23. Kisah Lalu

197 24 77
                                    

Adakah yang masih menunggu cerbung tahunan ini?
Maaf semediku lama, masuk konflik utama, ternyata rada puyeng.
Thanks yang udah nunggu, selamat membaca..

_______________
Langit tampak kekuningan di sisi bagian barat. Aaron mengamati Chiara yang kian menjauh. Lalu pendangannya beralih pada empat orang musuh yang semakin dekat.

Ada lega dalam hati, karena empat orang itu tak melihat kearah perginya Chiara dan fokus melihat ke arahnya atau lebih tepatnya pada kulit kelapa yang berserakan.

"Renal, Aldi. Keluarlah!" panggil Aaron. Ia masih bersembunyi di bawah pohon sembari mengamati musuh.

Tak lama kemudian dua orang muncul dari semak-semak.
Keduanya meringis malu.

"Sejak kapan kau tahu, kita disini?" Aldi mengaruk tengkuknya.

"Lucio salah memilih mata-mata, kalian brisik sekali!"

"Itu spontanitas, karena melihat kucing dan tikus akur." sahut Renal enteng

Aaron mengabaikan gurauan mereka. Ia kembali mengintip musuh yang kian dekat.

"Ada mahkluk kurang makan, tolong diatasi. Kakiku sakit." Aaron segera merosotkan diri, duduk bersandar pohon.

"Tapi kita tidak punya makanan." jawab Aldi bingung. Sedangkan Renal segera menarik kerah bajunya, karena mengerti maksud Aaron.

Aaron menarik nafasnya sesekali melirik perkelahian sengit antara Renal, Aldi melawan anggota Naga Hitam. Ia yakin dua anak buahnya itu mampu. Namun ia tetap mengeluarkan pistol untuk berjaga-jaga.

***

"Jadi, apa yang kau tahu?"

"Aku akan bercerita setelah kita sampai kota Gauri. Atau paling tidak, setelah keluar dari sini." Regan tetap pada pendiriannya. Sejak tadi Chiara mendesak untuk segera bercerita, namun Regan selalu menolak.

Chiara menggelengkan kepala.

"Bahkan tak ada jaminan kita bisa keluar." Gadis itu menghela nafas lelah.

"Aku akan menyesal, jika kita mati diperjalanan tanpa mendapat jawaban."
Lanjut Chiara keras kepala.

"Chiara!" geram Regan menahan kekesalan.
"Kau tak percaya, aku bisa melindungimu?"

"Ya! Aku tak percaya!" Chiara menatap menantang.
"Saat ini kau terlalu banyak teka-teki, bahkan untuk menceritakan tentangku saja, kau tak bisa! Bagaimana aku bisa percaya!"

Regan menatap Chiara lekat-lekat antara kesedihan dan amarah. Ia hanya ingin yang terbaik untuk gadis itu, tapi Chiara tak juga mengerti maksud tujuannya.

Setelah menarik nafas panjang, untuk meredakan emosinya. Regan kembali bicara.
"Baiklah, cari tempat yang menurutmu aman."

"Kau dua tahun di pulau ini, kau pasti lebih tahu." Jawab Chiara ketus.

Regan mengusap wajahnya frustasi.

"Kau mengakui, aku lebih tahu, tapi kau tak percaya, jika aku bilang disini tidak ada yang aman!"

Chiara bergeming. Ia hanya menatap Regan lurus-lurus.

Gadis itu benar-benar keras kepala, pikir Regan. Akhirnya ia mengalah dan menghela nafas lelah.

***

Suara bersautan dan musik berdentum keras, tak membuat niat Chiara surut. Entah itu pilihan benar atau salah. Sepasang muda-mudi itu duduk di pojok ruangan. Asap rokok sungguh membuat sesak. Tapi ia tak punya pilihan lain.

DARK CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang