluk tubuhnya sendiri, menatap kosong ke depan.

"Tidak! Tapi aku menduga, salah satu musuh kami."

DARK CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang